Gelar Pertemuan Bahas Uji Coba Rudal, Korut Kirim Peringatan ke DK PBB
loading...
A
A
A
SEOUL - Awal pekan ini, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) menyuarakan keprihatinannya tentang peluncuran uji coba rudal terbaru Korea Utara (Korut). Ketiganya berjanji untuk mengatasi masalah tersebut di Dewan Keamanan (DK) PBB .
DK PBB kemudian mengadakan pertemuan secara tertutup menyusul permintaan dari AS dan negara lain atas peluncuran rudal oleh Pyongyang.
Korut pun bereaksi, memperingatkan DK PBB tentang konsekuensi jika terus bergantung pada "pendekatan ala perampok" AS.
Direktur Departemen Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri Korut Jo Chul-su percaya, pertemuan itu adalah kebodohan yang nyata dan pelanggaran batas terhadap kedaulatan negara yang disengaja dan provokasi.
Pyongyang juga percaya DK PBB menerapkan standar ganda mengenai kegiatan militer di antara negara-negara anggota PBB seperti dilaporkan kantor berita Korut, KCNA, yang dikutip Sputnik, Minggu (3/10/2021).
Pada 1 Oktober, Korut mengumumkan telah melakukan uji coba rudal anti-pesawat yang baru dikembangkan. Menyusul laporan tersebut, pejabat senior pertahanan dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) mengadakan panggilan telepon guna membahas masalah tersebut.
Duta Besar Korut untuk PBB Kim Song sebelumnya mengatakan di Majelis Umum PBB ke-76 di New York bahwa negaranya diizinkan untuk mempertahankan diri dan menguji senjata untuk melawan agresi eksternal, tetapi Korut tidak akan membahayakan tetangganya dan Amerika Serikat.
Utusan Korut itu mencatat bahwa Pyongyang siap untuk berdialog jika AS menghentikan kebijakan "bermusuhan" dan menghentikan latihan militer di Semenanjung Korea.
Selama sebulan terakhir, Pyongyang telah menguji coba beberapa rudal, termasuk rudal hipersonik Hwasong-8 dan rudal anti-pesawat yang baru dikembangkan. Tindakan ini dikritik keras oleh Barat, dengan Washington berulang kali menyalahkan Pyongyang karena mengacaukan kawasan itu.
DK PBB kemudian mengadakan pertemuan secara tertutup menyusul permintaan dari AS dan negara lain atas peluncuran rudal oleh Pyongyang.
Korut pun bereaksi, memperingatkan DK PBB tentang konsekuensi jika terus bergantung pada "pendekatan ala perampok" AS.
Direktur Departemen Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri Korut Jo Chul-su percaya, pertemuan itu adalah kebodohan yang nyata dan pelanggaran batas terhadap kedaulatan negara yang disengaja dan provokasi.
Pyongyang juga percaya DK PBB menerapkan standar ganda mengenai kegiatan militer di antara negara-negara anggota PBB seperti dilaporkan kantor berita Korut, KCNA, yang dikutip Sputnik, Minggu (3/10/2021).
Pada 1 Oktober, Korut mengumumkan telah melakukan uji coba rudal anti-pesawat yang baru dikembangkan. Menyusul laporan tersebut, pejabat senior pertahanan dari Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) mengadakan panggilan telepon guna membahas masalah tersebut.
Duta Besar Korut untuk PBB Kim Song sebelumnya mengatakan di Majelis Umum PBB ke-76 di New York bahwa negaranya diizinkan untuk mempertahankan diri dan menguji senjata untuk melawan agresi eksternal, tetapi Korut tidak akan membahayakan tetangganya dan Amerika Serikat.
Utusan Korut itu mencatat bahwa Pyongyang siap untuk berdialog jika AS menghentikan kebijakan "bermusuhan" dan menghentikan latihan militer di Semenanjung Korea.
Selama sebulan terakhir, Pyongyang telah menguji coba beberapa rudal, termasuk rudal hipersonik Hwasong-8 dan rudal anti-pesawat yang baru dikembangkan. Tindakan ini dikritik keras oleh Barat, dengan Washington berulang kali menyalahkan Pyongyang karena mengacaukan kawasan itu.
(ian)