Pendukungnya Serbu Capitol, Luksemburg Sebut Trump Pyromaniac
loading...
A
A
A
LUKSEMBURG - Luksemburg , salah satu negara Eropa yang kecil, menolak kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo . Itu dilakukan setelah insiden penyerbuan gedung Capitol oleh pendukung Presiden Donald Trump .
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terpaksa membatalkan perjalanannya ke Eropa pada menit-menit akhir setelah diplomat dan pejabat Uni Eropa menolak untuk bertemu dengannya, dan Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn tampaknya memimpin penolakan ini. Sekutu AS itu dilaporkan terlalu "malu" untuk bertemu dengan diplomat tertinggi AS itu.
Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn telah menusuk Presiden Donald Trump terkait kerusuhan di Capitol dalam sebuah wawancara pada 7 Januari lalu, memperjelas bahwa setiap kunjungan dari Pompeo dapat terbukti janggal.
"Trump adalah seorang kriminal, seorang pyromaniac politik yang harus dikirim ke pengadilan pidana. Dia adalah orang yang dipilih secara demokratis tetapi tidak tertarik pada demokrasi sedikit pun," kata Asselborn dalam wawancara dengan Radio RTL, menurut reporter France24 Philip Crowther.
"Tanggal 6 Januari 2021 adalah serangan 11/9 terhadap demokrasi itu sendiri, dan Trump adalah orang yang mendorongnya," imbuhnya seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (13/1/2021).
Untuk diketahui, menurut WikiPedia, pyromaniac adalah gangguan mental yang ditandai muncul dorongan kuat untuk sengaja menyulut api untuk meredakan ketegangan dan biasanya menimbulkan perasaan lega atau puas setelah melakukannya
"Orang-orang yang benar-benar bertanggung jawab adalah Trump dan anggota GOP (Partai Republik). Orang-orang seperti Ted Cruz dan orang-orang Republik terpilih lainnya bertanggung jawab karena mereka bertindak seperti anjing pudel Trump," Asselborn menambahkan.(Baca juga: Massa Pro-Trump Siapkan Pemberontakan Besar-besaran Jelang Pelantikan Biden )
Asselborn tidak sendirian di antara sekutu Eropa yang mengutuk Trump setelah pengepungan Capitol. Kanselir Jerman Angela Merkel, misalnya, menyalahkan Trump.
"Saya sangat menyesal bahwa sejak November, Presiden Trump tidak menerima kekalahannya, dan tidak melakukannya lagi kemarin," kata Merkel Kamis lalu, sehari setelah pengepungan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terpaksa membatalkan perjalanannya ke Eropa pada menit-menit akhir setelah diplomat dan pejabat Uni Eropa menolak untuk bertemu dengannya, dan Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn tampaknya memimpin penolakan ini. Sekutu AS itu dilaporkan terlalu "malu" untuk bertemu dengan diplomat tertinggi AS itu.
Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn telah menusuk Presiden Donald Trump terkait kerusuhan di Capitol dalam sebuah wawancara pada 7 Januari lalu, memperjelas bahwa setiap kunjungan dari Pompeo dapat terbukti janggal.
"Trump adalah seorang kriminal, seorang pyromaniac politik yang harus dikirim ke pengadilan pidana. Dia adalah orang yang dipilih secara demokratis tetapi tidak tertarik pada demokrasi sedikit pun," kata Asselborn dalam wawancara dengan Radio RTL, menurut reporter France24 Philip Crowther.
"Tanggal 6 Januari 2021 adalah serangan 11/9 terhadap demokrasi itu sendiri, dan Trump adalah orang yang mendorongnya," imbuhnya seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (13/1/2021).
Untuk diketahui, menurut WikiPedia, pyromaniac adalah gangguan mental yang ditandai muncul dorongan kuat untuk sengaja menyulut api untuk meredakan ketegangan dan biasanya menimbulkan perasaan lega atau puas setelah melakukannya
"Orang-orang yang benar-benar bertanggung jawab adalah Trump dan anggota GOP (Partai Republik). Orang-orang seperti Ted Cruz dan orang-orang Republik terpilih lainnya bertanggung jawab karena mereka bertindak seperti anjing pudel Trump," Asselborn menambahkan.(Baca juga: Massa Pro-Trump Siapkan Pemberontakan Besar-besaran Jelang Pelantikan Biden )
Asselborn tidak sendirian di antara sekutu Eropa yang mengutuk Trump setelah pengepungan Capitol. Kanselir Jerman Angela Merkel, misalnya, menyalahkan Trump.
"Saya sangat menyesal bahwa sejak November, Presiden Trump tidak menerima kekalahannya, dan tidak melakukannya lagi kemarin," kata Merkel Kamis lalu, sehari setelah pengepungan.