5 Alasan Donald Trump Tak Akan Pernah Membela Palestina
loading...
A
A
A
Dalam hal ini, meskipun konflik Israel-Palestina adalah masalah internasional yang penting, Trump cenderung memprioritaskan stabilitas politik di dalam negeri dan memperkuat hubungan dengan negara-negara yang dianggap penting secara strategis bagi AS, termasuk Israel.
Trump juga didorong oleh basis pendukung dari kalangan konservatif, termasuk kelompok evangelis Kristen di Amerika Serikat, yang seringkali sangat mendukung Israel.
Banyak kelompok evangelis percaya bahwa mendukung Israel adalah bagian dari keyakinan agama mereka, yang mengarah pada pandangan bahwa Israel harus diberi dukungan penuh.
Oleh karena itu, kebijakan luar negeri Trump seringkali disesuaikan dengan keyakinan agama dan politik ini, yang membuatnya semakin sulit untuk mendukung Palestina secara terbuka.
Partai Republik, yang merupakan partai Trump, secara historis telah mendukung Israel. Hal ini membuat sikap Trump lebih konsisten dengan kebijakan luar negeri partai tersebut, yang cenderung pro-Israel.
Kebijakan ini juga berfungsi untuk memperkokoh basis dukungan Trump di kalangan pemilih Kristen konservatif yang memandang hubungan dengan Israel sebagai penting secara teologis.
Trump, melalui rencananya, secara efektif mengabaikan konsep solusi dua negara, yang telah menjadi kerangka dasar untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade.
Konsep ini berpendapat bahwa perdamaian yang abadi hanya dapat dicapai dengan mendirikan Negara Palestina yang merdeka di samping Israel.
Sebaliknya, Trump lebih memilih solusi yang sangat menguntungkan Israel, yang lebih menekankan pada penguatan Israel dan pengurangan hak-hak Palestina.
Langkah-langkah seperti pengakuan atas aneksasi wilayah Tepi Barat oleh Israel dan pemangkasan bantuan AS kepada Palestina semakin memperburuk hubungan antara pemerintah Trump dan Palestina.
3. Posisi Partai Republik dan Konservatisme Evangelis
Trump juga didorong oleh basis pendukung dari kalangan konservatif, termasuk kelompok evangelis Kristen di Amerika Serikat, yang seringkali sangat mendukung Israel.
Banyak kelompok evangelis percaya bahwa mendukung Israel adalah bagian dari keyakinan agama mereka, yang mengarah pada pandangan bahwa Israel harus diberi dukungan penuh.
Oleh karena itu, kebijakan luar negeri Trump seringkali disesuaikan dengan keyakinan agama dan politik ini, yang membuatnya semakin sulit untuk mendukung Palestina secara terbuka.
Partai Republik, yang merupakan partai Trump, secara historis telah mendukung Israel. Hal ini membuat sikap Trump lebih konsisten dengan kebijakan luar negeri partai tersebut, yang cenderung pro-Israel.
Kebijakan ini juga berfungsi untuk memperkokoh basis dukungan Trump di kalangan pemilih Kristen konservatif yang memandang hubungan dengan Israel sebagai penting secara teologis.
4. Pengabaian Terhadap Solusi Dua Negara
Trump, melalui rencananya, secara efektif mengabaikan konsep solusi dua negara, yang telah menjadi kerangka dasar untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade.
Konsep ini berpendapat bahwa perdamaian yang abadi hanya dapat dicapai dengan mendirikan Negara Palestina yang merdeka di samping Israel.
Sebaliknya, Trump lebih memilih solusi yang sangat menguntungkan Israel, yang lebih menekankan pada penguatan Israel dan pengurangan hak-hak Palestina.
Langkah-langkah seperti pengakuan atas aneksasi wilayah Tepi Barat oleh Israel dan pemangkasan bantuan AS kepada Palestina semakin memperburuk hubungan antara pemerintah Trump dan Palestina.