Perhimpunan Eropa: Jawab Tantangan Sustainability pada Industri Sawit Indonesia
loading...
A
A
A
FRANKFURT - Dalam rangka peringatan hari Lingkungan Hidup sedunia pada 5 Juni, “PETJ (Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju)”, bekerja sama dengan “Earthling Indonesia” mengorganisir kegiatan webinar dengan topik "Menjawab Tantangan 'Sustainability' pada Industri Kelapa Sawit di Indonesia".
PETJ merupakan organisasi masyarakat Indonesia di Eropa. PETJ menjadi platform untuk menampung aspirasi and inspirasi mereka untuk Indonesia lewat departemen-departemen yang dimiliki, agar dapat mencangkup beberapa bidang seperti ekonomi, teknologi, sosial, politk, HAM, lingkungan hidup dan energi baru dan terbarukan.
Earthling Indonesia adalah organisasi mahasiswa Indonesia di Jerman yang salah satu kegiatannya adalah menjaga dan meningkatkan kesadaran terhadap perubahan iklim dan mempromosikan tindakan-tindakan nyata yang berkelanjutan di Indonesia (sustainable living). Earthling Indonesia saat ini sudah diakui secara resmi oleh UNESCO.
Webinar kali ini diikuti sekitar 90 peserta dari Indonesia, serta diaspora Indonesia di benua Amerika dan benua Eropa.
Webinar menghasilkan kesepakatan untuk terus saling bekerja sama dan bersinergi dalam upaya meningkatkan daya saing industri kelapa sawit Indonesia di pasar internasional.
Saat ini Indonesia masih merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar nomor 1 (satu) di dunia, menguasai 58% pangsa pasar sawit dunia.
Referendum Swiss pada 7 Maret 2021, sebanyak 51.6% rakyat Swiss menyetujui masuknya perjanjian kerjasama mengenai perdagangan minyak sawit dalam Indonesia-European Free Trade Association (EFTA)-Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA).
Ketua Umum PETJ, Ari Manik menyatakan bahwa ini merupakan angin segar, setelah selama beberapa tahun, sawit Indonesia kerap mendapat ancaman dan penolakan di Eropa.
Persetujuan ini hadir dengan catatan bahwa produk sawit dari Indonesia harus memenuhi standard lingkungan dan sosial tertentu, yang berkelanjutan, serta harus diakui dunia internasional.
Yuliarti Eckel, dari PETJ, memaparkan sangat pentingnya mengadopsi SDGs (Sustainable Development Goals) dalam industri kelapa sawit Indonesia selain untuk menjaga keberterimaan minyak sawit Indonesia di pasar global, tetapi juga untuk kepentingan masa depan keberlangsungan lingkungan hidup Indonesia.
PETJ merupakan organisasi masyarakat Indonesia di Eropa. PETJ menjadi platform untuk menampung aspirasi and inspirasi mereka untuk Indonesia lewat departemen-departemen yang dimiliki, agar dapat mencangkup beberapa bidang seperti ekonomi, teknologi, sosial, politk, HAM, lingkungan hidup dan energi baru dan terbarukan.
Earthling Indonesia adalah organisasi mahasiswa Indonesia di Jerman yang salah satu kegiatannya adalah menjaga dan meningkatkan kesadaran terhadap perubahan iklim dan mempromosikan tindakan-tindakan nyata yang berkelanjutan di Indonesia (sustainable living). Earthling Indonesia saat ini sudah diakui secara resmi oleh UNESCO.
Webinar kali ini diikuti sekitar 90 peserta dari Indonesia, serta diaspora Indonesia di benua Amerika dan benua Eropa.
Webinar menghasilkan kesepakatan untuk terus saling bekerja sama dan bersinergi dalam upaya meningkatkan daya saing industri kelapa sawit Indonesia di pasar internasional.
Saat ini Indonesia masih merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar nomor 1 (satu) di dunia, menguasai 58% pangsa pasar sawit dunia.
Referendum Swiss pada 7 Maret 2021, sebanyak 51.6% rakyat Swiss menyetujui masuknya perjanjian kerjasama mengenai perdagangan minyak sawit dalam Indonesia-European Free Trade Association (EFTA)-Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA).
Ketua Umum PETJ, Ari Manik menyatakan bahwa ini merupakan angin segar, setelah selama beberapa tahun, sawit Indonesia kerap mendapat ancaman dan penolakan di Eropa.
Persetujuan ini hadir dengan catatan bahwa produk sawit dari Indonesia harus memenuhi standard lingkungan dan sosial tertentu, yang berkelanjutan, serta harus diakui dunia internasional.
Yuliarti Eckel, dari PETJ, memaparkan sangat pentingnya mengadopsi SDGs (Sustainable Development Goals) dalam industri kelapa sawit Indonesia selain untuk menjaga keberterimaan minyak sawit Indonesia di pasar global, tetapi juga untuk kepentingan masa depan keberlangsungan lingkungan hidup Indonesia.