NATO Akui Hubungan dengan Rusia Berada di Titik Terendah Sejak Perang Dingin
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Hubungan NATO dengan Rusia berada pada titik terendah sejak akhir Perang Dingin. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyebut hal ini disebabkan oleh tindakan bermusuhan Moskow.
“Ini karena tindakan agresif Rusia. Saya yakin bahwa para pemimpin NATO akan mengkonfirmasi pendekatan jalur ganda kami ke Rusia, pertahanan yang kuat dikombinasikan dengan dialog," ucapnya.
Pada saat yang sama, Stoltenberg mencatat bahwa NATO berusaha untuk berdialog dengan Moskow, sebuah fakta, katanya, bukanlah tanda kelemahan.
“Dialog sebenarnya adalah tanda kekuatan selama kita bersatu, selama kita kuat, maka kita bisa berbicara dengan Rusia”, ujarnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (14/6/2021).
Pernyataan Stoltenberg muncul setelah Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Joe Biden ingin mengadakan diskusi tertutup dengan para pemimpin NATO tentang pertemuannya yang akan datang dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Mereka berdua mendengar dari dia tentang niatnya sehubungan dengan KTT, dan dia juga mendengar dari mereka, sehingga dia akan pergi ke Jenewa dengan dukungan penuh dan solidaritas dari semua Sekutu NATO kami," ujarnya.
Biden dan Putin dijadwalkan bertemu di Jenewa, Swiss pada pertengahan pekan ini. Keduanya diketahui tidak akan menggelar konferensi pers bersama, pasca pertemuan tersebut.
Menurut Biden, alasan dia menggelar konferensi pers secara terpisah dengan Putin, adalah untuk menghindari insiden Helsinki, saat pemimpin Rusia itu menggelar konferensi pers dengan Donald Trump. Saat itu, Putin melemparkan serangan kepada AS, khususnya intelijennya, yangdiamini oleh Trump.
“Ini karena tindakan agresif Rusia. Saya yakin bahwa para pemimpin NATO akan mengkonfirmasi pendekatan jalur ganda kami ke Rusia, pertahanan yang kuat dikombinasikan dengan dialog," ucapnya.
Pada saat yang sama, Stoltenberg mencatat bahwa NATO berusaha untuk berdialog dengan Moskow, sebuah fakta, katanya, bukanlah tanda kelemahan.
“Dialog sebenarnya adalah tanda kekuatan selama kita bersatu, selama kita kuat, maka kita bisa berbicara dengan Rusia”, ujarnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (14/6/2021).
Pernyataan Stoltenberg muncul setelah Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Joe Biden ingin mengadakan diskusi tertutup dengan para pemimpin NATO tentang pertemuannya yang akan datang dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Mereka berdua mendengar dari dia tentang niatnya sehubungan dengan KTT, dan dia juga mendengar dari mereka, sehingga dia akan pergi ke Jenewa dengan dukungan penuh dan solidaritas dari semua Sekutu NATO kami," ujarnya.
Biden dan Putin dijadwalkan bertemu di Jenewa, Swiss pada pertengahan pekan ini. Keduanya diketahui tidak akan menggelar konferensi pers bersama, pasca pertemuan tersebut.
Menurut Biden, alasan dia menggelar konferensi pers secara terpisah dengan Putin, adalah untuk menghindari insiden Helsinki, saat pemimpin Rusia itu menggelar konferensi pers dengan Donald Trump. Saat itu, Putin melemparkan serangan kepada AS, khususnya intelijennya, yangdiamini oleh Trump.
(ian)