Indonesia Sedang Menanti Jet Tempur Rafale, tapi Digoda Boeing dengan F-15EX
loading...
A
A
A
Dalam pernyataan pers yang dipublikasikan saat itu, Prabowo mengatakan, “Kami senang mengumumkan komitmen kami untuk mendapatkan kemampuan pesawat tempur F-15EX yang penting bagi Indonesia. Pesawat tempur canggih ini akan melindungi dan mengamankan negara kami dengan kemampuannya yang canggih.”
Menurut Kementerian Pertahanan, F-15EX yang ingin dibeli Indonesia akan diberi kode unik F-15IDN. Perlu dicatat bahwa MoU tidak berarti kesepakatan akuisisi telah ditandatangani.
Indonesia telah lama berupaya mengganti armada udaranya yang sudah tua, yang sebagian besar terdiri dari pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30 Rusia, pesawat Hawk 109/209 Inggris, dan F-5 Tiger buatan AS.
Pada tahun 2022, Indonesia menandatangani perjanjian dengan Prancis untuk membeli 42 unit jet tempur Rafale, yang menandai salah satu perkembangan paling signifikan dalam perjalanan modernisasi Angkatan Udara Indonesia.
Indonesia juga mengembangkan jet tempur KF-21 bekerja sama dengan Korea Selatan, meskipun menghadapi kendala keuangan yang telah mendorong diskusi untuk menilai kembali komitmen keuangannya terhadap proyek tersebut.
Negara ini juga telah terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia untuk kemungkinan akuisisi jet tempur Su-35. Pada Januari 2025, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov menyatakan bahwa kesepakatan jet tempur Sukhoi Su-35 dengan Jakarta masih "di atas meja".
Mengenai F-15EX, Presiden Prabowo, yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan, menyatakan pada Agustus 2023 saat menandatangani MoU bahwa rencana pembelian F-15 telah memasuki tahap lanjutan, sambil menunggu persetujuan pemerintah.
Sebelumnya, laporan menunjukkan bahwa pembelian tertunda karena tantangan terkait pembiayaan dan pembayaran, dengan Boeing sebelumnya menyuarakan kekhawatiran mengenai kemampuan Indonesia untuk memenuhi kewajiban keuangan yang terkait dengan akuisisi F-15.
Mengutip laporan dari Bloomberg, Minggu (20/4/2025), Indonesia memutuskan untuk menginvestasikan miliaran dolar dalam perangkat keras pertahanan, seperti jet tempur dan amunisi, yang dibuat di Amerika Serikat, untuk mencegah pengenaan tarif.
Mengutip orang-orang yang mengetahui pertemuan tersebut, laporan tersebut menyatakan bahwa pada 8 April, Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin mengadakan pertemuan tertutup dengan pejabat tinggi untuk menyampaikan arahan dari Presiden Prabowo yang mengarahkan mereka untuk menentukan senjata AS mana yang dapat diimpor atau dipercepat pembeliannya.
Menurut Kementerian Pertahanan, F-15EX yang ingin dibeli Indonesia akan diberi kode unik F-15IDN. Perlu dicatat bahwa MoU tidak berarti kesepakatan akuisisi telah ditandatangani.
Indonesia telah lama berupaya mengganti armada udaranya yang sudah tua, yang sebagian besar terdiri dari pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30 Rusia, pesawat Hawk 109/209 Inggris, dan F-5 Tiger buatan AS.
Pada tahun 2022, Indonesia menandatangani perjanjian dengan Prancis untuk membeli 42 unit jet tempur Rafale, yang menandai salah satu perkembangan paling signifikan dalam perjalanan modernisasi Angkatan Udara Indonesia.
Indonesia juga mengembangkan jet tempur KF-21 bekerja sama dengan Korea Selatan, meskipun menghadapi kendala keuangan yang telah mendorong diskusi untuk menilai kembali komitmen keuangannya terhadap proyek tersebut.
Negara ini juga telah terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia untuk kemungkinan akuisisi jet tempur Su-35. Pada Januari 2025, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov menyatakan bahwa kesepakatan jet tempur Sukhoi Su-35 dengan Jakarta masih "di atas meja".
Mengenai F-15EX, Presiden Prabowo, yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan, menyatakan pada Agustus 2023 saat menandatangani MoU bahwa rencana pembelian F-15 telah memasuki tahap lanjutan, sambil menunggu persetujuan pemerintah.
Sebelumnya, laporan menunjukkan bahwa pembelian tertunda karena tantangan terkait pembiayaan dan pembayaran, dengan Boeing sebelumnya menyuarakan kekhawatiran mengenai kemampuan Indonesia untuk memenuhi kewajiban keuangan yang terkait dengan akuisisi F-15.
Mengutip laporan dari Bloomberg, Minggu (20/4/2025), Indonesia memutuskan untuk menginvestasikan miliaran dolar dalam perangkat keras pertahanan, seperti jet tempur dan amunisi, yang dibuat di Amerika Serikat, untuk mencegah pengenaan tarif.
Mengutip orang-orang yang mengetahui pertemuan tersebut, laporan tersebut menyatakan bahwa pada 8 April, Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin mengadakan pertemuan tertutup dengan pejabat tinggi untuk menyampaikan arahan dari Presiden Prabowo yang mengarahkan mereka untuk menentukan senjata AS mana yang dapat diimpor atau dipercepat pembeliannya.
Lihat Juga :