China Evakuasi Ratusan Warganya dari Afghanistan
loading...
A
A
A
BEIJING - Media pemerintah China melaporkan Beijing mengirim penerbangan untuk membawa pulang 210 warganya dari Afghanistan . Itu dilakukan ketika militer Amerika Serikat (AS) bersiap untuk meninggalkan negara itu dan situasi keamanan semakin meningkat.
Surat kabar Global Times yang diterbitkan oleh Partai Komunis China yang berkuasa mengatakan penerbangan Xiamen Airlines berangkat 2 Juli dari Ibu Kota Kabul dan mendarat di provinsi tengah Hubei. Pihak maskapai mengkonfirmasi laporan itu dalam sebuah posting di akun Weibo, sebuah platform media sosial yang mirip Twitter, tetapi tidak memberikan rincian tambahan.
The Global Times dan laporan lainnya mengatakan 22 dari mereka di dalam pesawat dinyatakan positif COVID-19, meskipun angka-angka itu tidak muncul dalam laporan harian Komisi Kesehatan Nasional tentang kasus-kasus baru seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (9/7/2021).
Perusahaan-perusahaan China telah berinvestasi di pertambangan dan infrastruktur Afghanistan, tetapi aset-aset itu tampaknya semakin terancam karena Taliban merebut sejumlah besar wilayah, yang mungkin menempatkan Kabul dalam bahaya.
Presiden AS Joe Biden mengatakan misi militer negara itu di Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus. Ia mengatakan kecepatan adalah keselamatan ketika AS berusaha untuk mengakhiri perang yang berlangsung hampir 20 tahun.
“Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa,” kata Biden dalam pidatonya untuk memperbarui upaya berkelanjutan pemerintahannya untuk meredakan perang AS.
“Para pemimpin Afghanistan harus bersatu dan bergerak menuju masa depan,” imbuhnya.
Surat kabar Global Times yang diterbitkan oleh Partai Komunis China yang berkuasa mengatakan penerbangan Xiamen Airlines berangkat 2 Juli dari Ibu Kota Kabul dan mendarat di provinsi tengah Hubei. Pihak maskapai mengkonfirmasi laporan itu dalam sebuah posting di akun Weibo, sebuah platform media sosial yang mirip Twitter, tetapi tidak memberikan rincian tambahan.
The Global Times dan laporan lainnya mengatakan 22 dari mereka di dalam pesawat dinyatakan positif COVID-19, meskipun angka-angka itu tidak muncul dalam laporan harian Komisi Kesehatan Nasional tentang kasus-kasus baru seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (9/7/2021).
Perusahaan-perusahaan China telah berinvestasi di pertambangan dan infrastruktur Afghanistan, tetapi aset-aset itu tampaknya semakin terancam karena Taliban merebut sejumlah besar wilayah, yang mungkin menempatkan Kabul dalam bahaya.
Presiden AS Joe Biden mengatakan misi militer negara itu di Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus. Ia mengatakan kecepatan adalah keselamatan ketika AS berusaha untuk mengakhiri perang yang berlangsung hampir 20 tahun.
“Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa,” kata Biden dalam pidatonya untuk memperbarui upaya berkelanjutan pemerintahannya untuk meredakan perang AS.
“Para pemimpin Afghanistan harus bersatu dan bergerak menuju masa depan,” imbuhnya.
(ian)