Bom Hiroshima Sudah 76 Tahun Berlalu Tanpa Ada Kata Maaf dari AS

Jum'at, 06 Agustus 2021 - 12:44 WIB
loading...
Bom Hiroshima Sudah...
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga meletakkan karangan bunga di cenotaph untuk para korban pada peringatan 76 tahun bom atom pertama di dunia di Hiroshima, Jepang, 6 Agustus 2021. Foto/Kyodo/via REUTERS
A A A
HIROSHIMA - Hiroshima , Jepang, pada hari Jumat (6/8/2021) menandai peringatan 76 tahun pemboman atom oleh Amerika Serikat (AS). Itu adalah kota pertama di dunia yang dijatuhi bom nuklir dan sampai sekarang tak ada permintaan maaf secara resmi oleh Washington.

Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui, dalam upacara peringatan tahunan, mendesak para pemimpin dunia untuk beralih dari pencegahan nuklir ke dialog pembangunan kepercayaan. Dia meminta para pemimpin dunia mendukung perjanjian PBB untuk melarang senjata nuklir yang mulai berlaku Januari tahun ini.



Setelah mengheningkan cipta pada pukul 08.15, tepatnya waktu pemboman pada 6 Agustus 1945, wali kota juga menyoroti pentingnya menggabungkan upaya individu, terutama di kalangan pemuda, untuk mendorong negara-negara bersenjata nuklir agar mengubah kebijakannya.

"Jalan menuju penghapusan [senjata nuklir] tidak akan mulus, tetapi secercah harapan bersinar dari orang-orang muda yang sekarang mengambil pencarian hibakusha," katanya, mengacu pada para penyintas bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, yang jumlahnya telah menurun dengan cepat karena ke usia tua mereka.

Matsui menekankan bahwa kotanya tidak akan pernah berhenti melestarikan fakta-fakta bencana dan akan terus mempromosikan budaya perdamaian di seluruh dunia.

"Senjata nuklir adalah kekerasan manusia yang paling utama. Jika masyarakat sipil memutuskan untuk hidup tanpanya, pintu menuju dunia bebas senjata nuklir akan terbuka lebar," katanya.

Dalam pidatonya di acara tersebut, Perdana Menteri Yoshihide Suga menekankan perlunya "inisiatif realistis" menuju perlucutan senjata nuklir di tengah lingkungan keamanan yang parah dan melebarnya perbedaan antara posisi negara.

Pada Olimpiade Tokyo yang sedang berlangsung, para atlet dan ofisial tidak diminta untuk mengheningkan cipta meskipun ada permintaan dari Pemerintah Kota Hiroshima dan kelompok lain agar mereka berpartisipasi "dalam semangat".

Permintaan itu dilakukan setelah Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach mengunjungi Hiroshima pada 16 Juli, seminggu sebelum pembukaan Olimpiade. Dalam kunjungannya, Bach menyerukan solidaritas global dalam membangun masa depan yang lebih damai.

Adapun perjanjian PBB untuk melarang senjata nuklir, yang saat ini memiliki 86 negara penandatangan, Matsui meminta pemerintah Jepang untuk menandatangani dan meratifikasinya untuk melakukan "mediasi produktif" antara negara-negara yang memiliki senjata nuklir dan non-nuklir.

Jepang telah menolak untuk berpartisipasi dalam Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir bersama dengan negara-negara senjata nuklir dunia karena berada di bawah payung nuklir AS.

Suga, yang menghadiri upacara untuk pertama kalinya sebagai perdana menteri, tidak merujuk pada perjanjian baru dalam pidatonya tetapi mengatakan pemerintah akan terus berusaha untuk membuat konferensi tinjauan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir berikutnya bermanfaat dengan menemukan titik temu antar-negara.

Suga secara tidak sengaja melewatkan bagian dari pidatonya, dan kemudian meminta maaf atas kesalahan tersebut.

"Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk meminta maaf karena melewatkan beberapa bagian pidato saya pada upacara tersebut," kata perdana menteri pada konferensi pers yang diadakan setelah upacara, seperti dikutip Japan Times.

Bagian yang dilewati termasuk referensi ke Jepang sebagai satu-satunya negara yang menderita bom atom dan misinya untuk mencapai dunia yang bebas dari senjata nuklir.

Dia melewatkan satu halaman, dan kesalahan itu diketahui ketika penyiar publik NHK berhenti menampilkan subtitle selama pidatonya pada upacara peringatan Bom Hiroshima.



Dalam sebuah pesan video, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang memutuskan untuk sekali lagi tidak menghadiri upacara karena pandemi, mengatakan, "Satu-satunya jaminan terhadap penggunaan senjata nuklir adalah penghapusan total mereka."

Jumlah tamu dengan kursi dibatasi sekitar 880, kurang dari 10% dari tahun-tahun biasanya.

Kota itu mengatakan para pejabat dari 86 negara dan Uni Eropa akan menghadiri upacara tersebut.

Sebuah bom atom inti uranium yang dijuluki "Little Boy", dijatuhkan oleh sebuah pesawat AS, meledak di atas kota pada pukul 08.15 pada 6 Agustus 1945, menewaskan sekitar 140.000 orang pada akhir tahun itu.

Bom atom kedua yang dijuluki "Fat Man" dijatuhkan di Nagasaki pada 9 Agustus dengan korban tewas sekitar 70.000 orang, dan Jepang menyerah enam hari kemudian, menandai berakhirnya Perang Dunia II.

Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, jumlah gabungan korban yang selamat dari dua bom atom mencapai 127.755 pada Maret, turun sekitar 8.900 dari tahun sebelumnya.

Pemboman atom di Hirsohima dan Nagasaki juga menjadi bagian dari sejarah Indonesia karena peristiwa itu membuka jalan bagi Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaannya. Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1793 seconds (0.1#10.140)