Pompeo: Di Tengah Idul Fitri dan Pandemi, Uighur dan Rohingnya Masih Alami Penindasan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan di tengah perayaan Idul Fitri, yang terjadi pada masa pandemi Covid-19, masih ada komunitas Muslim yang mengalami penindasan. Dia mencotohkan komunitas Muslim Uighur di China dan Rohingnya di Myanmar, yang masih terus mengalami penindasan sampai saat ini.
Pompeo, dalam pesan Idul Fitrinya, mengatakan selama sebulan terakhir, umat Muslim di AS dan negara lainnya menjalankan puasa, yang menitikberatkan pada refleksi spiritual, komunitas dan nilai-nilai rasa syukur, kasih sayang, kedermawanan, juga adaptasi cara beribadah dan menjalankan Ramadan di dunia yang berubah akibat pandemi global.
"Ramadan dan Idul Fitri mengingatkan kita akan pentingnya komunitas, memberikan pelayanan, serta perlindungan terhadap kebebasan yang mendasar seperti beragama atau berkeyakinan, terutama di saat krisis seperti ini," ucap Pompeo, dalam siaran pers yang diterima Sindonews pada Selasa (26/5/2020).
"Di tengah pandemi global, komunitas-komunitas Muslim seperti Uighur, Rohingya, dan lainnya menghadapi tantangan berat untuk dapat mempraktikkan kepercayaan mereka bahkan mereka dihadapkan pada ancaman-ancaman yang lebih besar lagi, termasuk dijadikan kambing hitam, dianiaya, dan ditahan," sambungnya.
Dia kemudian mengucapkan terima kasih kepada organisasi-organisasi bantuan swasta Islam, baik di Amerika maupun di seluruh dunia, atas pekerjaan heroik mereka yang telah menyelamatkan banyak nyawa.
"Kami bergabung bersama komunitas Muslim untuk berdiri dalam solidaritas dengan mereka yang tertindas, apa pun kepercayaan atau tafsir mereka, serta menyerukan kepada semua pemerintah untuk melindungi kebebasan beragama bagi semua," tukasnya.
Pompeo, dalam pesan Idul Fitrinya, mengatakan selama sebulan terakhir, umat Muslim di AS dan negara lainnya menjalankan puasa, yang menitikberatkan pada refleksi spiritual, komunitas dan nilai-nilai rasa syukur, kasih sayang, kedermawanan, juga adaptasi cara beribadah dan menjalankan Ramadan di dunia yang berubah akibat pandemi global.
"Ramadan dan Idul Fitri mengingatkan kita akan pentingnya komunitas, memberikan pelayanan, serta perlindungan terhadap kebebasan yang mendasar seperti beragama atau berkeyakinan, terutama di saat krisis seperti ini," ucap Pompeo, dalam siaran pers yang diterima Sindonews pada Selasa (26/5/2020).
"Di tengah pandemi global, komunitas-komunitas Muslim seperti Uighur, Rohingya, dan lainnya menghadapi tantangan berat untuk dapat mempraktikkan kepercayaan mereka bahkan mereka dihadapkan pada ancaman-ancaman yang lebih besar lagi, termasuk dijadikan kambing hitam, dianiaya, dan ditahan," sambungnya.
Dia kemudian mengucapkan terima kasih kepada organisasi-organisasi bantuan swasta Islam, baik di Amerika maupun di seluruh dunia, atas pekerjaan heroik mereka yang telah menyelamatkan banyak nyawa.
"Kami bergabung bersama komunitas Muslim untuk berdiri dalam solidaritas dengan mereka yang tertindas, apa pun kepercayaan atau tafsir mereka, serta menyerukan kepada semua pemerintah untuk melindungi kebebasan beragama bagi semua," tukasnya.
(esn)