Mengenal Prayut Chan-o-cha, Pemimpin Junta Thailand dan 'Penasihat' Junta Myanmar

Minggu, 21 Februari 2021 - 23:55 WIB
loading...
Mengenal Prayut Chan-o-cha,...
Pemimpin Junta militer Thailand, Prayut Chan-o-cha
A A A
BANGKOK - Junta Myanmar beberapa waktu lalu meminta bantuan untuk mendukung demokrasi kepada pemimpin junta militer Thailand, Prayut Chan-o-cha. Prayut menduduki pucuk kekuasaan setelah melakukan kudeta terhadap pemerintahan Yingluck Shinawatra.

Prayut, yang berhasil melanjutkan masa jabatanya setelah menang dalam pemilihan umum pada tahun 2019 lalu mengatakan, bahwa dia selalu mendukung demokrasi di negara tetangga.



"Kami mendukung proses demokrasi di Myanmar, tapi yang terpenting saat ini adalah menjaga hubungan baik, karena berdampak pada masyarakat, ekonomi, perdagangan perbatasan, khususnya sekarang. Thailand mendukung proses demokrasi. Selebihnya terserah dia bagaimana melanjutkannya," ucapnya.

Lalu, siapakah sebenarnya Prayut. Melansir dari berbagai sumber, Prayut adalah politisi dan pensiunan perwira Angkatan Darat Thailand.

Selain menduduki jabatan Perdana Menteri, dia juga adalah Menteri Pertahanan Negeri Gajah Putih itu. Dia menduduki jabatan itu sejak berhasil merebut kekuasaan dari Yingluck.



Dia menjabat sebagai panglima tentara Thailand sejak 2010 hingga 2014 dan merupakan pemimpin Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO), junta militer yang memerintah Thailand dari 22 Mei 2014 hingga 10 Juli 2019.

Setelah penunjukannya sebagai panglima militer pada tahun 2010, Prayut dicirikan sebagai seorang royalis dan lawan dari mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Dianggap sebagai kelompok garis keras dalam militer, ia adalah salah satu pendukung utama tindakan keras militer terhadap demonstrasi Kaos Merah.

Selama krisis politik yang dimulai pada November 2013 dan melibatkan protes terhadap pemerintahan sementara Yingluck, Prayut mengklaim bahwa tentara netral dan tidak akan melancarkan kudeta. Namun, pada Mei 2014, Prayut melancarkan kudeta militer terhadap pemerintah dan mengambil alih kendali negara sebagai pemimpin NCPO.



Dia kemudian mengeluarkan konstitusi sementara yang memberikan dirinya kekuasaan besar dan memberikan dirinya amnesti karena melakukan kudeta. Pada Agustus 2014, badan legislatif nasional yang didominasi militer mengangkatnya sebagai Perdana Menteri.

Setelah merebut kekuasaan, pemerintah Prayut mengawasi tindakan keras yang signifikan terhadap perbedaan pendapat. Dia merumuskan "12 nilai" berdasarkan nilai-nilai tradisional Thailand dan menyarankan agar ini dimasukkan dalam pelajaran sekolah.

Tindakan diterapkan untuk membatasi diskusi publik tentang demokrasi dan kritik terhadap pemerintah, termasuk peningkatan sensor internet dan media.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Dua Turis China Berhubungan...
Dua Turis China Berhubungan Intim di Trotoar Thailand pada Siang Bolong, Orang-orang Terkejut
Siapa Noppajit “Meen”...
Siapa Noppajit Meen Somboonsate? Penyapu Jalanan di Bangkok yang Jadi Kaya Raya setelah Viral di TikTok
Ayah Ini Buang Bayinya...
Ayah Ini Buang Bayinya yang Berumur 2 Minggu ke Hutan setelah Istrinya Menolak Bercinta
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
USGS Prediksi Jumlah...
USGS Prediksi Jumlah Korban Tewas akibat Gempa Myanmar Lebih dari 10.000 Jiwa
Gempa M 6,2 Guncang...
Gempa M 6,2 Guncang Istanbul, Orang-Orang Berlarian Keluar Gedung
Biodata Haitham bin...
Biodata Haitham bin Tariq: Sultan Oman, Diplomat Ulung Lulusan Oxford
Rekomendasi
Prudential Dukung Keberlanjutan...
Prudential Dukung Keberlanjutan Lingkungan di Kepulauan Seribu
Gudang Barang Pecah...
Gudang Barang Pecah Belah di Malang Kebakaran, Warga Panik
Pembunuh Pria Terbungkus...
Pembunuh Pria Terbungkus Karung dalam Got di Tangerang Ditangkap di Pinang
Berita Terkini
Terungkap! Sheikh Zayed...
Terungkap! Sheikh Zayed Pernah Ragukan AS Akan Lindungi Pemimpin Arab saat Krisis
2 jam yang lalu
Vietnam Hendak Beli...
Vietnam Hendak Beli 24 Jet Tempur F-16 AS, Hubungan dengan Rusia Bisa Tamat dan China Bakal Marah
3 jam yang lalu
Mesir Hancurkan Masjid...
Mesir Hancurkan Masjid Mahmoud Pasha Al-Falaky yang Bersejarah di Kairo, Picu Kecaman
7 jam yang lalu
3 Langkah Rusia untuk...
3 Langkah Rusia untuk Merebut Crimea dari Ukraina, Apa Saja?
7 jam yang lalu
Mahmoud Abbas Minta...
Mahmoud Abbas Minta Hamas Serahkan Gaza dan Senjata kepada Otoritas Palestina, Serta Lepaskan Sandera Israel
8 jam yang lalu
Ini Ivan Vladimirovich,...
Ini Ivan Vladimirovich, Bocah 10 Tahun Diduga Anak Rahasia Putin dan Si Cantik Alina Kabaeva
9 jam yang lalu
Infografis
Paus Fransiskus, Pembawa...
Paus Fransiskus, Pembawa Perubahan dan Keterbukaan Gereja Katolik
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved