Azerbaijan Rayakan Mundurnya Sebagian Pasukan Pro-Armenia di Nagorno-Karabakh
loading...
A
A
A
BAKU - Azerbaijan merayakan mundurnya sebagian pasukan separatis pro-Armenia dari Nagorno-Karabakh . Namun, pihak Armenia mengatakan itu adalah trik taktis yang menewaskan 200 tentara musuh.
Baku bersukacita setelah pasukannya berhasil merebut kembali tiga desa di Nagorno-Karabakh yang sebelumnya dikuasai pasukan separatis pro-Armenia. (Baca: Azerbaijan: Jika Ingin Gencatan Senjata, Armenia Harus Minta Maaf )
"Hari ini, Tentara Azerbaijan telah membebaskan desa Shikhali Agali, Sarijali dan Mezre di distrik Jabrayil dan beberapa ketinggian strategis ke arah yang berbeda. Operasi sukses tentara kita yang mulia sedang berlangsung. Karabakh adalah Azerbaijan!," tulis Presiden Azerbajan Ilham Aliyev via akun Twitter-nya, @presidentaz, Selasa (6/10/2020).
Klaim yang bertentangan dari Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan bahwa pasukan Nagorno-Karabakh berhasil menerapkan trik taktis pada hari Senin, yang memungkinkannya untuk memberikan kerugian yang signifikan bagi militer Azerbaijan.
Menurut kementerian tersebut, para tentara wilayah sengketa itu meniru taktik mundur dari posisi pertempuran mereka di salah satu area utama di garis kontak. Ketika tentara Azerbaijan masuk untuk menduduki tanah yang mereka pikir telah ditinggalkan, mereka langsung masuk ke dalam perangkap. (Baca: Perang Rudal Semakin Liar dalam Konflik Armenia vs Azerbaijan )
Pihak Armenia bersikeras, unit Azerbaijan menjadi sasaran tembakan artileri intensif dan kehilangan sekitar 200 tentara sebelum sisanya melarikan diri.
"Tentara pertahanan Artsakh menggunakan trik taktis, menciptakan kesan mundur oleh unit Azerbaijan . Musuh berusaha menduduki posisi yang ditinggalkan dan terjebak. Serangan artileri yang kuat menghancurkan sebagian besar unit Azerbaijan. Musuh meninggalkan 200 KIA (killed in action) dan melarikan diri," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Shushan Stepanyan, via akun Twitter-nya @ShStepanyan.
Pertempuran di Nagorno-Karabakh—wilayah berpenduduk mayoritas Armenia yang dianggap sebagai bagian dari Azerbaijan di bawah hukum internasional, yang menyatakan kemerdekaan dan tetap di bawah kendali Yerevan sejak gencatan senjata tahun 1994-pecah seminggu yang lalu. (Baca: Perang Terus Bekecamuk, Armenia Merudal Mingachevir Azerbaijan )
Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan atas pecahnya konflik. Kedua negara pecahan Soviet ini juga saling menuduh satu sama lain menyerang sasaran sipil, sambil secara teratur melaporkan kerugian di pihak musuh dan kemenangan militer mereka sendiri.
Yerevan telah berjanji untuk melakukan segalanya untuk membela etnis Armenia di Nagorno-Karabakh dari serangan Azerbaijan . Sedangkan Baku bersikeras bahwa mereka bekerja untuk perdamaian, yang, bagaimanapun, hanya akan mungkin jika semua pasukan Armenia menarik diri dari wilayah tersebut.
Lihat Juga: Symphony of Stones: Tembok Vertikal Armenia yang Dibangun untuk Mengurung Ya'juj dan Ma'juj?
Baku bersukacita setelah pasukannya berhasil merebut kembali tiga desa di Nagorno-Karabakh yang sebelumnya dikuasai pasukan separatis pro-Armenia. (Baca: Azerbaijan: Jika Ingin Gencatan Senjata, Armenia Harus Minta Maaf )
"Hari ini, Tentara Azerbaijan telah membebaskan desa Shikhali Agali, Sarijali dan Mezre di distrik Jabrayil dan beberapa ketinggian strategis ke arah yang berbeda. Operasi sukses tentara kita yang mulia sedang berlangsung. Karabakh adalah Azerbaijan!," tulis Presiden Azerbajan Ilham Aliyev via akun Twitter-nya, @presidentaz, Selasa (6/10/2020).
Klaim yang bertentangan dari Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan bahwa pasukan Nagorno-Karabakh berhasil menerapkan trik taktis pada hari Senin, yang memungkinkannya untuk memberikan kerugian yang signifikan bagi militer Azerbaijan.
Menurut kementerian tersebut, para tentara wilayah sengketa itu meniru taktik mundur dari posisi pertempuran mereka di salah satu area utama di garis kontak. Ketika tentara Azerbaijan masuk untuk menduduki tanah yang mereka pikir telah ditinggalkan, mereka langsung masuk ke dalam perangkap. (Baca: Perang Rudal Semakin Liar dalam Konflik Armenia vs Azerbaijan )
Pihak Armenia bersikeras, unit Azerbaijan menjadi sasaran tembakan artileri intensif dan kehilangan sekitar 200 tentara sebelum sisanya melarikan diri.
"Tentara pertahanan Artsakh menggunakan trik taktis, menciptakan kesan mundur oleh unit Azerbaijan . Musuh berusaha menduduki posisi yang ditinggalkan dan terjebak. Serangan artileri yang kuat menghancurkan sebagian besar unit Azerbaijan. Musuh meninggalkan 200 KIA (killed in action) dan melarikan diri," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Shushan Stepanyan, via akun Twitter-nya @ShStepanyan.
Pertempuran di Nagorno-Karabakh—wilayah berpenduduk mayoritas Armenia yang dianggap sebagai bagian dari Azerbaijan di bawah hukum internasional, yang menyatakan kemerdekaan dan tetap di bawah kendali Yerevan sejak gencatan senjata tahun 1994-pecah seminggu yang lalu. (Baca: Perang Terus Bekecamuk, Armenia Merudal Mingachevir Azerbaijan )
Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan atas pecahnya konflik. Kedua negara pecahan Soviet ini juga saling menuduh satu sama lain menyerang sasaran sipil, sambil secara teratur melaporkan kerugian di pihak musuh dan kemenangan militer mereka sendiri.
Yerevan telah berjanji untuk melakukan segalanya untuk membela etnis Armenia di Nagorno-Karabakh dari serangan Azerbaijan . Sedangkan Baku bersikeras bahwa mereka bekerja untuk perdamaian, yang, bagaimanapun, hanya akan mungkin jika semua pasukan Armenia menarik diri dari wilayah tersebut.
Lihat Juga: Symphony of Stones: Tembok Vertikal Armenia yang Dibangun untuk Mengurung Ya'juj dan Ma'juj?
(min)