Wabah Covid-19 Munculkan Sinophobia dan Peningkatan Rasisme di Italia

Senin, 24 Februari 2020 - 06:00 WIB
Wabah Covid-19 Munculkan Sinophobia dan Peningkatan Rasisme di Italia
Wabah Covid-19 Munculkan Sinophobia dan Peningkatan Rasisme di Italia
A A A
ROMA - Penyebaran virus Corona baru, Covid-19 ternyata tidak hanya membawa nestapa bagi warga China yang berada di dalam negeri China, tapi juga di luar negeri. Di Italia, warga China mendapat perlakukan yang tidak menyenangkan, karena dianggap sebagai pembawa virus.

Komunitas China dan kelompok HAM di Italia menuturkan, mereka mendapati adanya tindakan kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan terhadap warga China atau warga Asia lainnya yang memiliki perawakan seperti orang China. Insiden tersebut termasuk penyerangan, panggilan untuk kekerasan seksual, penghinaan, dan boikot bisnis.

Di Milan, Hongqin Zhou, yang keluarganya bermigrasi ke Ibu Kota keuangan Italia itu lebih dari tiga dekade lalu. Ia mengatakan, seorang sopir taksi menolak untuk membawanya. Alasannya, supir taksi itu takut Zhou membawa Covid-19.

"Virus ini telah menjadi pembenaran untuk mengekspresikan prasangka dan kebencian. Itu tidak seburuk selama epidemi SARS 17 tahun yang lalu. Tentu saja, kamu akan terlihat canggung, tapi tidak sehisteris kali ini," ucap Zhou, seperti dilansir Al Jazeera.

Aktivis HAM dan komunitas China di Italia menyebut informasi yang keliru yang turut digaungkan oleh para politisi dan klaim palsu di media arus utama dan media sosial telah menghasilkan atmosfir kebencian tersebut.

Di pusat kota Florence, Monica Wang yang berusia 22 tahun mengatakan, dia menerima pesan di Instagram dari akun yang tidak dikenalnya, yang berharap adanya kekerasan seksual terhadap orang-orang China.

Sementara itu, beberapa pejabat publik telah meminta siswa asal China dan Asia untuk tinggal di rumah. Dalam satu kejadian, Direktur Conservatorio di musica Santa Cecilia, sebuah sekolah musik terkenal di ibukota Italia, Roma, mengatakan pelajaran untuk semua "siswa Oriental" termasuk yang dari China, Korea, dan Jepang akan ditangguhkan karena "epidemi China". Mereka hanya akan diizinkan kembali setelah pemeriksaan kesehatan.

Presiden Italia, Sergio Mattaralla dilaporkan harus turun tangan langsung untuk meredam sentimen anti-China dan Asia yang terus meningkat di negaranya.

Pada 6 Februari, ia melakukan kunjungan mendadak ke Scuola Daniele Manin, sebuah sekolah di Roma yang mayoritas muridnya adalah warga China, atau warga Italia yang memiliki darah China, untuk meredam sentimen anti-China di lingkungan sekolah.

Tetapi Emanuele Russo, direktur Amnesty Internasional Italia, mengatakan pemerintah Italia perlu melakukan lebih banyak lagi. "Politisi kami secara terbuka menggunakan retorika rasis dan kebencian," ucapnya.

"Pidato dan inisiatif anti-rasis oleh politisi secara individu tidak cukup untuk mengubah rasisme yang tertanam di lembaga-lembaga publik kami. Ketakutan akan penyebaran virus hanya semakin mempertegas Sinophobia yang sudah ada. Kami membutuhkan pemerintah untuk mengambil sikap formal anto-Sinophobia dan mengkriminalkan tindakan yang melanggar HAM," ungkapnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3641 seconds (0.1#10.140)