Menlu AS Temui Mohammed bin Salman Bahas Gaza dalam Upaya Normalisasi Israel-Arab Saudi
loading...
A
A
A
RIYADH - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah menemui Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh pada Rabu.
Blinken membahas masa depan Gaza dalam upaya Amerika untuk menormalisasi hubungan Israel dan Arab Saudi.
"Blinken menekankan perlunya mengakhiri perang di Gaza, membebaskan para sandera, dan memungkinkan rakyat Gaza membangun kembali kehidupan mereka yang bebas dari Hamas," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller saat membacakan hasil pertemuan tersebut, seperti dikutip dari The National, Kamis (24/10/2024).
Kunjungan Blinken merupakan bagian dari lawatan ke Timur Tengah untuk mendesak gencatan senjata di Gaza dan upaya diplomatik untuk menghentikan konflik agar tidak menyebar lebih jauh ke seluruh wilayah.
Pada hari Selasa, dia bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, di mana keduanya membahas rencana untuk "hari setelah perang" di Gaza. "Dan kerangka pemerintahan untuk wilayah yang hancur itu," kata kantor Netanyahu.
Arab Saudi sebelumnya mengatakan tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan Negara Palestina.
Namun, Blinken mengatakan kepada wartawan sebelum meninggalkan Israel; "Masih ada, terlepas dari semua yang telah terjadi, peluang luar biasa di wilayah ini untuk bergerak ke arah yang sama sekali berbeda."
"Arab Saudi akan menjadi inti dari itu, dan itu termasuk kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel," ujarnya.
Diplomat AS itu dijadwalkan mengunjungi Yordania dan bertemu Menteri Luar Negeri Ayman Safadi, tetapi Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan pada Selasa malam bahwa kunjungan itu telah ditunda, tanpa memberikan rincian.
Pengumuman itu muncul setelah Raja Abdullah II dari Yordania tiba di Riyadh sebelum kunjungan Blinken ke Ibu Kota Arab Saudi.
Raja Abdullah II telah bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman, menurut laporan media pemerintah kedua negara.
Istana Kerajaan Yordania mengatakan Raja Abdullah dan Pangeran Mohammed bin Salman berfokus pada perlunya mengintensifkan upaya untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.
"Kedua negara sepenuhnya mendukung saudara-saudara Palestina dan Lebanon," kata pihak istana.
Blinken mengatakan selama perjalanannya ke Israel bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri perang di Gaza dan mendesak Israel untuk memanfaatkan pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar minggu lalu dan pembubarannya terhadap sebagian besar kelompok perlawanan Palestina tersebut.
"Sekaranglah saatnya untuk mengubah keberhasilan itu menjadi keberhasilan strategis yang langgeng. Dan sebenarnya ada dua hal yang tersisa untuk dilakukan; bawa pulang para sandera dan akhiri perang dengan pemahaman tentang apa yang akan terjadi selanjutnya," kata Blinken.
Kunjungannya adalah perjalanannya yang ke-11 ke wilayah tersebut sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober tahun lalu dan yang pertama sejak meningkatnya pertempuran antara Israel dan militan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon dalam dua bulan terakhir.
Netanyahu dan Blinken membahas upaya untuk menengahi gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera Israel yang ditahan di daerah kantong Palestina tersebut, serta situasi kemanusiaan di wilayah Palestina dan rencana setelah konflik, kata kantor PM Israel.
Mereka juga membahas kemungkinan pembalasan Israel atas serangan rudal di Tel Aviv oleh Iran awal bulan ini.
AS, Mesir, dan Qatar telah memimpin upaya untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata selama berbulan-bulan tetapi pembicaraan menemui jalan buntu dengan pihak-pihak yang bertikai saling menuduh menyabotase kesepakatan.
Blinken membahas masa depan Gaza dalam upaya Amerika untuk menormalisasi hubungan Israel dan Arab Saudi.
"Blinken menekankan perlunya mengakhiri perang di Gaza, membebaskan para sandera, dan memungkinkan rakyat Gaza membangun kembali kehidupan mereka yang bebas dari Hamas," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller saat membacakan hasil pertemuan tersebut, seperti dikutip dari The National, Kamis (24/10/2024).
Kunjungan Blinken merupakan bagian dari lawatan ke Timur Tengah untuk mendesak gencatan senjata di Gaza dan upaya diplomatik untuk menghentikan konflik agar tidak menyebar lebih jauh ke seluruh wilayah.
Pada hari Selasa, dia bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, di mana keduanya membahas rencana untuk "hari setelah perang" di Gaza. "Dan kerangka pemerintahan untuk wilayah yang hancur itu," kata kantor Netanyahu.
Arab Saudi sebelumnya mengatakan tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan Negara Palestina.
Namun, Blinken mengatakan kepada wartawan sebelum meninggalkan Israel; "Masih ada, terlepas dari semua yang telah terjadi, peluang luar biasa di wilayah ini untuk bergerak ke arah yang sama sekali berbeda."
"Arab Saudi akan menjadi inti dari itu, dan itu termasuk kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel," ujarnya.
Diplomat AS itu dijadwalkan mengunjungi Yordania dan bertemu Menteri Luar Negeri Ayman Safadi, tetapi Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan pada Selasa malam bahwa kunjungan itu telah ditunda, tanpa memberikan rincian.
Pengumuman itu muncul setelah Raja Abdullah II dari Yordania tiba di Riyadh sebelum kunjungan Blinken ke Ibu Kota Arab Saudi.
Raja Abdullah II telah bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman, menurut laporan media pemerintah kedua negara.
Istana Kerajaan Yordania mengatakan Raja Abdullah dan Pangeran Mohammed bin Salman berfokus pada perlunya mengintensifkan upaya untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.
"Kedua negara sepenuhnya mendukung saudara-saudara Palestina dan Lebanon," kata pihak istana.
Blinken mengatakan selama perjalanannya ke Israel bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri perang di Gaza dan mendesak Israel untuk memanfaatkan pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar minggu lalu dan pembubarannya terhadap sebagian besar kelompok perlawanan Palestina tersebut.
"Sekaranglah saatnya untuk mengubah keberhasilan itu menjadi keberhasilan strategis yang langgeng. Dan sebenarnya ada dua hal yang tersisa untuk dilakukan; bawa pulang para sandera dan akhiri perang dengan pemahaman tentang apa yang akan terjadi selanjutnya," kata Blinken.
Kunjungannya adalah perjalanannya yang ke-11 ke wilayah tersebut sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober tahun lalu dan yang pertama sejak meningkatnya pertempuran antara Israel dan militan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon dalam dua bulan terakhir.
Netanyahu dan Blinken membahas upaya untuk menengahi gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera Israel yang ditahan di daerah kantong Palestina tersebut, serta situasi kemanusiaan di wilayah Palestina dan rencana setelah konflik, kata kantor PM Israel.
Mereka juga membahas kemungkinan pembalasan Israel atas serangan rudal di Tel Aviv oleh Iran awal bulan ini.
AS, Mesir, dan Qatar telah memimpin upaya untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata selama berbulan-bulan tetapi pembicaraan menemui jalan buntu dengan pihak-pihak yang bertikai saling menuduh menyabotase kesepakatan.
(mas)