Dibebaskan dari Penjara AS, Ilmuwan 'Mata-mata' Iran Pulang ke Negaranya
loading...
A
A
A
TEHERAN - Ilmuwan Iran Cyrus Asgari pulang ke negaranya pada Rabu setelah dibebaskan dari penjara Amerika Serikat (AS) . Ilmuwan itu telah menghabiskan hampir tiga tahun didalam tahanan setelah dituduh melakukan spionase atau mata-mata.
Asgari, 59, yang telah dibebaskan oleh otoritas kehakiman AS, telah disambut kerabatnya pada saat kedatangannya di bandara internasional Teheran. Gambar-gambar kepulangannya telah disiarkan beberapa media Teheran.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan Asgari mengenakan masker wajah tetapi dalam kondisi sehat. Menurut kementerian itu, dia sempat terpapar virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 saat berada dalam tahanan AS.
"Segera setelah saya tiba di Amerika Serikat pada 21 Juni 2017, saya ditangkap oleh FBI," katanya kepada televisi pemerintah; IRIB, ketika meninggalkan bandara, seperti dikutip dari The National, Kamis (4/6/2020).
"Alasan yang diberikan atas penangkapan saya adalah tuduhan mencuri dokumen komersial. Proses hukum mengenai kasus saya memakan waktu dua setengah tahun. Akhirnya, seorang hakim federal membebaskan saya."
Pengadilan AS pada bulan November membebaskan Asgari dari tuduhan mencuri rahasia dagang pada tahun 2016 ketika dia melakukan kunjungan akademik ke Ohio dari Tehran's Sharif University of Technology.
Dia mengatakan kepada The Guardian pada bulan Maret tahun ini bahwa agen Imigrasi dan Bea Cukai AS menahannya di pusat penahanan Louisiana tanpa sanitasi dasar dan menolak untuk membiarkan dia kembali ke Iran meskipun dia sudah dibebaskan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi pada hari Selasa membantah pembebasan Asgari adalah bagian dari pertukaran tahanan."Dia bebas setelah dibebaskan," katanya, yang menambahkan bahwa kepulangannya ke Iran ditunda karena dia terinfeksi Covid-19.
"Asgari terdampar di Amerika untuk sementara waktu karena (terinfeksi oleh) virus corona dan situasi dengan penerbangan," katanya kala itu. (Baca: Jenderal Soleimani Dibunuh, AS dan Iran di Ambang Perang Besar-besaran )
Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan AFP untuk mengomentari pembebasan ilmuwan negara para Mullah tersebut.
Namun Ken Cuccinelli, Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, menyatakan di Twitter bahwa AS telah berusaha mendeportasi Asgari sejak tahun lalu tetapi telah terhenti setiap langkah oleh pemerintah Iran.
Baik Iran dan Amerika Serikat memiliki sejumlah tahanan dan kedua pihak baru-baru ini menyerukan agar tahanan kedua pihak dibebaskan di tengah pandemi Covid-19.
Iran sedang memerangi wabah paling mematikan di Timur Tengah tersebut, sedangkan AS telah melaporkan jumlah total kematian tertinggi di dunia akibat penyakit ini.
Republik Islam Iran menahan setidaknya lima orang Amerika dan AS diketahui memiliki 19 orang Iran dalam tahanan sebelum pembebasan Asgari. Data ini disusun oleh AFP berdasarkan pernyataan resmi otoritas kedua negara dan laporan media.
Ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat pada tahun 2018, setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir multinasional tentang Iran dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi negara para Mullah tersebut.
Kedua negara yang jadi musuh bebuyutan itu juga hampir dua kali terlibat perang besar-besaran dalam satu tahun terakhir.
Pada Januari, Iran menembakkan rentetan rudal ke pasukan AS yang ditempatkan di Irak, tanpa menimbulkan korban jiwa, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Qasem Soleimani, seorang jenderal top Iran.
Namun Trump menahan diri untuk tidak mengambil tindakan militer sebagai tanggapan. (Baca juga: 11 Kapal Iran Kepung Beberapa Kapal Perang AS dalam Jarak 9 Meter )
Keduanya terkadang bertukar tahanan meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.
Iran pernah menukar reporter Washington Post, Jason Rezaian pada Januari 2016 dengan tujuh orang Iran yang ditahan di AS, pada hari perjanjian nuklir mulai berlaku.
Pada bulan Desember, Iran membebaskan Xiyue Wang, seorang akademisi AS, dengan imbalan pembebasan ilmuwan Massoud Soleimani dan sejak itu Teheran menyatakan terbuka untuk pertukaran tahanan lebih lanjut.
Warga AS dan beberapa warga dengan status kewarganegaraan ganda AS-Iran yang saat ini diketahui ditahan oleh Iran antara lain veteran Angkatan Laut AS Michael R. White, Siamak Namazi bersama ayahnya Baquer, Morad Tahbaz, Gholam Reza Shahini, dan Karan Vafadari.
