Iran Tak Kunjung Serang Israel, Kapal Induk AS Hengkang dari Timur Tengah
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Langkah langka Amerika Serikat (AS) untuk mempertahankan dua kapal induk di Timur Tengah selama beberapa minggu terakhir kini telah berakhir, karena salah satunya; USS Theodore Roosevelt, akan kembali ke Amerika.
Kapal induk USS Theodore Roosevelt dan USS Abraham Lincoln telah siaga berminggu-minggu di Timur Tengah untuk melindungi Israel dari ancaman serangan Iran—yang hingga kini tak kunjung dilakukan.
Komandan AS di Timur Tengah telah lama berpendapat bahwa keberadaan kapal induk AS dan sejumlah kapal perang yang menyertainya telah menjadi pencegah yang efektif di kawasan tersebut, khususnya bagi Iran.
Sejak perang Israel-Hamas di Jalur Gaza dimulai 7 Oktober 2023, telah ada kehadiran kapal induk yang terus-menerus di dalam dan sekitar kawasan tersebut—dan untuk beberapa waktu mereka telah tumpang tindih sehingga dua kapal induk berada di sana pada saat yang sama.
Namun, sebelum musim gugur lalu, sudah bertahun-tahun sejak AS mengerahkan kekuatan kapal perang sebanyak itu ke kawasan tersebut.
Keputusan untuk membawa pulang USS Theodore Roosevelt muncul saat perang di Gaza telah berlangsung selama 11 bulan, dengan puluhan ribu orang tewas, dan upaya internasional untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah berulang kali terhenti karena mereka saling menuduh membuat tuntutan tambahan dan tidak dapat diterima.
Selama beberapa bulan awal tahun ini, kapal induk USS Dwight D Eisenhower tetap berada di Laut Merah, diklaim mampu merespons untuk membantu Israel dan untuk mempertahankan kapal komersial dan militer dari serangan oleh Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Kapal induk tersebut yang bermarkas di Norfolk, Virginia, telah kembali ke markasnya setelah bertugas selama lebih dari delapan bulan dalam pertempuran yang menurut Angkatan Laut merupakan yang paling intens sejak Perang Dunia II.
Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas pergerakan pasukan, mengatakan bahwa kapal induk USS Theodore Roosevelt yang bermarkas di San Diego dan kapal perusak USS Daniel Inouye diperkirakan akan berada di wilayah Komando Indo-Pasifik pada hari Kamis (12/9/2024).
Kapal perusak lainnya, USS Russell, telah meninggalkan Timur Tengah dan telah beroperasi di Laut China Selatan.
USS Abraham Lincoln, yang sekarang berada di Teluk Oman bersama beberapa kapal perang lainnya, tiba di Timur Tengah sekitar tiga minggu lalu, yang memungkinkannya untuk bertugas tumpang tindih dengan USS Theodore Roosevelt hingga sekarang.
AS telah mengerahkan banyak aset tempur ke Timur Tengah setelah Iran mengancam akan menyerang Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli lalu.
Israel tidak mengaku maupun menyangkal terlibat dalam pembunuhan Haniyeh.
Meski berkali-kali mengumbar ancaman, Iran tak kunjung meluncurkan serangannya terhadap Israel. Teheran terakhir kali menyerang negara Yahudi itu pada April lalu saat membalas serangan terhadap konsulat Iran di Suriah yang menewaskan para petinggi militer Iran.
Sementara itu, kapal selam bertenaga nuklir USS Georgia kini berada di Tmur Tengah—wilayah operasi Komando Pusat (CENTCOM) AS, kata pejabat pertahanan AS pada Selasa.
Kehadirannya menambah serangkaian aset militer yang dikerahkan AS ke wilayah tersebut dalam beberapa minggu terakhir.
"Georgia telah transit ke CENTCOM AOR," kata Sekretaris Pers Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder, yang dilansir Al Arabiya.
Saat ini, terdapat sekitar 40.000 personel militer Amerika di wilayah CENTCOM. Jumlah tersebut meningkat dari jumlah personel reguler yang mencapai 30.000 personel.
Aset lain yang dikerahkan termasuk sistem pertahanan rudal balistik tambahan, kapal perusak dari Teluk Oman hingga Laut Merah, jet tempur tambahan, dan kapal perusak lainnya ke Eropa dan Timur Tengah.
Pada hari Selasa, Ryder mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa AS terus memantau situasi di Timur Tengah.
