Aksi Auckland Bela Palestina: Bubuhkan Cap Jempol dalam Daftar Korban Kekejaman Israel
loading...

Aksi warga Auckland bela Palestina diramaikan dengan pembubuhan cap jempol di dalam daftar korban kekejaman Israel di Gaza. Foto/Gaib Maruto Sigit
A
A
A
AUCKLAND - Auckland dikenal sebagai kota metropolitan terbesar di New Zeland (Selandia Baru). Kesibukan, ketenangan hidup, dan aktivitas warganya yang tidak mengurangi semangat mereka untuk ikut membantu warga di belahan bumi lain, salah satunya adalah rakyat Palestina.
Dengan kehidupan serba modern, pendapatan tinggi, dan budaya permisif yang dimiliki, warga Auckland memberi respek yang tinggi terhadap tragedi kemanusiaan di Palestina maupun di negara lainnya.
Seperti yang terlihat dua hari lalu di kawasan Downtown, Quay St dekat Britomart Train Station, puluhan warga Auckland berjalan dan melakukan “Aksi Bela Palestina” di kawasan tersebut.
Masyarakat yang melakukan aksi berasal dari berbagai suku bangsa yang ada di Auckland, termasuk warga asli Maori. Para lelaki, perempuan, dan bahkan anak-anak ikut turun ke jalan. Mereka membawa bendera Palestina dan beberapa bendera negara lain yang mengalami penindasan, serta spanduk mengecam pembantaian warga Palestina di Gaza oleh militer Zionis Israel.
Aksi ini dipimpin seorang perempuan yang dengan lantang menyuarakan pembelaan terhadap Palestina. Dalam orasinya, dia mengatakan bahwa tragedi kemanusiaan di Palestina tidak bisa dibiarkan dan harus dihentikan.
Ada juga orator seorang bocah berusia sekitar 8 tahun yang menyerukan “free free Palestine” di atas kap mobil yang di desain khusus untuk aksi.
Ada hal unik dari “Aksi Bela Palestina” di Auckland, yakni setelah berjalan di sepanjang Quay Street, di mana mereka berhenti dan berorasi di Kawasan Downtown dekat pelabuhan yang sejuk.
Di tempat tersebut terdapat kertas putih panjang berisi nama-nama syuhada di Palestina dalam perangbrutal Israel di Gaza. Masyarakat yang hadir dalam aksi tersebut dibolehkan memberikan cap jempol yang berwarna hijau, merah dan hitam di kertas panjang yang berisi nama-nama syuhada.
Hal lainnya dari “Aksi Bela Palestina” adalah sepanjang aksi tidak ada takbir atau teriakan-teriakan yang biasa dilakukan di Indonesia. Para orator lebih banyak menyampaikan tentang kekejaman Israel, ”free Palestine” dan dukungan untuk membantu rakyat Palestina.
Mereka beralasan aksi tersebut murni kemanusiaan untuk membela Palestina , mewakili rasa kemanusiaan untuk semua agama. Beberapa pengendara juga berhenti melihat aksi ini untuk mengacungkan tangan tanda dukungan.
Dengan kehidupan serba modern, pendapatan tinggi, dan budaya permisif yang dimiliki, warga Auckland memberi respek yang tinggi terhadap tragedi kemanusiaan di Palestina maupun di negara lainnya.
Seperti yang terlihat dua hari lalu di kawasan Downtown, Quay St dekat Britomart Train Station, puluhan warga Auckland berjalan dan melakukan “Aksi Bela Palestina” di kawasan tersebut.
Masyarakat yang melakukan aksi berasal dari berbagai suku bangsa yang ada di Auckland, termasuk warga asli Maori. Para lelaki, perempuan, dan bahkan anak-anak ikut turun ke jalan. Mereka membawa bendera Palestina dan beberapa bendera negara lain yang mengalami penindasan, serta spanduk mengecam pembantaian warga Palestina di Gaza oleh militer Zionis Israel.
Aksi ini dipimpin seorang perempuan yang dengan lantang menyuarakan pembelaan terhadap Palestina. Dalam orasinya, dia mengatakan bahwa tragedi kemanusiaan di Palestina tidak bisa dibiarkan dan harus dihentikan.
Ada juga orator seorang bocah berusia sekitar 8 tahun yang menyerukan “free free Palestine” di atas kap mobil yang di desain khusus untuk aksi.
Ada hal unik dari “Aksi Bela Palestina” di Auckland, yakni setelah berjalan di sepanjang Quay Street, di mana mereka berhenti dan berorasi di Kawasan Downtown dekat pelabuhan yang sejuk.
Di tempat tersebut terdapat kertas putih panjang berisi nama-nama syuhada di Palestina dalam perangbrutal Israel di Gaza. Masyarakat yang hadir dalam aksi tersebut dibolehkan memberikan cap jempol yang berwarna hijau, merah dan hitam di kertas panjang yang berisi nama-nama syuhada.
Hal lainnya dari “Aksi Bela Palestina” adalah sepanjang aksi tidak ada takbir atau teriakan-teriakan yang biasa dilakukan di Indonesia. Para orator lebih banyak menyampaikan tentang kekejaman Israel, ”free Palestine” dan dukungan untuk membantu rakyat Palestina.
Mereka beralasan aksi tersebut murni kemanusiaan untuk membela Palestina , mewakili rasa kemanusiaan untuk semua agama. Beberapa pengendara juga berhenti melihat aksi ini untuk mengacungkan tangan tanda dukungan.
(mas)
Lihat Juga :