Turki Nilai DK PBB Tidak Berguna Saat Hadapi Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
ANKARA - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan, Dewan Keamanan (DK) PBB sejauh ini belum melakukan apapun dalam membantu perjuangan melawan Covid-19. Cavusoglu mengatakan, DK PBB belum mengeluarkan satupun resolusi mengenai pandemi ini.
"Berbulan-bulan telah berlalu sejak pandemi dan DK PBB belum membuat resolusi bersama," kata Cavusoglu saat berbicara di Forum Diplomasi Antalya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (20/5/2020).
Forum ini dihadiri Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto, kepala Departemen Federal Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis, Wakil Sekretaris Jenderal Departemen Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian PBB Rosemary DiCarlo, Komisaris Perdamaian dan Keamanan di Komisi Uni Afrika Smail Chergui dan Presiden International Peace Institute Terje Rod-Larsen.
Cavusoglu mengatakan, pandemi telah mempersulit upaya yang ada untuk menemukan resolusi damai untuk konflik. Karena itu, ia menekankan, negara-negara membutuhkan mediasi lebih dari sebelumnya karena tantangan yang disebabkan oleh pandemi.
"Kami melihat meningkatnya persaingan geopolitik. Operasi penjaga perdamaian terpengaruh. Rotasi dan penyebaran pasukan dibekukan. Upaya mediasi dan fasilitasi terganggu," katanya.
Dia kemudian mengatakan, ketika dunia berfokus pada pandemi, pihak-pihak yang terlibat dalam berbagai konflik menjadi lebih terang-terangan.
Menekankan perjuangan kolektif melawan terorisme, Cavusoglu mengatakan kelompok teroris dan ekstremis juga menganggap pandemi ini juga sebagai peluang.
"Laporan terbaru tentang peningkatan serangan ISIS di Suriah, Irak dan Afghanistan mengkhawatirkan. Pandemi ini tidak menghentikan kekejaman PKK/YPG. Kelompok-kelompok sayap kanan mengedarkan teori konspirasi dan menstigma Muslim, pengungsi, orang Asia, dan banyak lainnya," tukasnya.
"Berbulan-bulan telah berlalu sejak pandemi dan DK PBB belum membuat resolusi bersama," kata Cavusoglu saat berbicara di Forum Diplomasi Antalya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (20/5/2020).
Forum ini dihadiri Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto, kepala Departemen Federal Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis, Wakil Sekretaris Jenderal Departemen Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian PBB Rosemary DiCarlo, Komisaris Perdamaian dan Keamanan di Komisi Uni Afrika Smail Chergui dan Presiden International Peace Institute Terje Rod-Larsen.
Cavusoglu mengatakan, pandemi telah mempersulit upaya yang ada untuk menemukan resolusi damai untuk konflik. Karena itu, ia menekankan, negara-negara membutuhkan mediasi lebih dari sebelumnya karena tantangan yang disebabkan oleh pandemi.
"Kami melihat meningkatnya persaingan geopolitik. Operasi penjaga perdamaian terpengaruh. Rotasi dan penyebaran pasukan dibekukan. Upaya mediasi dan fasilitasi terganggu," katanya.
Dia kemudian mengatakan, ketika dunia berfokus pada pandemi, pihak-pihak yang terlibat dalam berbagai konflik menjadi lebih terang-terangan.
Menekankan perjuangan kolektif melawan terorisme, Cavusoglu mengatakan kelompok teroris dan ekstremis juga menganggap pandemi ini juga sebagai peluang.
"Laporan terbaru tentang peningkatan serangan ISIS di Suriah, Irak dan Afghanistan mengkhawatirkan. Pandemi ini tidak menghentikan kekejaman PKK/YPG. Kelompok-kelompok sayap kanan mengedarkan teori konspirasi dan menstigma Muslim, pengungsi, orang Asia, dan banyak lainnya," tukasnya.
(esn)