Iran Mulai Riset Bahan Bakar Nuklir Berbasis Logam Uranium
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran telah memulai riset tentang bahan bakar nuklir berbasis logam uranium untuk reaktor penelitian di Teheran.
Pernyataan itu diungkapkan Utusan Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Kazem Gharibabadi pada Rabu (13/1).
Langkah ini adalah pelanggaran terbaru Republik Islam Iran terhadap kesepakatan nuklir 2015 dengan enam negara besar.
“Kegiatan riset dan pengembangan (R&D) terkait desain jenis bahan bakar yang ditingkatkan untuk Reaktor Riset Teheran dimulai. Uranium alami akan digunakan untuk menghasilkan logam uranium pada tahap pertama,” ungkap Kazem Gharibabadi di Twitter.
Dia menambahkan Iran telah memberikan informasi desain tentang penelitiannya kepada IAEA. “Badan tersebut telah melakukan pemeriksaan,” ujar dia tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Lihat Infografis: Massa Pro-Trump Siapkan Pemberontakan Jelang Pelantikan Biden
Kesepakatan nuklir 2015 secara khusus melarang Iran melakukan R&D pada metalurgi plutonium atau uranium.
Dikatakan bahwa jika, setelah kesepakatan dibuat selama satu dekade, Iran kemudian berusaha memulai penelitian tentang bahan bakar berbasis logam uranium untuk Teheran Research Reactor, Iran akan meminta persetujuan dari pihak lain untuk kesepakatan tersebut.
Pernyataan itu diungkapkan Utusan Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Kazem Gharibabadi pada Rabu (13/1).
Langkah ini adalah pelanggaran terbaru Republik Islam Iran terhadap kesepakatan nuklir 2015 dengan enam negara besar.
“Kegiatan riset dan pengembangan (R&D) terkait desain jenis bahan bakar yang ditingkatkan untuk Reaktor Riset Teheran dimulai. Uranium alami akan digunakan untuk menghasilkan logam uranium pada tahap pertama,” ungkap Kazem Gharibabadi di Twitter.
Dia menambahkan Iran telah memberikan informasi desain tentang penelitiannya kepada IAEA. “Badan tersebut telah melakukan pemeriksaan,” ujar dia tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Lihat Infografis: Massa Pro-Trump Siapkan Pemberontakan Jelang Pelantikan Biden
Kesepakatan nuklir 2015 secara khusus melarang Iran melakukan R&D pada metalurgi plutonium atau uranium.
Dikatakan bahwa jika, setelah kesepakatan dibuat selama satu dekade, Iran kemudian berusaha memulai penelitian tentang bahan bakar berbasis logam uranium untuk Teheran Research Reactor, Iran akan meminta persetujuan dari pihak lain untuk kesepakatan tersebut.