Yordania, Irak, Lebanon Tutup Wilayah Udara setelah Serangan Rudal Iran ke Israel
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Yordania, Irak, dan Lebanon mengumumkan penutupan wilayah udara mereka pada Selasa malam (1/10/2024) setelah serangan rudal Iran ke Israel.
Informasi ini dirilis dalam pernyataan dari Komisi Regulasi Penerbangan Sipil Yordania, Kementerian Transportasi Irak, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon.
Komisi Regulasi Penerbangan Sipil Yordania mengatakan mereka telah "menutup sementara wilayah udara Kerajaan untuk semua penerbangan (yang datang, pergi, dan transit)," menurut kantor berita resmi Yordania.
Kepala Komisi Hytham Mesto menekankan, “Keputusan itu dibuat karena situasi yang meningkat di wilayah tersebut, yang menimbulkan risiko bagi operasi penerbangan dan keselamatan penumpang."
Mesto juga mengatakan, "Tindakan pencegahan ini akan ditinjau berdasarkan perkembangan yang sedang berlangsung dan penilaian risiko."
Sementara itu, Menteri Transportasi Irak Razzaq Muhaybis Al-Saadawi menjelaskan, “Untuk memastikan keselamatan navigasi udara dan pesawat yang transit, kami telah memerintahkan penutupan wilayah udara Irak untuk operasi penerbangan.”
Kantor berita resmi Lebanon melaporkan kantor media Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon, Ali Hamieh, menekankan, “Karena perkembangan regional, wilayah udara akan ditutup untuk lalu lintas udara selama dua jam, setelah itu penilaian ulang akan dilakukan untuk melanjutkan penerbangan.”
Sebelumnya, Israel melaporkan Iran telah meluncurkan sekitar 200 rudal sebagai balasan atas pembunuhan tokoh-tokoh penting, termasuk Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Israel telah menargetkan Nasrallah dan yang lainnya, termasuk Abbas Nilforoushan, dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 27 September.
Haniyeh tewas dalam serangan di kediamannya saat berkunjung ke Teheran pada akhir Juli.
Informasi ini dirilis dalam pernyataan dari Komisi Regulasi Penerbangan Sipil Yordania, Kementerian Transportasi Irak, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon.
Komisi Regulasi Penerbangan Sipil Yordania mengatakan mereka telah "menutup sementara wilayah udara Kerajaan untuk semua penerbangan (yang datang, pergi, dan transit)," menurut kantor berita resmi Yordania.
Kepala Komisi Hytham Mesto menekankan, “Keputusan itu dibuat karena situasi yang meningkat di wilayah tersebut, yang menimbulkan risiko bagi operasi penerbangan dan keselamatan penumpang."
Mesto juga mengatakan, "Tindakan pencegahan ini akan ditinjau berdasarkan perkembangan yang sedang berlangsung dan penilaian risiko."
Sementara itu, Menteri Transportasi Irak Razzaq Muhaybis Al-Saadawi menjelaskan, “Untuk memastikan keselamatan navigasi udara dan pesawat yang transit, kami telah memerintahkan penutupan wilayah udara Irak untuk operasi penerbangan.”
Kantor berita resmi Lebanon melaporkan kantor media Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon, Ali Hamieh, menekankan, “Karena perkembangan regional, wilayah udara akan ditutup untuk lalu lintas udara selama dua jam, setelah itu penilaian ulang akan dilakukan untuk melanjutkan penerbangan.”
Sebelumnya, Israel melaporkan Iran telah meluncurkan sekitar 200 rudal sebagai balasan atas pembunuhan tokoh-tokoh penting, termasuk Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Israel telah menargetkan Nasrallah dan yang lainnya, termasuk Abbas Nilforoushan, dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 27 September.
Haniyeh tewas dalam serangan di kediamannya saat berkunjung ke Teheran pada akhir Juli.
(sya)