Ukraina Tangkap 2 Jenderalnya karena Membiarkan Rusia Caplok Banyak Wilayah Kharkiv

Selasa, 21 Januari 2025 - 10:10 WIB
loading...
Ukraina Tangkap 2 Jenderalnya...
Biro Investigasi Negara Ukraina tangkap 2 jenderal dan seorang kolonel karena dianggap membiarkan pasukan Rusia mencaplok banyak wilayah Kharkiv. Foto/SBU
A A A
KYIV - Biro Investigasi Negara (SBI) Ukraina telah menangkap dua jenderal dan seorang kolonel negara tersebut karena membiarkan pasukan Rusia mencaplok banyak wilayah Kharkiv pada Mei lalu.

Rincian dakwaan terhadap tiga perwira itu belum jelas. Namun, media Ukraina; Suspline, pada hari Senin melaporkan bahwa seorang komandan ditangkap karena tidak memberi tahu pihak berwenang tentang desersi massal pasukannya.

Penangkapan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang apakah ada upaya nyata untuk mencari keadilan atau langkah politik yang sedang berlangsung untuk mengalihkan kesalahan atas tantangan medan perang Ukraina, yang meliputi kekurangan pasukan dan masalah mobilisasi.

Baca Juga: Joe Biden Ungkap Dirinya Takut Dibunuh Orang Radikal Ukraina, Bukan Oleh Putin

Veteran Ukraina Viktor Kovalenko mengatakan kepada Newsweek, Selasa (21/1/2025) bahwa era akuntabilitas bagi perwira militer terkait desersi di unit mereka telah dimulai.

Sekadar diketahui, para tentara Rusia berhasil menerobos pertahanan Ukraina di Oblast Kharkiv pada 10 Mei 2024, yang memicu penyelidikan SBI atas kegagalan keamanan. Kegagalan pasukan Ukraina itu memberi Rusia keuntungan teritorial terbesarnya dalam 18 bulan.

Setelah kemunduran itu, Jenderal Artur Horbenko, komandan Brigade Pertahanan Teritorial ke-125, mengundurkan diri dari jabatannya pada 17 Juni 2024.

Dalam sebuah unggahan di Facebook pada hari Senin, Yurii Butusov, pemimpin redaksi media Ukraina; Censor.NET, menulis bahwa Jenderal Horbenko, wakilnya, dan dua perwira lainnya dapat dihukum.

Butusov mengatakan Kolonel Dmitry Ryumshin, mantan komandan Brigade Mekanik ke-155 Ukraina, telah ditahan di kota Chernivtsi, meskipun rincian dakwaan tersebut belum diketahui.

Pihak berwenang dilaporkan juga bersiap untuk mendakwa mantan komandan Grup Operasional-Taktis Kharkiv, Brigadir Jenderal Yuriy Halushkin.

Pada bulan Januari 2025, Butusov menduga adanya masalah dalam Brigade Mekanik ke-155, seperti desersi tidak sah yang meluas, gangguan komando, dan kekurangan persenjataan, menurut laporan New Voice of Ukraine.

Di samping gambar-gambar kantor yang digerebek, Kantor Kejaksaan Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa seorang mantan komandan brigade ke-155 telah ditangkap atas desersi massal yang diduga tidak dilaporkan kepada pihak berwenang.

Perwira itu tidak disebutkan namanya, meskipun Suspilne—mengutip sumber penegak hukum—melaporkan bahwa itu adalah Kolonel Ryumshin.

Kantor Kejaksaan Agung Ukraina mengatakan pada bulan November lebih dari 100.000 tentara telah didakwa berdasarkan undang-undang desersi sejak dimulainya perang melawan Rusia.

Kovalenko, yang menulis buletin Substack Ukraine Decoded, mengatakan kepada Newsweek bahwa komandan tingkat menengah bertanggung jawab atas disiplin di unit mereka dan harus bertanggung jawab atas pelanggaran hukum, tetapi masalah sebenarnya tetap rendahnya moral dan patriotisme para wajib militer baru-baru ini.

