Taiwan Desak China Minta Maaf atas Pembantaian Lapangan Tiananmen
loading...
A
A
A
TAIPEI - Taiwan meminta China untuk meminta maaf atas pembantaian Lapangan Tiananmen 1989 terhadap demonstran pro-demokrasi di Beijing. Sebuah seruan yang dianggap omong kosong oleh Kementerian Luar Negeri China.
Hari Kamis esok menandai 31 tahun sejak pasukan China melepaskan tembakan untuk mengakhiri kerusuhan yang dipimpin mahasiswa di dan sekitar alun-alun. Otoritas China melarang peringatan publik atas acara tersebut di daratan.
Pemerintah China tidak pernah merilis angka kematian dalam tragedi tersebut, tetapi perkiraan dari kelompok HAM dan saksi berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa ribu orang.
"China harus menilai kembali fakta sejarah tentang insiden 4 Juni dan dengan tulus meminta maaf", kata Dewan Urusan Daratan China Taiwan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (3/6/2020).
"Kami percaya bahwa mereka yang saat ini berkuasa harus memiliki keberanian untuk memperbaiki kesalahan, segera memulai reformasi dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," sambungnya.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menolak seruan Taiwan. "Pernyataan yang relevan dari pihak berwenang Taiwan benar-benar omong kosong. Mengenai gangguan politik pada akhir 1980-an, China telah menarik kesimpulan yang jelas," kata Zhao
"Prestasi besar setelah berdirinya China baru sepenuhnya menunjukkan bahwa jalur pembangunan yang dipilih oleh China baru benar-benar benar dan sejalan dengan kondisi nasional China," ujarnya.
Hari Kamis esok menandai 31 tahun sejak pasukan China melepaskan tembakan untuk mengakhiri kerusuhan yang dipimpin mahasiswa di dan sekitar alun-alun. Otoritas China melarang peringatan publik atas acara tersebut di daratan.
Pemerintah China tidak pernah merilis angka kematian dalam tragedi tersebut, tetapi perkiraan dari kelompok HAM dan saksi berkisar dari beberapa ratus hingga beberapa ribu orang.
"China harus menilai kembali fakta sejarah tentang insiden 4 Juni dan dengan tulus meminta maaf", kata Dewan Urusan Daratan China Taiwan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (3/6/2020).
"Kami percaya bahwa mereka yang saat ini berkuasa harus memiliki keberanian untuk memperbaiki kesalahan, segera memulai reformasi dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," sambungnya.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menolak seruan Taiwan. "Pernyataan yang relevan dari pihak berwenang Taiwan benar-benar omong kosong. Mengenai gangguan politik pada akhir 1980-an, China telah menarik kesimpulan yang jelas," kata Zhao
"Prestasi besar setelah berdirinya China baru sepenuhnya menunjukkan bahwa jalur pembangunan yang dipilih oleh China baru benar-benar benar dan sejalan dengan kondisi nasional China," ujarnya.
(esn)