Penyintas Chapecoense 'Menipu Kematian', Kembali Lolos dari Kecelakaan Maut

Jum'at, 05 Maret 2021 - 01:48 WIB
loading...
Penyintas Chapecoense Menipu Kematian, Kembali Lolos dari Kecelakaan Maut
Seorang korban selamat tragedi Chapecoense kembali selamat dari kecelakaan maut setelah bis yang ditumpanginya jatuh terjun ke jurang. Foto/Newsweek
A A A
LA PAZ - Seorang penyintas kecelakaan pesawat yang menewaskan puluhan pemain sepak bola Brasil lima tahun lalu, kembali lolos dari maut untuk kedua kalinya saat ia merangkak dari puing-puing bus yangterjun ke jurang dan merenggut 21 nyawa di Bolivia.

Erwin Tumiri adalah seorang anggota kru pesawat LaMia Flight 2933, yang mengangkut tim sepak bola Chapecoense dari Bolivia ke Kolombia ketika jatuh pada November 2016. Sebanyak 71 orang di dalamnya tewas.

Mekanik pesawat itu adalah satu dari enam yang selamat dari kecelakaan maut itu.



Kini, Tumiri kembali selamat setelah bus yang ditumpanginya jatuh di lereng bukit pada Selasa dini hari. Ia saat itu sedang melakukan perjalanan di sepanjang jalan raya yang menghubungkan kota-kota Cochabamba dan Santa Cruz. Setidaknya, 21 orang tewas dalam kecelakaan tersebut

Berbicara kepada jaringan televisi Bolivia, Unitel, tentang kecelakaan bus itu, Tumiri mengatakan dia telah mempersiapkan diri saat bis itu terbalik saat jatuh ke jurang.

"Saya agak mengantuk dan mendengarkan musik di ponsel saya ketika orang-orang mulai berteriak," ujarnya.

"Satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah mengambil tempat duduk di depan saya dan bersandar di jendela agar saya tidak bergerak ketika bus terguling, karena saya tahu itu akan terjadi," ungkapnya.

"Kami berbalik dan berbalik dan ada orang yang tidak berpegangan dan terlempar seolah-olah itu adalah mesin cuci," ujarnya seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (5/3/2021).



Adik Tumiri, Lucia, mengatakan kepada surat kabar Bolivia Los Tiempos bahwa kakaknya sangat beruntung bisa bertahan hidup.

"Dia stabil, puji syukur," katanya. "Sekali lagi dia selamat. Saya berbicara dengannya dan dia mengatakan kepada saya bahwa dia baik-baik saja," imbuhnya.

Pria berusia 30 tahun itu dikabarkan mengalami cedera lutut dan punggung. Dia dirawat di rumah sakit tetapi telah diperbolehkan pulang pada hari Rabu.

Tumiri menjadi selebriti lokal di kampung halamannya di Cochabamba setelah selamat dari kecelakaan maut Chapecoense. Pesawat itu jatuh saat mendekati kota Medellin setelah kehabisan bahan bakar. Sebagian besar anggota tim sepak bola asal Brasil — yang bepergian ke Kolombia untuk pertandingan terbesar dalam sejarahnya — meninggal.

Saat itu, Tumiri duduk di sisi kiri di belakang pesawat dan menggambarkan perasaan getaran yang tidak biasa yang pada awalnya dia pikir adalah pesawat yang mendarat di landasan.



Beberapa hari kemudian dia mengetahui bahwa itu adalah kerusakan mesin.

"Ximena Suarez (anggota awak kabin yang selamat yang duduk di seberangnya) merasakan sesuatu. Dia mengatakan kepada saya 'Pakai lebih banyak lagi'," katanya kepada surat kabar El Deber .

Tumiri merasakan getaran lebih lanjut, diikuti oleh apa yang dia gambarkan sebagai keheningan intens yang hanya diinterupsi oleh peluit angin. Kemudian terdengar suara guntur sebelum dia pingsan.

"Tidak ada teriakan, tangisan, putus asa, bahkan tidak ada doa. Hanya diam. Semuanya terjadi dengan sangat cepat," ujarnya.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1291 seconds (0.1#10.140)