Perawat AS Masuk Islam usai Lihat Ibu Gaza Gendong Anaknya yang Dibom Israel Masih Ucap Alhamdulillah
loading...
A
A
A
"Kami telah memperhatikan peningkatan kejahatan yang disengaja oleh pendudukan [Israel] terhadap warga sipil baru-baru ini, yang menargetkan warga sipil yang sedang mengumpulkan kayu bakar atau memeriksa rumah mereka, yang menyebabkan mereka mati syahid akibat tembakan tentara Israel," tulis kantor media tersebut, yang dilansir The New Arab.
Kantor tersebut mengutuk "pembantaian keji" hari Sabtu di Beit Lahia, dan mengonfirmasi bahwa kru yang menjadi sasaran semuanya adalah warga sipil di daerah yang menjadi tempat penampungan dan mendokumentasikan pekerjaan organisasi amal, dan bukan di daerah terlarang atau menimbulkan ancaman apa pun terhadap tentara pendudukan.
“Serangan tersebut merupakan kelanjutan dari kejahatan perang yang dilakukan oleh pendudukan [Israel] terhadap rakyat Palestina dan peningkatan agresi baru, terutama karena bertepatan dengan pembicaraan eselon politik Israel yang memberi perintah untuk peningkatan militer,” imbuh kantor tersebut.
Tel Aviv telah berkali-kali mengancam akan melanjutkan perang di Gaza sebagai cara untuk menekan Hamas agar menerima persyaratannya dalam pembicaraan gencatan senjata yang dimediasi.
Kesepakatan gencatan senjata–yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir–telah membuat Hamas membebaskan puluhan sandera Israel dan asing dengan imbalan pembebasan ribuan tahanan Palestina.
Namun, sementara Hamas bersikeras memulai diskusi untuk tahap kedua perjanjian tersebut, Israel mengatakan ingin memperpanjang tahap awal yang berakhir pada awal Maret.
Meskipun ada gencatan senjata, Israel terus menyerang warga sipil dan apa yang diklaimnya sebagai anggota Hamas di Gaza.
“Eskalasi ini mencerminkan niat pendudukan yang direncanakan sebelumnya untuk melakukan kejahatan dan mengabaikan hukum dan konvensi internasional," kata kantor media Gaza.
Pernyataan kantor tersebut menunjukkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak hanya memberlakukan blokade di Gaza dan merampas kebutuhan dasarnya, tetapi juga meningkatkan pembunuhan dan penargetan langsung terhadap warga sipil.
Israel telah melarang bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan memasuki daerah kantong Palestina tersebut.
Kantor tersebut mengutuk "pembantaian keji" hari Sabtu di Beit Lahia, dan mengonfirmasi bahwa kru yang menjadi sasaran semuanya adalah warga sipil di daerah yang menjadi tempat penampungan dan mendokumentasikan pekerjaan organisasi amal, dan bukan di daerah terlarang atau menimbulkan ancaman apa pun terhadap tentara pendudukan.
“Serangan tersebut merupakan kelanjutan dari kejahatan perang yang dilakukan oleh pendudukan [Israel] terhadap rakyat Palestina dan peningkatan agresi baru, terutama karena bertepatan dengan pembicaraan eselon politik Israel yang memberi perintah untuk peningkatan militer,” imbuh kantor tersebut.
Tel Aviv telah berkali-kali mengancam akan melanjutkan perang di Gaza sebagai cara untuk menekan Hamas agar menerima persyaratannya dalam pembicaraan gencatan senjata yang dimediasi.
Kesepakatan gencatan senjata–yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir–telah membuat Hamas membebaskan puluhan sandera Israel dan asing dengan imbalan pembebasan ribuan tahanan Palestina.
Namun, sementara Hamas bersikeras memulai diskusi untuk tahap kedua perjanjian tersebut, Israel mengatakan ingin memperpanjang tahap awal yang berakhir pada awal Maret.
Meskipun ada gencatan senjata, Israel terus menyerang warga sipil dan apa yang diklaimnya sebagai anggota Hamas di Gaza.
“Eskalasi ini mencerminkan niat pendudukan yang direncanakan sebelumnya untuk melakukan kejahatan dan mengabaikan hukum dan konvensi internasional," kata kantor media Gaza.
Pernyataan kantor tersebut menunjukkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak hanya memberlakukan blokade di Gaza dan merampas kebutuhan dasarnya, tetapi juga meningkatkan pembunuhan dan penargetan langsung terhadap warga sipil.
Israel telah melarang bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan memasuki daerah kantong Palestina tersebut.
Lihat Juga :