Anggota DPR AS Angkat Slogan Penjahat Perang saat Netanyahu Pidato
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pidato Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di sidang gabungan Kongres Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu memicu kontroversi dan perpecahan di antara anggota Parlemen dan warga Amerika.
Anggota Parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rashida Tlaib, satu-satunya politisi keturunan Palestina-Amerika, mengacungkan slogan bertuliskan "penjahat perang" dan "bersalah atas genosida" saat Netanyahu berpidato.
Tlaib, seorang yang vokal mengkritik perang brutal Israel di Gaza, bergabung dengan Hani Almadhoun, seorang warga Palestina yang telah kehilangan lebih dari 150 anggota keluarganya dalam perang tersebut.
Hani Almadhoun menjadi tamu undangan Kongres saat Netanyahu berpidato.
“Setelah menyaksikan saudara perempuannya dipaksa makan pakan ternak, dia dan keluarganya bertekad untuk memulai dapur umum untuk memberi makan tetangga mereka yang kelaparan,” tulis Tlaib dalam postingan di X via akun @RashidaTlaib, Kamis (25/7/2024).
"Saya tidak akan pernah mundur dalam menyampaikan kebenaran kepada pihak yang berkuasa," lanjut dia.
"Pemerintah apartheid Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina. Palestina tidak akan terhapuskan. Solidaritas dengan semua orang yang berada di luar tembok ini di jalan-jalan yang memprotes dan menggunakan hak mereka untuk berbeda pendapat."
Di luar gedung Capitol, ribuan pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang kunjungan Netanyahu, dan beberapa di antaranya berhasil diadang oleh polisi dengan menggunakan semprotan merica.
Enam pengunjuk rasa ditangkap di dalam kompleks DPR sebelum Netanyahu mulai berpidato. Meskipun beberapa anggota Parlemen memberikan tepuk tangan meriah kepada Netanyahu, sebagian lainnya memilih untuk tidak memberikan komentar.
Kunjungan Netanyahu ke AS terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai jumlah korban kemanusiaan akibat invasi darat Israel selama lebih dari sembilan bulan terakhir di Gaza, dan masyarakat Amerika terpecah belah mengenai masalah ini.
Pidato Netanyahu menyoroti perpecahan tajam di Kongres AS dan negara secara keseluruhan mengenai tindakan Israel di wilayah tersebut.
Dalam pidatonya, Netanyahu mengatakan hanya tekanan militer yang bisa membebaskan para sandera dan mengalahkan Hamas, yang melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober yang mengakibatkan kematian 1.197 orang di Israel.
Netanyahu mengatakan dia yakin berhasil dalam upaya untuk membebaskan 114 sandera yang masih berada di Gaza, di mana kampanye militer pembalasan Israel telah menewaskan sedikitnya 39.145 orang, juga sebagian besar warga sipil, menurut angka dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
Dia juga menggunakan pidatonya untuk menyerukan aliansi global melawan Iran, yang dia tuduh mendanai protes anti-Israel di Amerika.
Dia juga mengecam para demonstran pro-gencatan senjata dan memuji Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump atas upaya mereka menuju perdamaian Timur Tengah.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Anggota Parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rashida Tlaib, satu-satunya politisi keturunan Palestina-Amerika, mengacungkan slogan bertuliskan "penjahat perang" dan "bersalah atas genosida" saat Netanyahu berpidato.
Tlaib, seorang yang vokal mengkritik perang brutal Israel di Gaza, bergabung dengan Hani Almadhoun, seorang warga Palestina yang telah kehilangan lebih dari 150 anggota keluarganya dalam perang tersebut.
Hani Almadhoun menjadi tamu undangan Kongres saat Netanyahu berpidato.
“Setelah menyaksikan saudara perempuannya dipaksa makan pakan ternak, dia dan keluarganya bertekad untuk memulai dapur umum untuk memberi makan tetangga mereka yang kelaparan,” tulis Tlaib dalam postingan di X via akun @RashidaTlaib, Kamis (25/7/2024).
"Saya tidak akan pernah mundur dalam menyampaikan kebenaran kepada pihak yang berkuasa," lanjut dia.
"Pemerintah apartheid Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina. Palestina tidak akan terhapuskan. Solidaritas dengan semua orang yang berada di luar tembok ini di jalan-jalan yang memprotes dan menggunakan hak mereka untuk berbeda pendapat."
Di luar gedung Capitol, ribuan pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang kunjungan Netanyahu, dan beberapa di antaranya berhasil diadang oleh polisi dengan menggunakan semprotan merica.
Enam pengunjuk rasa ditangkap di dalam kompleks DPR sebelum Netanyahu mulai berpidato. Meskipun beberapa anggota Parlemen memberikan tepuk tangan meriah kepada Netanyahu, sebagian lainnya memilih untuk tidak memberikan komentar.
Kunjungan Netanyahu ke AS terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai jumlah korban kemanusiaan akibat invasi darat Israel selama lebih dari sembilan bulan terakhir di Gaza, dan masyarakat Amerika terpecah belah mengenai masalah ini.
Pidato Netanyahu menyoroti perpecahan tajam di Kongres AS dan negara secara keseluruhan mengenai tindakan Israel di wilayah tersebut.
Dalam pidatonya, Netanyahu mengatakan hanya tekanan militer yang bisa membebaskan para sandera dan mengalahkan Hamas, yang melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober yang mengakibatkan kematian 1.197 orang di Israel.
Netanyahu mengatakan dia yakin berhasil dalam upaya untuk membebaskan 114 sandera yang masih berada di Gaza, di mana kampanye militer pembalasan Israel telah menewaskan sedikitnya 39.145 orang, juga sebagian besar warga sipil, menurut angka dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
Dia juga menggunakan pidatonya untuk menyerukan aliansi global melawan Iran, yang dia tuduh mendanai protes anti-Israel di Amerika.
Dia juga mengecam para demonstran pro-gencatan senjata dan memuji Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump atas upaya mereka menuju perdamaian Timur Tengah.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(mas)