Lebih Kurus dan Energik, Kim Jong-un Curi Perhatian di Parade Militer
loading...
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) telah menggelar parade yang menampilkan barisan anjing militer dan pekerja penangkal virus dalam setelan hazmat oranye.
Meski demikian, Pemimpin Korut Kim Jong-un masih berhasil merebut sorotan dengan terlihat lebih kurus dan lebih energik daripada yang dia tampilkan selama bertahun-tahun lalu.
Selama acara Rabu malam (8/9), Kim mengenakan setelan berwarna krem dan dasi putih mengkilap, muncul saat jam menunjukkan tengah malam.
Dia berseri-seri sebagai tanggapan atas tepuk tangan meriah dari para penampil dan penonton yang memenuhi Lapangan Kim Il Sung yang diterangi cahaya terang. Lapangan itu dinamai menurut nama kakeknya, pendiri negara itu.
Kim tersenyum lebar, melambai ke kerumunan dan mencium anak-anak yang memberinya bunga sebelum mengambil tempatnya di balkon untuk mengamati pawai.
Dia tertawa terbahak-bahak dan memberi tepuk tangan kepada para peserta pawai sepanjang acara, sambil mengadakan obrolan ringan dengan para pejabat senior.
Itu adalah perubahan besar dari tahun 2018, ketika cuplikan televisi menunjukkan dia berjuang mengatur napas saat menemani Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dalam perjalanan singkat ke Gunung Paektu Korea Utara selama periode kedekatan diplomatik.
Moon, yang tiga dekade lebih tua dari Kim, sama sekali tidak terlihat terganggu oleh perjalanan itu.
"Wajahnya jelas lebih kurus dan dia bergerak jauh lebih bersemangat," papar Park Won-gon, profesor studi Korea Utara di Universitas Ewha Womans Seoul.
Penurunan berat badan Kim menjadi nyata pada Juni, ketika dia membuat penampilan publik pertamanya dalam beberapa pekan untuk mengadakan pertemuan partai berkuasa.
Beberapa pengamat Korea Utara kemudian mengatakan Kim, yang tingginya sekitar 170 sentimeter dan sebelumnya memiliki berat 140 kilogram, mungkin telah kehilangan 10-20 kilogram.
Sebagian besar ahli mengatakan penurunan berat badan Kim lebih mungkin merupakan hasil dari upaya memperbaiki bentuk tubuhnya daripada indikator masalah kesehatan, mengingat aktivitas publiknya yang rutin. Mungkin penurunan berat badan itu juga memiliki tujuan politik.
Kim mungkin menghadapi momen terberatnya saat mendekati satu dekade pemerintahan, dengan Korea Utara bergulat dengan sanksi ekonomi yang dipimpin AS atas senjata nuklirnya, penutupan perbatasan akibat pandemi yang menyebabkan tekanan lebih lanjut pada ekonominya yang rusak, dan kekurangan pangan yang diperburuk oleh banjir di musim panas baru-baru ini.
“Menjadi penting bagi Kim membangun citra sebagai pemimpin muda dan kuat yang dapat menavigasi negara keluar dari masalah,” papar pengamat Park.
Upaya pembuatan citra tersebut selaras dengan parade militer terbaru, yang memamerkan unit pertahanan sipil yang terlibat dalam upaya membangun kembali ekonomi dan masyarakat yang hancur akibat banjir serta menekankan pesan domestik untuk persatuan.
Yang Moo-jin, profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, mengatakan Kim dengan penurunan berat badan dan sikap ceria di parade, kemungkinan mencoba memproyeksikan citra "negarawan normal" yang terlibat dengan publik.
“Dia juga seorang suami dan ayah dari tiga anak yang mendekati usia 40-an, jadi tidak aneh jika dia peduli dengan kesehatannya,” papar Yang.
Kesehatan Kim adalah fokus perhatian luar yang tajam karena pemimpin berusia 37 tahun itu belum secara terbuka menunjuk seorang penerus yang akan mengendalikan persenjataan nuklir Korea Utara yang semakin maju yang menargetkan saingan Asia dan tanah Amerika Serikat.
Dia telah dikenal sebagai peminum berat alkohol dan merokok serta berasal dari keluarga dengan riwayat masalah jantung.
Ayah dan kakeknya, yang memerintah Korea Utara sebelum dia, keduanya meninggal karena masalah jantung.
“Mengingat sistem politik Korea Utara, di mana pemimpin tertinggi memutuskan segalanya, kesehatan Kim adalah masalah keamanan yang sangat penting,” papar Park.
“Kemungkinan ada kekhawatiran internal bahwa dia kelebihan berat badan, dan penting bagi Kim mengurangi kekhawatiran itu dan menampilkan dirinya sebagai pemimpin muda dan sehat yang mampu melakukan banyak hal,” tutur dia.
