Pemimpin Houthi Kutuk Pembunuhan di Suriah, Tuding AS dan Israel Dukung Takfiri

Selasa, 11 Maret 2025 - 17:20 WIB
loading...
Pemimpin Houthi Kutuk...
Orang-orang mendengarkan Pemimpin Houthi Abdul-Malik al-Houthi saat berbicara melalui konferensi video, di Sana’a, Yaman pada 17 Maret 2023. Foto/Mohammed Hamoud/Anadolu Agency
A A A
SANAA - Pemimpin gerakan Houthi di Yaman Sayyed Abdul-Malik Al-Houthi mengutuk pembunuhan baru-baru ini oleh pasukan keamanan Suriah.

Dia meminta pertanggungjawaban para pendukung militer, politik, dan finansial mereka.

Dalam pidatonya, Sayyed Abdul-Malik Al-Houthi menuduh "kelompok Takfiri" melakukan tindakan genosida terhadap warga sipil Suriah yang tidak bersenjata.

"Mereka melayani kepentingan Israel dan Amerika Serikat dengan menghancurkan tatanan sosial Suriah," tegas dia.

Dia menuduh lebih jauh bahwa kebrutalan para pembunuh adalah hasil dari "rekayasa Amerika, Israel, dan Zionis," yang dirancang untuk mendistorsi citra Islam.

Al-Houthi menunjukkan, "Israel telah menyatakan perlindungannya terhadap Druze di Sweida, dan karena itu, kelompok Takfiri tidak berani menyakiti mereka tetapi malah menunjukkan rasa hormat kepada mereka."

Demikian pula, dia berpendapat AS menampilkan dirinya sebagai pelindung suku Kurdi dengan mempersenjatai dan merekrut mereka, sehingga membuat warga Suriah lainnya rentan.

"Kelompok-kelompok ini tidak terlibat dalam jihad sejati," tegas dia, merujuk pada Hay'at Tahrir Al-Sham (HTS), yang sekarang terintegrasi ke dalam pasukan keamanan Suriah.

"Jika mereka terlibat, mereka akan memerangi Israel," papar dia.

Sebaliknya, dia menggambarkan mereka sebagai penjahat yang mendokumentasikan dan membanggakan kekejaman mereka secara daring.

Pernyataannya muncul saat lebih dari 1.000 orang tewas di kota-kota pesisir Suriah, termasuk 745 warga sipil Alawi, di tengah bentrokan yang sedang berlangsung yang melibatkan pasukan keamanan, sekutu mereka, dan militan yang diduga terkait dengan mantan pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Kecaman Al-Houthi muncul saat Presiden sementara Suriah Ahmed Al-Sharaa berjanji meluncurkan "komite pencari fakta terkait peristiwa di pesisir dan membentuk komite yang lebih tinggi."

Al-Sharaa sebelumnya mengatakan sebuah “komite independen” telah dibentuk untuk “menyelidiki pelanggaran terhadap warga sipil dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut,” seraya menambahkan para pelaku akan diadili.

Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan pada Senin (10/3/2025) bahwa operasi militernya terhadap “sisa-sisa rezim sebelumnya” di provinsi pesisir Latakia dan Tartus telah berakhir.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Hotel di Jepang Minta...
Hotel di Jepang Minta Turis Israel Tandatangani Pernyataan Tidak Terlibat Kejahatan Perang
Luka dan Dendam Masih...
Luka dan Dendam Masih Membara di Benak Rakyat Suriah, Makam Ayah Bashar Al Assad Dibongkar dan Jenazahnya Dicuri
Perang Saudara Berkobar...
Perang Saudara Berkobar di Sekitar Damaskus, Drone Israel Justru Terbang Bebas di Langit Suriah
Trump Rayakan 100 Hari...
Trump Rayakan 100 Hari Pertama Masa Jabatannya dengan Rapat Umum di Michigan
Trump Ingin Jadi Paus...
Trump Ingin Jadi Paus Berikutnya, Gantikan Fransiskus Pimpin Gereja Katolik
Kenapa Alaska Dijual...
Kenapa Alaska Dijual Rusia ke Amerika Serikat?
Israel Tolak Usulan...
Israel Tolak Usulan Gencatan Senjata 5 Tahun dengan Hamas
Informasi Intelijen:...
Informasi Intelijen: India Akan Serang Pakistan dalam 24 Sampai 36 Jam Ke Depan
Tegang! Jet Tempur Pakistan...
Tegang! Jet Tempur Pakistan Usir Pesawat Militer Rafale India di Atas Kashmir
Rekomendasi
Mutasi TNI Akhir April...
Mutasi TNI Akhir April 2025, 5 Pati TNI AL Digeser Jadi Staf Khusus KSAL
Gelar RUPS Tahun Buku...
Gelar RUPS Tahun Buku 2024, Laba Bersih IIF Menanjak 17,63%
4 Calon Lawan Fabio...
4 Calon Lawan Fabio Wardley setelah Gagal Hadapi Jarrell Miller
Berita Terkini
Bagaimana Skenario Serangan...
Bagaimana Skenario Serangan Balas Dendam India ke Pakistan?
51 menit yang lalu
Bergaji Rp531 Juta per...
Bergaji Rp531 Juta per Bulan, tapi Kenapa Paus Fransiskus Tak pernah Mengambilnya?
1 jam yang lalu
Iran Gantung Agen Mossad...
Iran Gantung Agen Mossad yang Membunuh Pejabat IRGC dan Menyerang Fasilitas Nuklir
3 jam yang lalu
Hotel di Jepang Minta...
Hotel di Jepang Minta Turis Israel Tandatangani Pernyataan Tidak Terlibat Kejahatan Perang
4 jam yang lalu
600 Tentara Korea Utara...
600 Tentara Korea Utara Mati Sia-sia, Jenazahnya Dikremasi di Rusia
5 jam yang lalu
5 Alasan Mahathir Mohammad...
5 Alasan Mahathir Mohammad Membenci Singapura, Salah Satunya Hidup dalam Bayang-bayang Lee Kuan Yew
6 jam yang lalu
Infografis
Sejumlah Pabrik di China...
Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi Akibat Tarif AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved