Aneh, Mengapa Pemberontak Anti-Rezim Assad Diam Saja saat Israel Menginvasi Suriah
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Kelompok pemberontak atau oposisi telah mengambi alih kekuasaan Suriah setelah rezim Bashar al-Assad tumbang pada hari Minggu lalu.
Sejak itu, Israel meluncurkan invasi militer ke Suriah dengan mencaplok wilayah Dataran Tinggi Golan yang ditinggal lari pasukan rezim Assad.
Selain memperluas wilayah caplokannya di Dataran Tinggi Golan, militer Zionis juga sudah 480 kali membombardir situs-situs militer Suriah.
Dengan mengambil alih kekuasaan, pemberontak yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) dan Tentara Pembebasan Surah (SFA) semestinya juga berkuasa atas seluruh wilayah dan aset-aset milter yang ditinggalkan rezim Assad.
Lalu mengapa mereka diam saja ketika Israel menginvasi negara Arab tersebut?
Juru bicara kelompok HTS Obeida Arnaout bahkan enggan mengecam serangan udara dan invasi darat Israel ketika ditanya jurnalis Channel 4 Inggris.
Ketika diminta untuk mengomentari serangan dan penyerbuan Israel, Arnaout menjawab: "Prioritas kami adalah memulihkan keamanan dan layanan, menghidupkan kembali kehidupan dan lembaga sipil, dan merawat kota-kota yang baru dibebaskan."
"Ada banyak bagian mendesak dari kehidupan sehari-hari yang harus dipulihkan: toko roti, listrik, air, komunikasi, jadi prioritas kami adalah menyediakan layanan tersebut kepada masyarakat," katanya.
Namun, jurnalis itu terus mendesak Arnaout tentang invasi Israel ke Suriah. ”Saya mengerti itu bukan prioritas Anda, tetapi apakah Anda dengan jujur mengatakan kepada saya bahwa Anda tidak memiliki apa pun untuk dikatakan tentang serangan Israel, situs-situs di negara ini?" tanya jurnalis tersebut.
Sejak itu, Israel meluncurkan invasi militer ke Suriah dengan mencaplok wilayah Dataran Tinggi Golan yang ditinggal lari pasukan rezim Assad.
Selain memperluas wilayah caplokannya di Dataran Tinggi Golan, militer Zionis juga sudah 480 kali membombardir situs-situs militer Suriah.
Dengan mengambil alih kekuasaan, pemberontak yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) dan Tentara Pembebasan Surah (SFA) semestinya juga berkuasa atas seluruh wilayah dan aset-aset milter yang ditinggalkan rezim Assad.
Lalu mengapa mereka diam saja ketika Israel menginvasi negara Arab tersebut?
Juru bicara kelompok HTS Obeida Arnaout bahkan enggan mengecam serangan udara dan invasi darat Israel ketika ditanya jurnalis Channel 4 Inggris.
Ketika diminta untuk mengomentari serangan dan penyerbuan Israel, Arnaout menjawab: "Prioritas kami adalah memulihkan keamanan dan layanan, menghidupkan kembali kehidupan dan lembaga sipil, dan merawat kota-kota yang baru dibebaskan."
"Ada banyak bagian mendesak dari kehidupan sehari-hari yang harus dipulihkan: toko roti, listrik, air, komunikasi, jadi prioritas kami adalah menyediakan layanan tersebut kepada masyarakat," katanya.
Namun, jurnalis itu terus mendesak Arnaout tentang invasi Israel ke Suriah. ”Saya mengerti itu bukan prioritas Anda, tetapi apakah Anda dengan jujur mengatakan kepada saya bahwa Anda tidak memiliki apa pun untuk dikatakan tentang serangan Israel, situs-situs di negara ini?" tanya jurnalis tersebut.