Aduh, Salah Kursi! Netanyahu Duduk di Kursi Perdana Menteri setelah Kalah Voting

Selasa, 15 Juni 2021 - 06:07 WIB
loading...
A A A
Pemerintah baru didukung oleh 60 dari 120 anggota Parlemen, sementara 59 memilih menentang pembentukan pemerintah baru.

Satu-satunya anggota parlemen yang abstain adalah Said al-Harumi, dari partai United Arab List yang pro-Palestina.

Sementara itu, kelompok-kelompok di Palestina tidak banyak berharap perubahan dalam pemerintahan baru Israel.

Mereka mengatakan Perdana Menteri (PM) baru Israel Naftali Bennett kemungkinan akan menerapkan agenda sayap kanan yang sama seperti pendahulunya, Benjamin Netanyahu.

Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut pemungutan suara parlemen Israel pada Minggu sebagai "urusan internal Israel".

Adapun kelompok-kelompok di daerah Jalur Gaza berjanji terus memperjuangkan hak-hak Palestina. Gaza telah berada di bawah blokade udara, darat dan laut Israel sejak 2007.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Palestina mengeluarkan pernyataan yang mengatakan "tidak akurat" untuk menyebut pemerintah koalisi Bennett sebagai "pemerintah perubahan" kecuali ada perubahan signifikan dalam posisinya pada hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pembentukan negara merdeka yakni negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Bennett, yang memimpin partai ultra-nasionalis Yamina, menggambarkan dirinya sebagai “lebih sayap kanan” daripada Netanyahu.

Bennett mengatakan pembentukan negara Palestina akan menjadi “bunuh diri” bagi Israel. Dia juga menyerukan pencaplokan sebagian besar Tepi Barat yang diduduki Israel.

Sebagai perdana menteri, jutawan mantan pengusaha teknologi tinggi itu memimpin koalisi dari sayap kanan, kiri dan tengah politik.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)