“[Departemen Pertahanan] terus memantau situasi di seluruh wilayah dan tetap siap mendukung pertahanan Israel serta melindungi pasukan dan aset AS di wilayah tersebut,” katanya.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Kapal induk USS Theodore Roosevelt dan USS Abraham Lincoln telah siaga berminggu-minggu di Timur Tengah untuk melindungi Israel dari ancaman serangan Iran—yang hingga kini tak kunjung dilakukan.
Komandan AS di Timur Tengah telah lama berpendapat bahwa keberadaan kapal induk AS dan sejumlah kapal perang yang menyertainya telah menjadi pencegah yang efektif di kawasan tersebut, khususnya bagi Iran.
Sejak perang Israel-Hamas di Jalur Gaza dimulai 7 Oktober 2023, telah ada kehadiran kapal induk yang terus-menerus di dalam dan sekitar kawasan tersebut—dan untuk beberapa waktu mereka telah tumpang tindih sehingga dua kapal induk berada di sana pada saat yang sama.
Namun, sebelum musim gugur lalu, sudah bertahun-tahun sejak AS mengerahkan kekuatan kapal perang sebanyak itu ke kawasan tersebut.
Keputusan untuk membawa pulang USS Theodore Roosevelt muncul saat perang di Gaza telah berlangsung selama 11 bulan, dengan puluhan ribu orang tewas, dan upaya internasional untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah berulang kali terhenti karena mereka saling menuduh membuat tuntutan tambahan dan tidak dapat diterima.
Selama beberapa bulan awal tahun ini, kapal induk USS Dwight D Eisenhower tetap berada di Laut Merah, diklaim mampu merespons untuk membantu Israel dan untuk mempertahankan kapal komersial dan militer dari serangan oleh Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Kapal induk tersebut yang bermarkas di Norfolk, Virginia, telah kembali ke markasnya setelah bertugas selama lebih dari delapan bulan dalam pertempuran yang menurut Angkatan Laut merupakan yang paling intens sejak Perang Dunia II.
Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas pergerakan pasukan, mengatakan bahwa kapal induk USS Theodore Roosevelt yang bermarkas di San Diego dan kapal perusak USS Daniel Inouye diperkirakan akan berada di wilayah Komando Indo-Pasifik pada hari Kamis (12/9/2024).
Kapal perusak lainnya, USS Russell, telah meninggalkan Timur Tengah dan telah beroperasi di Laut China Selatan.
USS Abraham Lincoln, yang sekarang berada di Teluk Oman bersama beberapa kapal perang lainnya, tiba di Timur Tengah sekitar tiga minggu lalu, yang memungkinkannya untuk bertugas tumpang tindih dengan USS Theodore Roosevelt hingga sekarang.
AS telah mengerahkan banyak aset tempur ke Timur Tengah setelah Iran mengancam akan menyerang Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli lalu.
Israel tidak mengaku maupun menyangkal terlibat dalam pembunuhan Haniyeh.
Meski berkali-kali mengumbar ancaman, Iran tak kunjung meluncurkan serangannya terhadap Israel. Teheran terakhir kali menyerang negara Yahudi itu pada April lalu saat membalas serangan terhadap konsulat Iran di Suriah yang menewaskan para petinggi militer Iran.
Kapal Selam Nuklir AS Siaga di Timur Tengah
Sementara itu, kapal selam bertenaga nuklir USS Georgia kini berada di Tmur Tengah—wilayah operasi Komando Pusat (CENTCOM) AS, kata pejabat pertahanan AS pada Selasa.
Kehadirannya menambah serangkaian aset militer yang dikerahkan AS ke wilayah tersebut dalam beberapa minggu terakhir.
"Georgia telah transit ke CENTCOM AOR," kata Sekretaris Pers Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder, yang dilansir Al Arabiya.
Saat ini, terdapat sekitar 40.000 personel militer Amerika di wilayah CENTCOM. Jumlah tersebut meningkat dari jumlah personel reguler yang mencapai 30.000 personel.
Aset lain yang dikerahkan termasuk sistem pertahanan rudal balistik tambahan, kapal perusak dari Teluk Oman hingga Laut Merah, jet tempur tambahan, dan kapal perusak lainnya ke Eropa dan Timur Tengah.
Pada hari Selasa, Ryder mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa AS terus memantau situasi di Timur Tengah.
“[Departemen Pertahanan] terus memantau situasi di seluruh wilayah dan tetap siap mendukung pertahanan Israel serta melindungi pasukan dan aset AS di wilayah tersebut,” katanya.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(mas)