Meski demikian, Pemimpin Korut Kim Jong-un masih berhasil merebut sorotan dengan terlihat lebih kurus dan lebih energik daripada yang dia tampilkan selama bertahun-tahun lalu.
Selama acara Rabu malam (8/9), Kim mengenakan setelan berwarna krem dan dasi putih mengkilap, muncul saat jam menunjukkan tengah malam.
Dia berseri-seri sebagai tanggapan atas tepuk tangan meriah dari para penampil dan penonton yang memenuhi Lapangan Kim Il Sung yang diterangi cahaya terang. Lapangan itu dinamai menurut nama kakeknya, pendiri negara itu.
Kim tersenyum lebar, melambai ke kerumunan dan mencium anak-anak yang memberinya bunga sebelum mengambil tempatnya di balkon untuk mengamati pawai.
Dia tertawa terbahak-bahak dan memberi tepuk tangan kepada para peserta pawai sepanjang acara, sambil mengadakan obrolan ringan dengan para pejabat senior.
Itu adalah perubahan besar dari tahun 2018, ketika cuplikan televisi menunjukkan dia berjuang mengatur napas saat menemani Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in dalam perjalanan singkat ke Gunung Paektu Korea Utara selama periode kedekatan diplomatik.
Moon, yang tiga dekade lebih tua dari Kim, sama sekali tidak terlihat terganggu oleh perjalanan itu.
"Wajahnya jelas lebih kurus dan dia bergerak jauh lebih bersemangat," papar Park Won-gon, profesor studi Korea Utara di Universitas Ewha Womans Seoul.
Penurunan berat badan Kim menjadi nyata pada Juni, ketika dia membuat penampilan publik pertamanya dalam beberapa pekan untuk mengadakan pertemuan partai berkuasa.
Beberapa pengamat Korea Utara kemudian mengatakan Kim, yang tingginya sekitar 170 sentimeter dan sebelumnya memiliki berat 140 kilogram, mungkin telah kehilangan 10-20 kilogram.
Sebagian besar ahli mengatakan penurunan berat badan Kim lebih mungkin merupakan hasil dari upaya memperbaiki bentuk tubuhnya daripada indikator masalah kesehatan, mengingat aktivitas publiknya yang rutin. Mungkin penurunan berat badan itu juga memiliki tujuan politik.
Kim mungkin menghadapi momen terberatnya saat mendekati satu dekade pemerintahan, dengan Korea Utara bergulat dengan sanksi ekonomi yang dipimpin AS atas senjata nuklirnya, penutupan perbatasan akibat pandemi yang menyebabkan tekanan lebih lanjut pada ekonominya yang rusak, dan kekurangan pangan yang diperburuk oleh banjir di musim panas baru-baru ini.
“Menjadi penting bagi Kim membangun citra sebagai pemimpin muda dan kuat yang dapat menavigasi negara keluar dari masalah,” papar pengamat Park.
Upaya pembuatan citra tersebut selaras dengan parade militer terbaru, yang memamerkan unit pertahanan sipil yang terlibat dalam upaya membangun kembali ekonomi dan masyarakat yang hancur akibat banjir serta menekankan pesan domestik untuk persatuan.
Yang Moo-jin, profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, mengatakan Kim dengan penurunan berat badan dan sikap ceria di parade, kemungkinan mencoba memproyeksikan citra "negarawan normal" yang terlibat dengan publik.
“Dia juga seorang suami dan ayah dari tiga anak yang mendekati usia 40-an, jadi tidak aneh jika dia peduli dengan kesehatannya,” papar Yang.
Kesehatan Kim adalah fokus perhatian luar yang tajam karena pemimpin berusia 37 tahun itu belum secara terbuka menunjuk seorang penerus yang akan mengendalikan persenjataan nuklir Korea Utara yang semakin maju yang menargetkan saingan Asia dan tanah Amerika Serikat.
Dia telah dikenal sebagai peminum berat alkohol dan merokok serta berasal dari keluarga dengan riwayat masalah jantung.
Ayah dan kakeknya, yang memerintah Korea Utara sebelum dia, keduanya meninggal karena masalah jantung.
“Mengingat sistem politik Korea Utara, di mana pemimpin tertinggi memutuskan segalanya, kesehatan Kim adalah masalah keamanan yang sangat penting,” papar Park.
“Kemungkinan ada kekhawatiran internal bahwa dia kelebihan berat badan, dan penting bagi Kim mengurangi kekhawatiran itu dan menampilkan dirinya sebagai pemimpin muda dan sehat yang mampu melakukan banyak hal,” tutur dia.
(sya)