Sebagian besar warga Iran yang ditahan di Amerika Serikat adalah warga negara ganda yang dituduh menghindari sanksi dengan mengekspor barang ke Iran atau menggunakan sistem keuangan AS.
Asgari, 59, yang telah dibebaskan oleh otoritas kehakiman AS, telah disambut kerabatnya pada saat kedatangannya di bandara internasional Teheran. Gambar-gambar kepulangannya telah disiarkan beberapa media Teheran.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan Asgari mengenakan masker wajah tetapi dalam kondisi sehat. Menurut kementerian itu, dia sempat terpapar virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 saat berada dalam tahanan AS.
"Segera setelah saya tiba di Amerika Serikat pada 21 Juni 2017, saya ditangkap oleh FBI," katanya kepada televisi pemerintah; IRIB, ketika meninggalkan bandara, seperti dikutip dari The National, Kamis (4/6/2020).
"Alasan yang diberikan atas penangkapan saya adalah tuduhan mencuri dokumen komersial. Proses hukum mengenai kasus saya memakan waktu dua setengah tahun. Akhirnya, seorang hakim federal membebaskan saya."
Pengadilan AS pada bulan November membebaskan Asgari dari tuduhan mencuri rahasia dagang pada tahun 2016 ketika dia melakukan kunjungan akademik ke Ohio dari Tehran's Sharif University of Technology.
Dia mengatakan kepada The Guardian pada bulan Maret tahun ini bahwa agen Imigrasi dan Bea Cukai AS menahannya di pusat penahanan Louisiana tanpa sanitasi dasar dan menolak untuk membiarkan dia kembali ke Iran meskipun dia sudah dibebaskan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi pada hari Selasa membantah pembebasan Asgari adalah bagian dari pertukaran tahanan."Dia bebas setelah dibebaskan," katanya, yang menambahkan bahwa kepulangannya ke Iran ditunda karena dia terinfeksi Covid-19.
"Asgari terdampar di Amerika untuk sementara waktu karena (terinfeksi oleh) virus corona dan situasi dengan penerbangan," katanya kala itu. (Baca: Jenderal Soleimani Dibunuh, AS dan Iran di Ambang Perang Besar-besaran )
Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan AFP untuk mengomentari pembebasan ilmuwan negara para Mullah tersebut.
Namun Ken Cuccinelli, Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, menyatakan di Twitter bahwa AS telah berusaha mendeportasi Asgari sejak tahun lalu tetapi telah terhenti setiap langkah oleh pemerintah Iran.
Baik Iran dan Amerika Serikat memiliki sejumlah tahanan dan kedua pihak baru-baru ini menyerukan agar tahanan kedua pihak dibebaskan di tengah pandemi Covid-19.
Iran sedang memerangi wabah paling mematikan di Timur Tengah tersebut, sedangkan AS telah melaporkan jumlah total kematian tertinggi di dunia akibat penyakit ini.
Republik Islam Iran menahan setidaknya lima orang Amerika dan AS diketahui memiliki 19 orang Iran dalam tahanan sebelum pembebasan Asgari. Data ini disusun oleh AFP berdasarkan pernyataan resmi otoritas kedua negara dan laporan media.
Ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat pada tahun 2018, setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir multinasional tentang Iran dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi negara para Mullah tersebut.
Kedua negara yang jadi musuh bebuyutan itu juga hampir dua kali terlibat perang besar-besaran dalam satu tahun terakhir.
Pada Januari, Iran menembakkan rentetan rudal ke pasukan AS yang ditempatkan di Irak, tanpa menimbulkan korban jiwa, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Qasem Soleimani, seorang jenderal top Iran.
Namun Trump menahan diri untuk tidak mengambil tindakan militer sebagai tanggapan. (Baca juga: 11 Kapal Iran Kepung Beberapa Kapal Perang AS dalam Jarak 9 Meter )
Keduanya terkadang bertukar tahanan meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.
Iran pernah menukar reporter Washington Post, Jason Rezaian pada Januari 2016 dengan tujuh orang Iran yang ditahan di AS, pada hari perjanjian nuklir mulai berlaku.
Pada bulan Desember, Iran membebaskan Xiyue Wang, seorang akademisi AS, dengan imbalan pembebasan ilmuwan Massoud Soleimani dan sejak itu Teheran menyatakan terbuka untuk pertukaran tahanan lebih lanjut.
Warga AS dan beberapa warga dengan status kewarganegaraan ganda AS-Iran yang saat ini diketahui ditahan oleh Iran antara lain veteran Angkatan Laut AS Michael R. White, Siamak Namazi bersama ayahnya Baquer, Morad Tahbaz, Gholam Reza Shahini, dan Karan Vafadari.
Sebagian besar warga Iran yang ditahan di Amerika Serikat adalah warga negara ganda yang dituduh menghindari sanksi dengan mengekspor barang ke Iran atau menggunakan sistem keuangan AS.
(min)