"(Jenderal Yuriy) Halushkin dan (Jenderal Artur) Horbenko akan dicurigai melakukan kelalaian dinas, terkait dengan kegagalan pertahanan dan hilangnya kendali pasukan di arah Kharkiv pada 10 Mei 2024," kata Butusov.

Kovalenko mengatakan kepada Newsweek: "Era akuntabilitas bagi perwira militer Ukraina terkait desersi di unit mereka baru saja dimulai."

"Alasan sebenarnya dari meningkatnya desersi terletak pada rendahnya moral dan patriotisme para wajib militer baru-baru ini yang tidak pernah ingin mempertahankan tanah air mereka dan ditangkap serta dipaksa untuk melakukan itu. Ukraina kehabisan cadangan mobilisasi, dan ini merupakan masalah yang jauh lebih besar daripada pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa perwira," paparnya.

Tidak jelas apakah lebih banyak perwira yang dapat menghadapi tuntutan, tetapi terlepas dari perdebatan mengenai apakah negosiasi akan mengakhiri permusuhan, Ukraina akan terus menghadapi tantangan untuk menambah jumlah pasukannya.

Panglima Militer Jenderal Oleksandr Syrskyi mengatakan kepada media Ukraina; TSN, bahwa upaya mobilisasi saat ini tidak memadai dan bahwa Kyiv harus menambah jumlah personel di brigade mekanis, yang akan menjadi fokus Kyiv dalam beberapa bulan mendatang.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
5 Presiden di Dunia...
5 Presiden di Dunia yang Dulunya Jenderal Militer, Salah Satunya Prabowo Subianto
Trump Incar Bantuan...
Trump Incar Bantuan Erdogan untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Eropa Tak Bisa Mempertahankan...
Eropa Tak Bisa Mempertahankan Diri Melawan Rusia, Ini 6 Penyebabnya
AS Pangkas Jumlah Jenderal...
AS Pangkas Jumlah Jenderal Bintang 4 hingga 20 Persen, Ada Apa?
Rusia Tutup Semua Bandara...
Rusia Tutup Semua Bandara di Moskow akibat Serangan Pesawat Nirawak Ukraina
Mantan Pejabat CIA:...
Mantan Pejabat CIA: AS Sengaja Biarkan Ukraina Berdarah-darah
Ukraina Mengharapkan...
Ukraina Mengharapkan 3 Juta Peluru Sekutu untuk Akhiri Perang
Rayakan Hari Star Wars,...
Rayakan Hari Star Wars, Akun Medsos Gedung Putih Unggah Gambar AI Trump Sebagai Jedi
Siapa Ben Gurion dan...
Siapa Ben Gurion dan Gerakan Zionisme Cikal Bakal Penjajahan Palestina?
Rekomendasi
Jennie BLACKPINK Tampil...
Jennie BLACKPINK Tampil Elegan dengan Dress Tuxedo di Met Gala 2025
Mendagri ke Lucky Hakim:...
Mendagri ke Lucky Hakim: Kepala Daerah Tidak Ada Libur
Dukung Penuh Pemberantasan...
Dukung Penuh Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Perindo Minta UU BUMN Baru Ditinjau Ulang
Berita Terkini
5 Presiden di Dunia...
5 Presiden di Dunia yang Dulunya Jenderal Militer, Salah Satunya Prabowo Subianto
Trump Incar Bantuan...
Trump Incar Bantuan Erdogan untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina
PM Selandia Baru Bakal...
PM Selandia Baru Bakal Melarang Anak di Bawah 16 Tahun Gunakan Media Sosial
Dari Tanah Suci ke Tahta...
Dari Tanah Suci ke Tahta Suci, Siapa Kardinal Pizzaballa yang Disebut Kandidat Kuat Paus?
Jet Tempur J-36 China...
Jet Tempur J-36 China Diklaim Mampu Pecundangi Pesawat Pengebom Siluman B-21 AS
Eropa Tak Bisa Mempertahankan...
Eropa Tak Bisa Mempertahankan Diri Melawan Rusia, Ini 6 Penyebabnya
Infografis
Jet Tempur Su-27 Ukraina...
Jet Tempur Su-27 Ukraina Jatuh saat Duel Lawan Drone Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved