Meksiko Klaim Menangi Perang Melawan Virus Corona

Rabu, 06 Mei 2020 - 12:01 WIB
loading...
Meksiko Klaim Menangi Perang Melawan Virus Corona
Foto/Ilustrasi
A A A
MEXICO CITY - Meksiko memenangkan pertempuran melawan virus Corona dan memiliki kapasitas cadangan yang cukup untuk mengatasi puncak pandemi minggu ini. Klaim ini muncul di tengah jumlah kematian yang terkait COVID-19 kemungkinan lebih tinggi daripada data resmi.

Wakil Menteri Kesehatan Meksiko, Hugo Lopez-Gatell, mengatakan negara itu berhasil membendung virus COVID-19 bahkan ketika ia memperingatkan bahwa gelombang kedua penyakit musiman dapat menyerang pada Oktober mendatang.

"Kami menang," kata Lopez-Gatell dalam sebuah wawancara di Istana Nasional, pusat pemerintahan federal di pusat bersejarah Mexico City.

"Jumlahnya menggembirakan. Kami masih memiliki kapasitas respons yang sangat luas," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/5/2020).

Sejak menutup sekolah dan meningkatkan jarak sosial pada akhir Maret, Meksiko telah mendesak 126 juta penduduknya untuk tinggal di rumah dan memerintahkan penangguhan kegiatan bisnis yang tidak penting.

"Langkah-langkah tersebut memungkinkan Meksiko untuk mengubah arah epidemi dan memiliki efek yang sangat positif, yang mengarah pada pengurangan kecepatan penularan dan infeksi," terang Lopez-Gatell.

Meksiko pada Senin malam secara resmi mendaftarkan sekitar 25.000 kasus virus Corona dan hampir 2.300 kematian, meskipun kementerian kesehatan telah berulang kali mengatakan jumlah infeksi yang sebenarnya mungkin beberapa kali lipat. Angka kematian pun kemungkinan lebih tinggi.

"(Jumlah kematian diremehkan) dengan influenza setiap tahun, jadi tidak akan berbeda dalam kasus penyakit yang muncul seperti COVID-19," ujarnya, merujuk pada penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru.

Namun, ia mengatakan kasus-kasus virus Corona di Lembah Meksiko, daerah yang meliputi ibu kota yang merupakan rumah bagi satu dari enam penduduk, "jauh di bawah" 10.000 yang pihak berwenang telah perkirakan, dan dapat mencapai setengah dari jumlah itu.

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador ingin mulai membuka kembali perekonomian di beberapa daerah pada 17 Mei dan di seluruh negeri pada 1 Juni. Pada hari Senin, Lopez Obrador mengatakan dia melihat "cahaya di ujung terowongan" dalam perjuangan Meksiko dengan virus mematikan.

Meski begitu, Lopez-Gatell mengatakan tidak ada keputusan yang dibuat mengenai kapan harus memulai kembali industri otomotif, yang rantai pasokannya sangat terintegrasi dengan bagian lain Amerika Utara.

Saling ketergantungan itu telah menyebabkan lobi oleh para pemimpin bisnis dan politisi Amerika Serikat (AS) bagi Meksiko untuk menyinkronkan memulai kembali dengan seluruh benua.

Lopez-Gatell mengatakan tidak ada jaminan bahwa Meksiko akan membuka kembali perekonomiannya terlebih dahulu.

"Meksiko memasuki epidemi COVID-19 sebulan setelah Amerika Serikat," terangnya.

"Jika pada saat tertentu Amerika Serikat sudah dalam fase stabilisasi epidemi, Meksiko hampir tidak akan mulai," imbuhnya.

Pemerintah mengatakan pihaknya memperkirakan wabah akan memuncak di Meksiko antara 6-8 Mei. Negara itu pun telah melakukan tes virus Corona 0,4 tes per 1.000 penduduk.

Namun, Lopez-Gatell mengatakan tes tersebut tidak penting untuk kebijakan yang sehat.

"Anda tidak perlu jumlah kasus. Yang Anda butuhkan adalah memahami data dan memahami apa mekanisme epidemi untuk membuat keputusan yang paling tepat," jelasnya.

"Beberapa orang mengatakan, 'Kami buta, kami tidak punya informasi.' Yang buta adalah orang yang ingin menjadi buta," cetusnya.

"Kami memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan," tegasnya.

Namun begitu, Lopez-Gatell memperingatkan agar tidak terlalu percaya diri mengingat pandemi telah menyebar ke seluruh planet ini.

"Tidak logis untuk berpikir bahwa sementara ada epidemi penyakit menular di seluruh dunia, setiap negara akan aman dari infeksi ulang," katanya.

"Flu (musiman) akan kembali pada Oktober dan akan berakhir pada Maret," ia memperingatkan.

"Apa yang kita tidak tahu - dan kemungkinan - adalah jika gelombang besar kedua COVID-19 bisa datang dengan influenza," tukasnya.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1072 seconds (0.1#10.140)