Hamas Lobi Indonesia agar Bersedia Tampung Tahanan Palestina yang Dibebaskan Israel
loading...

Hamas melobi sejumlah negara, termasuk Indonesia, agar bersedia menampung para tahanan Palestina yang dibebaskan Israel. Foto/Anadolu
A
A
A
GAZA - Hamas dilaporkan telah melobi sejumlah negara, termasuk Indonesia, agar bersedia menampung para tahanan Palestina yang dibebaskan Israel berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Pakistan menjadi satu dari empat negara yang telah setuju untuk menampung para tahanan Palestina, menurut laporan kantor berita Palestina, Quds Press, yang dekat dengan Hamas.
Fase awal gencatan senjata selama enam minggu yang mengakhiri perang selama 15 bulan mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza tengah dan pengembalian warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara.
Baca Juga: Otoritas Palestina Bilang ke AS: Siap Bentrok dengan Hamas demi Kuasai Gaza
Di antara komponen utama kesepakatan tersebut adalah Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk semua wanita (tentara dan warga sipil), anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.
Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita Israel yang dibebaskan Hamas.
"Gerakan [Hamas] saat ini sedang dalam pembicaraan dengan beberapa negara untuk mendapatkan persetujuan untuk menampung tahanan yang dibebaskan lainnya," tulis kantor berita Palestina mengutip seorang pejabat Hamas, sebagaimana dikutip dari Arab News, Selasa (4/2/2025).
"Negara-negara yang telah setuju untuk menerima mereka sejauh ini termasuk Turki, Qatar, Pakistan, dan Malaysia," lanjut laporan tersebut.
Laporan itu mengatakan 99 tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel telah dideportasi ke Mesir, dengan 263 orang diharapkan akan dibebaskan setelah selesainya tahap pertama proses pembebasan.
Disebutkan bahwa 15 tahanan Palestina diharapkan tiba di Turki pada hari Selasa dari Ibu Kota Mesir, Kairo.
Hamas, imbuh laporan tersebut, juga sedang berunding dengan Aljazair dan Indonesia untuk menampung para tahanan Palestina. Tunisia sejauh ini menolak menjadi penampung, sedangkan Indonesia belum berkomentar.
Laporan Quds Press muncul di tengah-tengah negosiasi yang akan dimulai Selasa mengenai kesepakatan untuk tahap kedua perjanjian gencatan senjata, yang akan membebaskan para sandera Israel yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Wilayah Palestina—meliputi Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur—telah diduduki oleh Israel sejak 1967.
Perang terbaru di Gaza dimulai setelah sekitar 1.200 warga Israel tewas dan 251 orang dibawa ke Gaza sebagai sandera ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Serangan itu memicu serangan militer besar-besaran Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Perang itu juga telah menyebabkan kerusakan yang meluas di wilayah yang padat penduduk itu, di mana ribuan sekolah, rumah, dan rumah sakit telah dihancurkan oleh pengeboman Israel yang tiada henti.
Pakistan menjadi satu dari empat negara yang telah setuju untuk menampung para tahanan Palestina, menurut laporan kantor berita Palestina, Quds Press, yang dekat dengan Hamas.
Fase awal gencatan senjata selama enam minggu yang mengakhiri perang selama 15 bulan mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza tengah dan pengembalian warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara.
Baca Juga: Otoritas Palestina Bilang ke AS: Siap Bentrok dengan Hamas demi Kuasai Gaza
Di antara komponen utama kesepakatan tersebut adalah Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk semua wanita (tentara dan warga sipil), anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.
Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita Israel yang dibebaskan Hamas.
"Gerakan [Hamas] saat ini sedang dalam pembicaraan dengan beberapa negara untuk mendapatkan persetujuan untuk menampung tahanan yang dibebaskan lainnya," tulis kantor berita Palestina mengutip seorang pejabat Hamas, sebagaimana dikutip dari Arab News, Selasa (4/2/2025).
"Negara-negara yang telah setuju untuk menerima mereka sejauh ini termasuk Turki, Qatar, Pakistan, dan Malaysia," lanjut laporan tersebut.
Laporan itu mengatakan 99 tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel telah dideportasi ke Mesir, dengan 263 orang diharapkan akan dibebaskan setelah selesainya tahap pertama proses pembebasan.
Disebutkan bahwa 15 tahanan Palestina diharapkan tiba di Turki pada hari Selasa dari Ibu Kota Mesir, Kairo.
Hamas, imbuh laporan tersebut, juga sedang berunding dengan Aljazair dan Indonesia untuk menampung para tahanan Palestina. Tunisia sejauh ini menolak menjadi penampung, sedangkan Indonesia belum berkomentar.
Laporan Quds Press muncul di tengah-tengah negosiasi yang akan dimulai Selasa mengenai kesepakatan untuk tahap kedua perjanjian gencatan senjata, yang akan membebaskan para sandera Israel yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Wilayah Palestina—meliputi Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur—telah diduduki oleh Israel sejak 1967.
Perang terbaru di Gaza dimulai setelah sekitar 1.200 warga Israel tewas dan 251 orang dibawa ke Gaza sebagai sandera ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Serangan itu memicu serangan militer besar-besaran Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Perang itu juga telah menyebabkan kerusakan yang meluas di wilayah yang padat penduduk itu, di mana ribuan sekolah, rumah, dan rumah sakit telah dihancurkan oleh pengeboman Israel yang tiada henti.
(mas)
Lihat Juga :