Hamas Siap Bebaskan Semua Tawanan di Gaza jika Israel Setuju Akhiri Perang
loading...
A
A
A
Dia menegaskan, Hamas, tidak akan menjadi “bagian dari kebijakan Netanyahu tentang perjanjian parsial” karena kelompok itu mengupayakan akhir perang secara permanen, bukan gencatan senjata sementara.
Dalam konteks itu, tawaran "paket komprehensif" Hamas juga mencakup pembicaraan menuju penghitungan penuh oleh Israel atas semua tahanan Palestina, baik dari Tepi Barat yang diduduki maupun Gaza, sebagai ganti daftar tawanan Israel yang masih berada di Gaza.
Nama-nama tersebut kemudian akan diusulkan untuk pertukaran.
Perwakilan senior dari Hamas hampir mencapai kesepakatan independen langsung dengan AS mengenai pertukaran tawanan bulan lalu, ketika atas perintah Presiden Donald Trump, utusan sanderanya, Adam Boehler, pergi ke Doha untuk terlibat dalam pertemuan tatap muka yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Washington menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris pada tahun 1996.
Menurut sumber yang memberi pengarahan kepada The New York Times, pertemuan rahasia tersebut mengalami kemajuan hingga Israel mengetahuinya dan kemudian membocorkannya ke media.
Segalanya menjadi kacau dengan cepat.
Dalam pernyataannya pada hari Kamis, Hayya memuji komentar Boehler kepada Al Jazeera awal pekan ini, di mana ia berjanji perang Israel di Gaza akan berakhir "segera" jika semua tawanan di sana dibebaskan.
Namun Boehler juga menyerahkan sepenuhnya keputusannya kepada Hamas.
"Mereka dapat menghubungi kapan saja," ujar dia. "Hamas dapat mengakhiri ini."
Kesepakatan
Dalam konteks itu, tawaran "paket komprehensif" Hamas juga mencakup pembicaraan menuju penghitungan penuh oleh Israel atas semua tahanan Palestina, baik dari Tepi Barat yang diduduki maupun Gaza, sebagai ganti daftar tawanan Israel yang masih berada di Gaza.
Nama-nama tersebut kemudian akan diusulkan untuk pertukaran.
Perwakilan senior dari Hamas hampir mencapai kesepakatan independen langsung dengan AS mengenai pertukaran tawanan bulan lalu, ketika atas perintah Presiden Donald Trump, utusan sanderanya, Adam Boehler, pergi ke Doha untuk terlibat dalam pertemuan tatap muka yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Washington menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris pada tahun 1996.
Menurut sumber yang memberi pengarahan kepada The New York Times, pertemuan rahasia tersebut mengalami kemajuan hingga Israel mengetahuinya dan kemudian membocorkannya ke media.
Segalanya menjadi kacau dengan cepat.
Dalam pernyataannya pada hari Kamis, Hayya memuji komentar Boehler kepada Al Jazeera awal pekan ini, di mana ia berjanji perang Israel di Gaza akan berakhir "segera" jika semua tawanan di sana dibebaskan.
Namun Boehler juga menyerahkan sepenuhnya keputusannya kepada Hamas.
"Mereka dapat menghubungi kapan saja," ujar dia. "Hamas dapat mengakhiri ini."
Lihat Juga :