Kremlin: Tak Ada Kesepakatan Penempatan Pasukan Turki di Nagorno Karabakh
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengatakan tidak ada kesepakatan tentang pengerahan pasukan penjaga perdamaian Turki di Nagorno Karabakh yang dilanda konflik bersenjata . Pernyataan itu dikeluarkan setelah penandatanganan kesepakatan gencatan senjata dalam upaya menghentikan pertumpahan dari di wilayah itu yang terjadi lebih dari sebulan.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan bahwa pusat untuk memantau gencatan senjata, yang terletak di luar Nagorno-Karabakh, tunduk pada kesepakatan terpisah seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/10/2020).
Sebelumnya kantor berita Sputnik Azerbaikan melaporkan Presiden Azerbaijan dan Turki membahas pembentukan pusat penjaga perdamaian Rusia-Turki bersama.(Baca juga: Via Telepon, Erdogan-Putin Bahas Konflik di Nagorno Karabakh )
Armenia, Azerbaijan, dan Rusia mengatakan mereka telah menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri konflik militer di wilayah Nagorno-Karabakh setelah lebih dari sebulan pertumpahan darah.
Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan pertama kali mengumumkan penandatanganan di media sosial pada Selasa dini hari. Kremlin dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev kemudian mengkonfirmasi berita tersebut.
"Pernyataan trilateral yang ditandatangani akan menjadi poin (penting) dalam penyelesaian konflik," ungkap Aliyev dalam pertemuan online yang disiarkan televisi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pasukan penjaga perdamaian Rusia akan dikerahkan di sepanjang garis depan di Nagorno-Karabakh dan koridor antara wilayah tersebut dan Armenia. Putin berharap gencatan senjata itu membuka jalan bagi penyelesaian politik abadi dari konflik di wilayah tersebut.(Baca juga: Russia: 2.000 Militan Timur Tengah Bertempur di Nagorno Karabakh )
Pada Selasa (10/10/2020), pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke Nagorno-Karabakh sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata terbaru. Kesepakatan yang disetujui Armenia, Azerbaijan dan Rusia itu memulai gencatan senjata penuh mulai tengah malam waktu Moskow pada 10 November.
Penjaga perdamaian Rusia akan bertahan setidaknya selama lima tahun. Putin mengatakan mereka akan ditempatkan di sepanjang garis depan di Nagorno-Karabakh dan di koridor antara wilayah tersebut dan Armenia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah mulai mengerahkan 1.960 prajurit, yang sedang dalam perjalanan ke pangkalan udara yang tidak disebutkan namanya. Mereka diangkut melalui udara bersama dengan peralatan dan kendaraan militer mereka.
Pertempuran tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas, dengan Turki mendukung sekutunya Azerbaijan, sementara Rusia memiliki pakta pertahanan dengan Armenia dan pangkalan militer di sana.
Azerbaijan mengatakan sejak 27 September merebut kembali sebagian besar tanah di dan sekitar Nagorno-Karabakh yang hilang dalam perang 1991-1994 yang menewaskan sekitar 30.000 orang dan memaksa lebih banyak lagi dari rumah mereka.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan bahwa pusat untuk memantau gencatan senjata, yang terletak di luar Nagorno-Karabakh, tunduk pada kesepakatan terpisah seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/10/2020).
Sebelumnya kantor berita Sputnik Azerbaikan melaporkan Presiden Azerbaijan dan Turki membahas pembentukan pusat penjaga perdamaian Rusia-Turki bersama.(Baca juga: Via Telepon, Erdogan-Putin Bahas Konflik di Nagorno Karabakh )
Armenia, Azerbaijan, dan Rusia mengatakan mereka telah menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri konflik militer di wilayah Nagorno-Karabakh setelah lebih dari sebulan pertumpahan darah.
Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan pertama kali mengumumkan penandatanganan di media sosial pada Selasa dini hari. Kremlin dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev kemudian mengkonfirmasi berita tersebut.
"Pernyataan trilateral yang ditandatangani akan menjadi poin (penting) dalam penyelesaian konflik," ungkap Aliyev dalam pertemuan online yang disiarkan televisi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pasukan penjaga perdamaian Rusia akan dikerahkan di sepanjang garis depan di Nagorno-Karabakh dan koridor antara wilayah tersebut dan Armenia. Putin berharap gencatan senjata itu membuka jalan bagi penyelesaian politik abadi dari konflik di wilayah tersebut.(Baca juga: Russia: 2.000 Militan Timur Tengah Bertempur di Nagorno Karabakh )
Pada Selasa (10/10/2020), pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke Nagorno-Karabakh sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata terbaru. Kesepakatan yang disetujui Armenia, Azerbaijan dan Rusia itu memulai gencatan senjata penuh mulai tengah malam waktu Moskow pada 10 November.
Penjaga perdamaian Rusia akan bertahan setidaknya selama lima tahun. Putin mengatakan mereka akan ditempatkan di sepanjang garis depan di Nagorno-Karabakh dan di koridor antara wilayah tersebut dan Armenia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah mulai mengerahkan 1.960 prajurit, yang sedang dalam perjalanan ke pangkalan udara yang tidak disebutkan namanya. Mereka diangkut melalui udara bersama dengan peralatan dan kendaraan militer mereka.
Pertempuran tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas, dengan Turki mendukung sekutunya Azerbaijan, sementara Rusia memiliki pakta pertahanan dengan Armenia dan pangkalan militer di sana.
Azerbaijan mengatakan sejak 27 September merebut kembali sebagian besar tanah di dan sekitar Nagorno-Karabakh yang hilang dalam perang 1991-1994 yang menewaskan sekitar 30.000 orang dan memaksa lebih banyak lagi dari rumah mereka.
(ber)