AS Tawarkan Kompensasi bagi Korban Serangan Drone Salah Sasaran di Afghanistan
loading...
A
A
A
KABUL - Pentagon telah menawarkan pembayaran belasungkawa yang tidak ditentukan kepada keluarga 10 warga sipil Afghanistan yang tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS). Serangan salah sasaran ini terjadi pada Agustus selama hari-hari terakhir sebelum pasukan Amerika menarik diri dari negara itu.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Departemen Pertahanan AS menyatakan telah membuat komitmen, termasuk menawarkan “pembayaran belasungkawa”, selain bekerja dengan Departemen Luar Negeri AS untuk mendukung anggota keluarga yang tertarik untuk relokasi ke Amerika Serikat.
“Colin Kahl, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk kebijakan, mengadakan pertemuan virtual dengan Steven Kwon, pendiri dan presiden Nutrition & Education International, organisasi bantuan yang mempekerjakan Zemari Ahmadi, yang tewas dalam serangan drone 29 Agustus,” ujar Sekretaris Pers Pentagon, John Kirby, Jumat (15/10/2021) malam.
Menurut Kirby, Ahmadi dan korban lainnya yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak itu adalah korban tak bersalah yang tidak bersalah dan tidak berafiliasi dengan Negara Islam di Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K) atau ancaman terhadap pasukan AS.
Pentagon telah mengatakan sebelumnya bahwa serangan 29 Agustus itu menargetkan seorang pembom bunuh diri ISKP, yang merupakan ancaman bagi pasukan pimpinan AS di bandara Kabul, saat mereka menyelesaikan tahap terakhir penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Namun, laporan segera muncul bahwa serangan di lingkungan barat Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul telah menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak. Video dari tempat kejadian menunjukkan puing-puing mobil berserakan di sekitar halaman sebuah gedung. Pentagon kemudian mengatakan serangan itu adalah "kesalahan tragis".
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin telah meminta maaf atas serangan salah sasaran itu. Namun, keponakan Ahmadi yang berusia 22 tahun, Farshad Haidari, mengatakan itu tidak cukup. “Mereka harus datang ke sini dan meminta maaf kepada kami secara langsung,” katanya.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Departemen Pertahanan AS menyatakan telah membuat komitmen, termasuk menawarkan “pembayaran belasungkawa”, selain bekerja dengan Departemen Luar Negeri AS untuk mendukung anggota keluarga yang tertarik untuk relokasi ke Amerika Serikat.
“Colin Kahl, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk kebijakan, mengadakan pertemuan virtual dengan Steven Kwon, pendiri dan presiden Nutrition & Education International, organisasi bantuan yang mempekerjakan Zemari Ahmadi, yang tewas dalam serangan drone 29 Agustus,” ujar Sekretaris Pers Pentagon, John Kirby, Jumat (15/10/2021) malam.
Menurut Kirby, Ahmadi dan korban lainnya yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak itu adalah korban tak bersalah yang tidak bersalah dan tidak berafiliasi dengan Negara Islam di Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K) atau ancaman terhadap pasukan AS.
Pentagon telah mengatakan sebelumnya bahwa serangan 29 Agustus itu menargetkan seorang pembom bunuh diri ISKP, yang merupakan ancaman bagi pasukan pimpinan AS di bandara Kabul, saat mereka menyelesaikan tahap terakhir penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Namun, laporan segera muncul bahwa serangan di lingkungan barat Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul telah menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak. Video dari tempat kejadian menunjukkan puing-puing mobil berserakan di sekitar halaman sebuah gedung. Pentagon kemudian mengatakan serangan itu adalah "kesalahan tragis".
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin telah meminta maaf atas serangan salah sasaran itu. Namun, keponakan Ahmadi yang berusia 22 tahun, Farshad Haidari, mengatakan itu tidak cukup. “Mereka harus datang ke sini dan meminta maaf kepada kami secara langsung,” katanya.
(esn)