Jenderal IRGC: AS dan Israel Mungkin Luncurkan Serangan Preemptive Mengeroyok Iran

Kamis, 07 November 2024 - 13:34 WIB
loading...
A A A
"Pemilu AS bukanlah urusan kami. Kebijakan kami stabil dan tidak berubah berdasarkan individu. Kami telah membuat prediksi yang diperlukan sebelumnya dan tidak akan ada perubahan dalam penghidupan masyarakat," kata Mohajerani, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/11/2024).

Selama masa jabatan pertamanya sebagai Presiden AS, Trump menerapkan kembali sanksi terhadap Iran setelah dia menarik diri dari pakta nuklir tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia yang telah membatasi program nuklir Teheran dengan imbalan keuntungan ekonomi.

Pemberlakuan kembali sanksi AS pada tahun 2018 berdampak pada ekspor minyak Iran, memangkas pendapatan pemerintah, dan memaksanya mengambil langkah-langkah yang tidak populer seperti menaikkan pajak dan menjalankan defisit anggaran yang besar, kebijakan yang telah membuat inflasi tahunan mendekati 40 persen.

Mata uang nasional Iran telah melemah karena prospek kepresidenan Trump, mencapai titik terendah sepanjang masa sebesar 700.000 rial terhadap dolar AS di pasar bebas, menurut situs web pelacakan mata uang Iran; Bonbast.com.
(mas)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1049 seconds (0.1#10.140)