Siapa yang Kerjai Jet Siluman F-35 Israel saat Serang Iran, S-300 Rusia atau Pentagon?
loading...
A
A
A
Kemampuan sistem pertahanan udara Iran untuk mendeteksi jet Israel pada jarak seperti itu merupakan perkembangan yang tidak terduga bagi para perencana militer Israel.
Sumber intelijen Israel telah mengindikasikan bahwa sistem pertahanan udara Rusia dan Iran mampu menargetkan jet Israel pada jarak jauh, berpotensi mencegatnya jauh sebelum mereka memasuki wilayah udara Iran. Hal ini akan memungkinkan Iran untuk melawan operasi Israel yang jauh dari perbatasannya sendiri.
Laporan dari Defense Arabic menyoroti bahwa jet tempur Israel mungkin berada ratusan mil jauhnya dari target utama mereka di Iran, mendekati jangkauan maksimum rudal balistik yang diluncurkan dari udara [ALBM] seperti “Rock” dan “Blue Sparrow.”
Rudal-rudal ini dimaksudkan untuk menetralkan radar pertahanan udara Iran. Namun, rudal-rudal itu diluncurkan lebih awal sebagai akibat dari gangguan tak terduga dari sistem radar Iran. Hal ini memaksa pilot Israel untuk membatalkan misi mereka dan kembali ke wilayah udara Israel lebih cepat dari yang direncanakan.
Pejabat Israel menyatakan keterkejutannya atas kemampuan radar Iran untuk mendeteksi jet F-35 Adir mereka, yang memaksa mereka untuk menembakkan muatan rudal balistik sebelum mencapai posisi peluncuran optimal yang dimaksudkan.
Menurut laporan tersebut, peluncuran rudal awal ini merupakan kejadian yang tak terduga, yang mencerminkan kemampuan canggih sistem radar Iran dalam mendeteksi pesawat siluman.
Ini menandai pertama kalinya sistem pertahanan udara Iran atau Rusia berhasil "mengunci" F-35 Israel, yang membuat pimpinan militer Israel lengah.
Pada bulan April 2024, Rusia dan Iran dilaporkan memetakan seluruh jaringan pertahanan udara Israel, yang memungkinkan Teheran merencanakan serangan rudal terhadap Israel.
Serangan ini, menurut Teheran, sangat efektif dalam menembus pertahanan Israel, yang menandai pergeseran keseimbangan kekuatan militer di kawasan tersebut.
Selain itu, ada laporan lain yang menyebutkan bahwa Rusia telah memasok Iran dengan sistem pertahanan udara S-400. Meskipun hal ini belum dikonfirmasi secara resmi, The New York Times mengutip sumber pada bulan Agustus 2024, yang menunjukkan bahwa pengiriman S-400 telah dimulai.
Sumber intelijen Israel telah mengindikasikan bahwa sistem pertahanan udara Rusia dan Iran mampu menargetkan jet Israel pada jarak jauh, berpotensi mencegatnya jauh sebelum mereka memasuki wilayah udara Iran. Hal ini akan memungkinkan Iran untuk melawan operasi Israel yang jauh dari perbatasannya sendiri.
Laporan dari Defense Arabic menyoroti bahwa jet tempur Israel mungkin berada ratusan mil jauhnya dari target utama mereka di Iran, mendekati jangkauan maksimum rudal balistik yang diluncurkan dari udara [ALBM] seperti “Rock” dan “Blue Sparrow.”
Rudal-rudal ini dimaksudkan untuk menetralkan radar pertahanan udara Iran. Namun, rudal-rudal itu diluncurkan lebih awal sebagai akibat dari gangguan tak terduga dari sistem radar Iran. Hal ini memaksa pilot Israel untuk membatalkan misi mereka dan kembali ke wilayah udara Israel lebih cepat dari yang direncanakan.
Pejabat Israel menyatakan keterkejutannya atas kemampuan radar Iran untuk mendeteksi jet F-35 Adir mereka, yang memaksa mereka untuk menembakkan muatan rudal balistik sebelum mencapai posisi peluncuran optimal yang dimaksudkan.
Menurut laporan tersebut, peluncuran rudal awal ini merupakan kejadian yang tak terduga, yang mencerminkan kemampuan canggih sistem radar Iran dalam mendeteksi pesawat siluman.
Ini menandai pertama kalinya sistem pertahanan udara Iran atau Rusia berhasil "mengunci" F-35 Israel, yang membuat pimpinan militer Israel lengah.
Pada bulan April 2024, Rusia dan Iran dilaporkan memetakan seluruh jaringan pertahanan udara Israel, yang memungkinkan Teheran merencanakan serangan rudal terhadap Israel.
Serangan ini, menurut Teheran, sangat efektif dalam menembus pertahanan Israel, yang menandai pergeseran keseimbangan kekuatan militer di kawasan tersebut.
Selain itu, ada laporan lain yang menyebutkan bahwa Rusia telah memasok Iran dengan sistem pertahanan udara S-400. Meskipun hal ini belum dikonfirmasi secara resmi, The New York Times mengutip sumber pada bulan Agustus 2024, yang menunjukkan bahwa pengiriman S-400 telah dimulai.