Rusia Klaim Negara ASEAN Tertarik dengan Proposal Keamanan Eurasia Baru

Sabtu, 27 Juli 2024 - 17:20 WIB
loading...
Rusia Klaim Negara ASEAN...
Rusia mengklaim negara ASEAN tertarik dengan proposal keamanan eurasia baru. Foto/EPA
A A A
MOSKOW - Negara-negara ASEAN telah menyatakan ketertarikan pada gagasan Rusia untuk membentuk arsitektur keamanan baru di Eurasia, karena mereka memahami bahwa Barat mendorong format yang lebih sempit di dalam ASEAN untuk mengekang China dan Rusia.

Itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan dalam konferensi pers setelah KTT ASEAN pada Sabtu (27/7/2024).

"Barat masih mendorong format yang lebih sempit dengan tujuan yang jelas, mereka tidak menyembunyikannya — untuk mengekang China dan Rusia. Mitra ASEAN kami memahami hal ini dengan sangat baik dan telah menunjukkan minat pada inisiatif Presiden [Rusia] [Vladimir] Putin, yang telah saya sebutkan, tentang sistem keamanan Eurasia yang tidak dapat dibagi dan setara," kata Lavrov dalam konferensi pers setelah pertemuan Rusia-ASEAN dan pertemuan tingkat menteri KTT Asia Timur di Laos, dilansir Sputnik.

Menteri luar negeri Rusia mencatat bahwa pembicaraan tersebut menyentuh kebutuhan untuk menyusun satu sistem keamanan yang tidak dapat dibagi yang terbuka bagi semua negara di benua Eurasia, dengan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) dan Uni Ekonomi Eurasia menjadi contoh yang baik dari upaya tersebut.

Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) terdiri dari sepuluh negara Asia Tenggara: Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Timor Timur akan menjadi negara ASEAN kesebelas dalam waktu dekat.

Rusia khawatir dengan rencana Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk melaksanakan perencanaan nuklir bersama, kata Menteri Lavrov.

"Aspek mengkhawatirkan lainnya adalah bahwa Amerika Serikat baru-baru ini telah menyelesaikan perjanjian dengan Korea Selatan tentang perencanaan nuklir bersama," kata Lavrov dalam konferensi pers. Dia menambahkan bahwa "sejauh ini, kami bahkan tidak dapat memperoleh penjelasan tentang apa arti [perjanjian] ini, tetapi kami tidak ragu bahwa hal itu menyebabkan kecemasan tambahan."

Lavrov mengungkapkan, Rusia berusaha memastikan bahwa Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) memiliki kendali penuh atas kegiatan AUKUS dalam masalah penyebaran komponen senjata nuklir di Kawasan Asia-Pasifik.

"Langkah pertama diambil ketika blok AUKUS dibentuk - AS, Inggris, dan Australia - sebuah proyek untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir," papar Lavrov.

Dia mengatakan, topik tersebut sangat berisiko dan membutuhkan kontrol penuh yang konstan oleh IAEA, yang belum sepenuhnya siap bagi anggota AUKUS, tetapi kami juga berusaha memastikan bahwa Badan Tenaga Atom menggunakan kewenangannya secara maksimal, sehingga ada transparansi penuh.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1266 seconds (0.1#10.140)