Iran Eksekusi Juara Gulat, Aksi Protes Guncang Dunia Maya
loading...
A
A
A
TEHERAN - Aksi protes mengguncang jagad dunia maya setelah Iran dilaporkan telah mengeksekusi Navid Afkari pada hari Sabtu kemarin. Juara gulat yang dipuji publik Iran sebagai pahlawan nasional itu dihukum karena menikam sampai mati seorang pejaga keamanan selama protes anti pemerintah pada tahun 2018 lalu.
Warga Iran di dalam dan luar negeri telah berkampanye secara ekstensif di platform media sosial menentang eksekusi Afkari menggunakan hashtag #SaveNavidAfkari.
Kelompok hak asasi manusia, pejabat asing termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dan serikat pekerja global yang mewakili 85.000 atlet juga telah meminta Teheran untuk tidak mengeksekusi pegulat tersebut.
Laporan eksekusi Afkari pun memicu aksi protes di media sosial.
“Tugas kami sekarang adalah meminta pertanggungjawaban otoritas Republik Islam atas parodi keadilan ini. Saya sangat sedih untuk ibunya yang memohon bantuan kami,” tulis aktris Iran-Inggris dan aktivis hak asasi manusia Nazanin Boniadi di Twitter.
“Afkari bukanlah korban pertama Republik Islam, juga bukan yang terakhir. Jika kita tidak melakukan sesuatu, kita semua akan segera menjadi hashtag,” tweet salah satu netizen dalam bahasa Persia seperti dilansir dari Al Arabiya, Minggu (13/9/2020).
Beberapa aktivis Iran telah meminta badan olahraga internasional untuk melarang Iran melakukan eksekusi.
"(Republik) Islam itu membunuh #NavidAfkari, seorang pria tak berdosa, karena kejahatan memprotes. Tuntutan kami adalah agar dunia melarang (Republik Islam) dari olahraga internasional," cuit wartawan Iran dan aktivis hak perempuan Masih Alinejad.
“Mereka membunuh Navid. Keluarkan rezim ini dari @Olympics. Keluarkan mereka dari @FIFAcom. Keluarkan mereka dari semua kompetisi olahraga. Jadikan mereka paria internasional yang layak mereka dapatkan,” tweet pembangkang Iran Kaveh Shahrooz tweeted.
Seorang pakar Iran mengatakan eksekusi Afkari adalah bukti lebih lanjut bahwa rezim di Teheran tidak dapat direformasi.
Warga Iran di dalam dan luar negeri telah berkampanye secara ekstensif di platform media sosial menentang eksekusi Afkari menggunakan hashtag #SaveNavidAfkari.
Kelompok hak asasi manusia, pejabat asing termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dan serikat pekerja global yang mewakili 85.000 atlet juga telah meminta Teheran untuk tidak mengeksekusi pegulat tersebut.
Laporan eksekusi Afkari pun memicu aksi protes di media sosial.
“Tugas kami sekarang adalah meminta pertanggungjawaban otoritas Republik Islam atas parodi keadilan ini. Saya sangat sedih untuk ibunya yang memohon bantuan kami,” tulis aktris Iran-Inggris dan aktivis hak asasi manusia Nazanin Boniadi di Twitter.
“Afkari bukanlah korban pertama Republik Islam, juga bukan yang terakhir. Jika kita tidak melakukan sesuatu, kita semua akan segera menjadi hashtag,” tweet salah satu netizen dalam bahasa Persia seperti dilansir dari Al Arabiya, Minggu (13/9/2020).
Beberapa aktivis Iran telah meminta badan olahraga internasional untuk melarang Iran melakukan eksekusi.
"(Republik) Islam itu membunuh #NavidAfkari, seorang pria tak berdosa, karena kejahatan memprotes. Tuntutan kami adalah agar dunia melarang (Republik Islam) dari olahraga internasional," cuit wartawan Iran dan aktivis hak perempuan Masih Alinejad.
“Mereka membunuh Navid. Keluarkan rezim ini dari @Olympics. Keluarkan mereka dari @FIFAcom. Keluarkan mereka dari semua kompetisi olahraga. Jadikan mereka paria internasional yang layak mereka dapatkan,” tweet pembangkang Iran Kaveh Shahrooz tweeted.
Seorang pakar Iran mengatakan eksekusi Afkari adalah bukti lebih lanjut bahwa rezim di Teheran tidak dapat direformasi.