Hengkang dari Afghanistan, AS Ancam Sanksi Taliban
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menarik total pasukannya dari Afghanistan. Kini, Washington mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Taliban , sang penguasa baru Afghanistan.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan penerapan sanksi akan tergantung pada perilaku kelompok tersebut.
"Itu tergantung pada apa perilaku mereka. Presiden (Joe Biden) dengan jelas menguraikan bahwa kita akan menonton, seperti dunia, apa yang dilakukan Taliban," kata Psaki dalam konferensi pers hari Selasa waktu Washington, yang dilansir Bloomberg pada Rabu (1/9/2021).
Psaki mengatakan AS akan secara khusus mengawasi untuk mengizinkan warga negara Amerika, Afghanistan dan mitra AS untuk meninggalkan Afghanistan, dan bagaimana Taliban beroperasi ketika berkaitan dengan perlakuan terhadap perempuan dan hak asasi manusia.
“Ada banyak pengaruh ekonomi, sanksi yang sudah ada, yang kita dan komunitas global miliki. Kami akan menilai selama beberapa hari, minggu, dan bulan mendatang," imbuh Psaki.
Salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan Taliban adalah krisis uang tunai di negara itu.
Taliban kekurangan akses ke miliaran dollar dari bank sentral mereka dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang akan membuat negara itu tetap berjalan selama pergolakan yang bergejolak. Dana tersebut sebagian besar dikendalikan oleh AS dan lembaga internasional.
Kelompok yang menguasai Afghanistan pada 15 Agustus saat ini tidak memiliki struktur institusional untuk menerima uang itu— sebuah tanda tantangan yang mungkin dihadapinya ketika mencoba untuk mengatur ekonomi yang telah mengalami urbanisasi dan meningkat tiga kali lipat sejak mereka terakhir berkuasa di negara itu dua dekade lalu.
Kekurangan tersebut dapat menyebabkan krisis ekonomi yang hanya akan memicu krisis kemanusiaan yang lebih dalam bagi sekitar 36 juta warga Afghanistan yang diperkirakan akan tinggal di negara itu.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan penerapan sanksi akan tergantung pada perilaku kelompok tersebut.
"Itu tergantung pada apa perilaku mereka. Presiden (Joe Biden) dengan jelas menguraikan bahwa kita akan menonton, seperti dunia, apa yang dilakukan Taliban," kata Psaki dalam konferensi pers hari Selasa waktu Washington, yang dilansir Bloomberg pada Rabu (1/9/2021).
Psaki mengatakan AS akan secara khusus mengawasi untuk mengizinkan warga negara Amerika, Afghanistan dan mitra AS untuk meninggalkan Afghanistan, dan bagaimana Taliban beroperasi ketika berkaitan dengan perlakuan terhadap perempuan dan hak asasi manusia.
“Ada banyak pengaruh ekonomi, sanksi yang sudah ada, yang kita dan komunitas global miliki. Kami akan menilai selama beberapa hari, minggu, dan bulan mendatang," imbuh Psaki.
Salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan Taliban adalah krisis uang tunai di negara itu.
Taliban kekurangan akses ke miliaran dollar dari bank sentral mereka dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang akan membuat negara itu tetap berjalan selama pergolakan yang bergejolak. Dana tersebut sebagian besar dikendalikan oleh AS dan lembaga internasional.
Kelompok yang menguasai Afghanistan pada 15 Agustus saat ini tidak memiliki struktur institusional untuk menerima uang itu— sebuah tanda tantangan yang mungkin dihadapinya ketika mencoba untuk mengatur ekonomi yang telah mengalami urbanisasi dan meningkat tiga kali lipat sejak mereka terakhir berkuasa di negara itu dua dekade lalu.
Kekurangan tersebut dapat menyebabkan krisis ekonomi yang hanya akan memicu krisis kemanusiaan yang lebih dalam bagi sekitar 36 juta warga Afghanistan yang diperkirakan akan tinggal di negara itu.
(min)