Iran Tolak Desakan AS dan Negara-negara Arab agar Tak Serang Israel
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran telah menolak desakan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Arab untuk menahan diri dengan tidak menyerang Israel.
Teheran sebelumnya mengancam akan menyerang negara Yahudi itu sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Iran dan Hamas menuduh Israel sebagai pelaku serangan yang menewaskan Haniyeh pada Rabu lalu. Namun rezim Zionis belum mengaku maupun menyangkal tuduhan tersebut.
Respons penolakan Teheran atas desakan Washington dan negara-negara Arab itu diungkap Wall Street Journal pada hari Minggu (4/8/2024).
Laporan tersebut muncul di tengah investigasi Iran terhadap celah keamanan yang memungkinkan terjadinya serangan terhadap Haniyeh, seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh The Telegraph.
Menurut laporan Wall Street Journal, AS telah meminta agar pemerintah Eropa dan mitra lainnya mendesak Iran untuk menahan diri dari meningkatkan ketegangan, dengan peringatan bahwa setiap serangan signifikan akan menimbulkan respons.
Komunikasi itu juga menyoroti bahwa upaya Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian untuk terlibat dengan Barat akan lebih berhasil jika Iran menunjukkan pengekangan.
Menurut mereka yang terlibat dalam diskusi tersebut, AS juga telah menekan Israel untuk meredakan ketegangan.
Para pemimpin Iran telah berjanji untuk membalas, di mana Teheran memberi tahu para diplomat Arab bahwa mereka tidak peduli jika respons tersebut mengarah pada perang, menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Wall Street Journal.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengunjungi Teheran pada hari Minggu untuk membahas metode untuk mengurangi ketegangan, menurut laporan beberapa media Timur Tengah.
Yordania ikut serta dalam mencegat drone Iran yang menyerang Israel pada April dan mengisyaratkan akan mengambil tindakan serupa jika perlu.
"Siapa pun yang ingin melanggar wilayah udara kami, kami akan menghadapinya," kata Safadi. "Yordania tidak akan menjadi medan perang."
Kunjungan Safadi ke Iran menyusul kontak diplomatik berkelanjutan oleh AS dan mitranya, termasuk Prancis, Inggris, Italia, dan Mesir, untuk mencegah eskalasi regional lebih lanjut.
Iran dan Yordania berusaha memperbaiki hubungan mereka menyusul ketegangan terkait Amman yang menuduh milisi pro-Iran di Suriah menyelundupkan narkotika ke negara tersebut, serta mengambil bagian dalam intersepsi serangan langsung Iran terhadap Israel pada bulan April.
Teheran sebelumnya mengancam akan menyerang negara Yahudi itu sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Iran dan Hamas menuduh Israel sebagai pelaku serangan yang menewaskan Haniyeh pada Rabu lalu. Namun rezim Zionis belum mengaku maupun menyangkal tuduhan tersebut.
Respons penolakan Teheran atas desakan Washington dan negara-negara Arab itu diungkap Wall Street Journal pada hari Minggu (4/8/2024).
Laporan tersebut muncul di tengah investigasi Iran terhadap celah keamanan yang memungkinkan terjadinya serangan terhadap Haniyeh, seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh The Telegraph.
Menurut laporan Wall Street Journal, AS telah meminta agar pemerintah Eropa dan mitra lainnya mendesak Iran untuk menahan diri dari meningkatkan ketegangan, dengan peringatan bahwa setiap serangan signifikan akan menimbulkan respons.
Komunikasi itu juga menyoroti bahwa upaya Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian untuk terlibat dengan Barat akan lebih berhasil jika Iran menunjukkan pengekangan.
Menurut mereka yang terlibat dalam diskusi tersebut, AS juga telah menekan Israel untuk meredakan ketegangan.
Para pemimpin Iran telah berjanji untuk membalas, di mana Teheran memberi tahu para diplomat Arab bahwa mereka tidak peduli jika respons tersebut mengarah pada perang, menurut sumber yang mengetahui diskusi tersebut, seperti yang dilaporkan oleh Wall Street Journal.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengunjungi Teheran pada hari Minggu untuk membahas metode untuk mengurangi ketegangan, menurut laporan beberapa media Timur Tengah.
Yordania ikut serta dalam mencegat drone Iran yang menyerang Israel pada April dan mengisyaratkan akan mengambil tindakan serupa jika perlu.
"Siapa pun yang ingin melanggar wilayah udara kami, kami akan menghadapinya," kata Safadi. "Yordania tidak akan menjadi medan perang."
Kunjungan Safadi ke Iran menyusul kontak diplomatik berkelanjutan oleh AS dan mitranya, termasuk Prancis, Inggris, Italia, dan Mesir, untuk mencegah eskalasi regional lebih lanjut.
Iran dan Yordania berusaha memperbaiki hubungan mereka menyusul ketegangan terkait Amman yang menuduh milisi pro-Iran di Suriah menyelundupkan narkotika ke negara tersebut, serta mengambil bagian dalam intersepsi serangan langsung Iran terhadap Israel pada bulan April.
(mas)