Pemimpin Dunia Desak Armenia-Azerbaijan Menahan Diri

Selasa, 29 September 2020 - 11:35 WIB
loading...
Pemimpin Dunia Desak...
Tentara Azerbaijan berteriak dengan mengangkat kedua tangannya kepada warga sipil seusai pertempuran melawan tentara Armenia di Nagorno-Karabakh, kemarin. Foto/Reuters
A A A
YEREVAN - Armenia dan Azerbaijan kembali bersitegang di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Sedikitnya 24 orang tewas dalam bentrokan pada akhir pekan lalu itu. Dengan kecemasan akan kembali menimbulkan perang besar, para pemimpin dunia mendesak kedua negara untuk menahan diri dan menyelesaikan masalah secara damai.

Kontak militer antara dua mantan negara Uni Soviet itu dikhawatirkan tidak akan terbendung mengingat wilayah Nagorno-Karabakh sensitif. Menilik riwayat, kawasan itu rawan konflik dan peperangan. Secara kewilayahan Nagorno-Karabakh berada di bawah pemerintahan Azerbaijan, namun wilayah itu sebagian besar dihuni orang Armenia. (Baca: Salat Dhuha Bukan Sekedar Membuka Pintu Rezeki)

Sebanyak 17 tentara separatis Armenia tewas dan lebih dari 100 orang lainnya luka-luka. Hal itu diungkapkan Presisen Karabakh Araik Harutyunyan. Harutyunyan juga mengatakan pasukannya terpukul mundur. Selain itu, kedua pihak melaporkan adanya korban dari kalangan sipil.

“Kami sudah lelah dengan ancaman yang dilontarkan Azerbaijan. Kami akan berjuang hingga mati,” kata Artak Bagdasaryan (35) yang diangkat menjadi tentara di Yerevan dikutip Reuters. Separatis dari Karabakh mengatakan seorang perempuan Armenia dan anaknya tewas terbunuh, sedangkan di pihak Azerbaijan satu keluarga tewas terkena mortir.

Pemimpin Dunia Desak Armenia-Azerbaijan Menahan Diri


Azerbaijan mengklaim telah menguasai gunung strategis di Karabakh yang dapat digunakan untuk mengontrol komunikasi. Dunia internasional berupaya meredam dan mencegah ketegangan semakin meluas. Armenia yang didominasi umat Kristen telah bersitegang dengan Azerbaijan yang didominasi umat Muslim pada beberapa dekade lalu.

“Azerbaijan dan Armenia selangkah menuju perang dalam skala besar,” kata Olesya Vartanyan dari International Crisis Group. “Salah satu alasan utama meningkatnya ketegangan Nagorno-Karabakh ialah kurangnya mediasi proaktif dari dunia internasional selama beberapa pekan terakhir,” ujarnya. (Baca juga: Sekolah di Merangin Mulai Belajar Tatap Muka dengan Protokol Ketat)

Presiden Amerika Serikat (AS) mengatakan AS akan berupaya mencegah terjadinya perang. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS juga mendesak Azerbaijan dan Armenia menghentikan aksi kekerasan dan retorika yang dapat mempertajam permusuhan dan akan memperburuk situasi. Kemlu AS juga mengutuk kerusuhan pekan lalu.

Calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, yang juga mantan Wakil Presiden AS, mendesak Trump agar segera membantu Azerbaijan dan Armenia melancarkan gencatan senjata serta memastikan pihak asing, terutama Rusia, tidak memasok senjata kepada dua belah pihak. Dia khawatir ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia tidak akan terbendung.

Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan setelah Uni Soviet runtuh pada 1991 hingga terjadi pertempuran hebat yang menewaskan 30.000 orang dan ribuan orang terusir dari kampung halamannya. Meski gencatan senjata sudah dicapai pada 1994, Azerbaijan dan Armenia sering terlibat ketegangan diplomatik serta kekerasan senjata api. (Baca juga: Pneumonia Butuh Pertolongan Serius)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Trump Tegur Putin usai...
Trump Tegur Putin usai Rudal Rusia Tewaskan 12 Warga Ukraina: 'Vladimir, Stop!'
Rusia Pastikan Gunakan...
Rusia Pastikan Gunakan Senjata Nuklir Jika Diinvasi Barat
Moskow: Pengerahan Tentara...
Moskow: Pengerahan Tentara NATO ke Ukraina Bakal Picu Perang Dunia III Melawan Rusia!
Rusia Gelar Serangan...
Rusia Gelar Serangan Udara Besar-besaran di Seluruh Ukraina
Rusia Tak Menuntut Pemecatan...
Rusia Tak Menuntut Pemecatan Zelensky, Apa Alasannya?
Kremlin: Eropa Menginginkan...
Kremlin: Eropa Menginginkan Perang, Bukan Perundingan!
Trump Frustrasi pada...
Trump Frustrasi pada Zelensky: Dia Bisa Kehilangan Seluruh Ukraina
Pakistan Tutup Wilayah...
Pakistan Tutup Wilayah Udara untuk Maskapai India, Beri Peringatan Tentang Perjanjian Pembagian Air
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan, Siapa Lebih Unggul?
Rekomendasi
Tarif Tol Semarang A,B,C...
Tarif Tol Semarang A,B,C Naik Mulai 26 April, Segini Besarannya
KTM Hentikan Impor Motor...
KTM Hentikan Impor Motor China CFMOTO ke Eropa
Robby Purba Undang Furi...
Robby Purba Undang Furi Harun Ceritakan Boneka Arwah Nakal dan Alasan di Balik Kartu Tarot Maut
Berita Terkini
Lagi Asyik Makan di...
Lagi Asyik Makan di Restoran Seoul, Dubes Israel Ketakutan Diteriaki Genosida oleh Aktivis
16 menit yang lalu
Lockheed Martin Janjikan...
Lockheed Martin Janjikan Jet Tempur Siluman F-35 Terbaru Menjadi Ferrari Terbang Rasa F-47
51 menit yang lalu
Di Ambang Perang, Ini...
Di Ambang Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer India dan Pakistan
1 jam yang lalu
Pakistan Tutup Wilayah...
Pakistan Tutup Wilayah Udara untuk Pesawat India, Pertikaian Memanas karena Kashmir
1 jam yang lalu
Trump Tegur Putin usai...
Trump Tegur Putin usai Rudal Rusia Tewaskan 12 Warga Ukraina: 'Vladimir, Stop!'
2 jam yang lalu
Pakistan dan India Bisa...
Pakistan dan India Bisa Perang Habis-habisan Gara-gara Pembantaian 26 Turis Hindu di Kashmir
3 jam yang lalu
Infografis
10 Negara Penghasil...
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Termasuk Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved