Bos Media Israel Sebut Milisi Palestina Pejuang Kemerdekaan, Rezim Zionis Marah
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Amos Schocken, penerbit media Israel; Haaretz, membuat rezim Zionis marah setelah pidatonya menyebut para milisi Palestina sebagai pejuang kemerdekaan.
Bos media itu menolak menyebut para milisi Palestina "teroris" sebagaimana narasi yang diciptakan rezim Zionis selama ini.
Tak hanya membela para milisi Palestina, Schocken bahkan menyerukan sanksi terhadap para pemimpin dan pemukim ilegal Israel.
Pembelaan Schocken disampaikan dalam pidatonya di sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh New Israel Fund dan Berl Katznelson Foundation pada tanggal 8 Oktober di Israel, yang diungkap oleh Channel 14 melalui saluran YouTube New Israel Fund.
Schocken sebelumnya juga menyampaikan pembelaanya pada Palestina dalam pidati di sebuah konferensi di London, yang dianggap rezim Zionis sebagai pidato hasutan.
Dalam pidatonya pada 8 Oktober, Schocken menyatakan: “Pemerintah [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu ingin melanjutkan dan mengintensifkan pemukiman ilegal di wilayah yang dimaksudkan untuk Negara Palestina."
"Mereka tidak peduli untuk memaksakan rezim apartheid yang kejam pada penduduk Palestina. Ia mengabaikan biaya yang dikeluarkan kedua belah pihak untuk mempertahankan permukiman sambil memerangi pejuang kebebasan Palestina yang disebut Israel sebagai teroris," lanjut Schocken.
Dia lebih lanjut berpendapat bahwa satu-satunya cara untuk memajukan pembentukan Negara Palestina adalah melalui sanksi internasional terhadap rezim Zionis Israel.
“Negara Palestina harus didirikan, dan satu-satunya cara untuk mencapainya adalah dengan menerapkan sanksi terhadap para pemimpin dan pemukim Israel di wilayah [Palestina] yang diduduki," katanya.
Penonton bertepuk tangan atas pidato Schocken, yang menyoroti kesenjangan antara wacana Israel dan internasional tentang masalah tersebut.
Pemerintah Israel telah memutuskan semua hubungan dengan surat kabar Haaretz menyusul pernyataan Schocken di sebuah konferensi di London awal tahun ini, di mana dia menyerukan sanksi terhadap para pemimpin Israel dan menuduh pemerintah mengabadikan kebijakan apartheid.
Pada pertemuan mingguan pada hari Minggu, kabinet dengan suara bulat menyetujui usulan Menteri Komunikasi Shlomo Karhi untuk menghentikan semua keterlibatan dengan Haaretz, termasuk menghentikan iklan pemerintah di publikasi tersebut.
Karhi, yang marah mengecam retorika Schocken. "Tidak dapat diterima jika penerbit surat kabar resmi di Negara Israel menyerukan sanksi terhadapnya dan mendukung musuh-musuh negara di tengah perang," kesal Karhi, yang dilansir Jerusalem Post, Senin (25/11/2024).
Keputusan pemerintah Zionis juga mengutip peran Haaretz dalam menerbitkan artikel yang dianggap merusak legitimasi Israel di panggung internasional.
Bos media itu menolak menyebut para milisi Palestina "teroris" sebagaimana narasi yang diciptakan rezim Zionis selama ini.
Tak hanya membela para milisi Palestina, Schocken bahkan menyerukan sanksi terhadap para pemimpin dan pemukim ilegal Israel.
Baca Juga
Pembelaan Schocken disampaikan dalam pidatonya di sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh New Israel Fund dan Berl Katznelson Foundation pada tanggal 8 Oktober di Israel, yang diungkap oleh Channel 14 melalui saluran YouTube New Israel Fund.
Schocken sebelumnya juga menyampaikan pembelaanya pada Palestina dalam pidati di sebuah konferensi di London, yang dianggap rezim Zionis sebagai pidato hasutan.
Dalam pidatonya pada 8 Oktober, Schocken menyatakan: “Pemerintah [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu ingin melanjutkan dan mengintensifkan pemukiman ilegal di wilayah yang dimaksudkan untuk Negara Palestina."
"Mereka tidak peduli untuk memaksakan rezim apartheid yang kejam pada penduduk Palestina. Ia mengabaikan biaya yang dikeluarkan kedua belah pihak untuk mempertahankan permukiman sambil memerangi pejuang kebebasan Palestina yang disebut Israel sebagai teroris," lanjut Schocken.
Dia lebih lanjut berpendapat bahwa satu-satunya cara untuk memajukan pembentukan Negara Palestina adalah melalui sanksi internasional terhadap rezim Zionis Israel.
“Negara Palestina harus didirikan, dan satu-satunya cara untuk mencapainya adalah dengan menerapkan sanksi terhadap para pemimpin dan pemukim Israel di wilayah [Palestina] yang diduduki," katanya.
Penonton bertepuk tangan atas pidato Schocken, yang menyoroti kesenjangan antara wacana Israel dan internasional tentang masalah tersebut.
Pemerintah Israel telah memutuskan semua hubungan dengan surat kabar Haaretz menyusul pernyataan Schocken di sebuah konferensi di London awal tahun ini, di mana dia menyerukan sanksi terhadap para pemimpin Israel dan menuduh pemerintah mengabadikan kebijakan apartheid.
Pada pertemuan mingguan pada hari Minggu, kabinet dengan suara bulat menyetujui usulan Menteri Komunikasi Shlomo Karhi untuk menghentikan semua keterlibatan dengan Haaretz, termasuk menghentikan iklan pemerintah di publikasi tersebut.
Karhi, yang marah mengecam retorika Schocken. "Tidak dapat diterima jika penerbit surat kabar resmi di Negara Israel menyerukan sanksi terhadapnya dan mendukung musuh-musuh negara di tengah perang," kesal Karhi, yang dilansir Jerusalem Post, Senin (25/11/2024).
Keputusan pemerintah Zionis juga mengutip peran Haaretz dalam menerbitkan artikel yang dianggap merusak legitimasi Israel di panggung internasional.
(mas)