Apa Hubungan Donald Trump dan Elon Musk? Musuh yang Jadi Sahabat
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Hubungan Donald Trump dan Elon Musk kini tengah dipertanyakan banyak pihak setelah pemilik Tesla dan Space-X tersebut memberikan dana kampanye untuk Partai Republik.
Dilansir dari Wall Street Journal pada Senin (15/7/2024), Musk kini berencana untuk mendukung kampanye presiden Trump dengan memberikan USD45 juta per bulan kepada super PAC baru yang mendukung mantan presiden tersebut.
Sumbangan tersebut, jika benar-benar terlaksana, merupakan perkembangan signifikan bukan saja bagi kampanye presidensial, namun juga hubungan antara kedua pria tersebut.
Sebenarnya hubungan Trump dengan Musk tidak selalu berjalan mulus. Seperti pada tahun 2022, ketika hubungan mereka berdua sedang memanas.
Tidak hanya itu, mereka juga memiliki visi dan pemikiran yang saling berbenturan. Dimana Musk menjadikan pengurangan emisi gas rumah kaca sebagai nilai jual utama bisnis. Sedangkan Trump mempertanyakan perlunya pengurangan emisi sama sekali, mencela sebagian besar bentuk energi bersih.
Musk selalu ingin beralih dari bahan bakar fosil dan mengubah semua penjualan mobil di seluruh dunia menjadi kendaraan listrik. Sementara Trump percaya bahwa kendaraan listrik akan menjadi bencana ekonomi bagi Amerika dan negara itu harus memproduksi dan membakar lebih banyak minyak.
Dengan berbagai gejolak tersebut, mereka berdua justru seakan bersatu dalam Pemilu AS tahun ini. Salah satu hal yang diketahui oleh media adalah ketika Donald Trump akan menjadikan Musk sebagai penasihat jika kandidat dari Partai Republik itu menang pada bulan November.
Dari situ, keduanya mulai sering berbicara di telepon untuk beberapa kali dalam sebulan menurut laporan Wall Street Journal.
Diketahui jika Musk tidak hanya ingin menulis cek untuk kampanye Trump, namun juga menawarkan pengaruhnya dengan para pemimpin bisnis untuk membantunya terpilih.
Musk dan Trump sempat bertemu pada bulan Maret di perkebunan investor miliarder di Palm Beach, Florida, tempat berlangsungnya diskusi mengenai peran penasihat. Peltz dan Musk juga telah memberi pengarahan kepada Trump mengenai rencana untuk berinvestasi dalam sebuah proyek guna mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan pemilih.
Dari beberapa laporan tersebut sudah sangat jelas jika Musk telah beralih dari Demokrat ke Republik. Ia juga semakin sering menggunakan X, platform media sosialnya, untuk mencaci maki presiden terkait kebijakan migrasi dan perawatan kesehatan, dan mengkritik program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi yang dianut oleh kaum kiri politik.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
Dilansir dari Wall Street Journal pada Senin (15/7/2024), Musk kini berencana untuk mendukung kampanye presiden Trump dengan memberikan USD45 juta per bulan kepada super PAC baru yang mendukung mantan presiden tersebut.
Sumbangan tersebut, jika benar-benar terlaksana, merupakan perkembangan signifikan bukan saja bagi kampanye presidensial, namun juga hubungan antara kedua pria tersebut.
Sebenarnya hubungan Trump dengan Musk tidak selalu berjalan mulus. Seperti pada tahun 2022, ketika hubungan mereka berdua sedang memanas.
Hubungan Donald Trump dan Elon Musk
Pengusaha miliarder Elon Musk dan Donald Trump memiliki hubungan yang penuh gejolak selama bertahun-tahun. Pada bulan Juli 2022, Musk mengatakan Trump harus "meninggalkan masa lalunya", sementara Trump menyebut Musk sebagai "seniman yang tidak berguna".Tidak hanya itu, mereka juga memiliki visi dan pemikiran yang saling berbenturan. Dimana Musk menjadikan pengurangan emisi gas rumah kaca sebagai nilai jual utama bisnis. Sedangkan Trump mempertanyakan perlunya pengurangan emisi sama sekali, mencela sebagian besar bentuk energi bersih.
Musk selalu ingin beralih dari bahan bakar fosil dan mengubah semua penjualan mobil di seluruh dunia menjadi kendaraan listrik. Sementara Trump percaya bahwa kendaraan listrik akan menjadi bencana ekonomi bagi Amerika dan negara itu harus memproduksi dan membakar lebih banyak minyak.
Dengan berbagai gejolak tersebut, mereka berdua justru seakan bersatu dalam Pemilu AS tahun ini. Salah satu hal yang diketahui oleh media adalah ketika Donald Trump akan menjadikan Musk sebagai penasihat jika kandidat dari Partai Republik itu menang pada bulan November.
Dari situ, keduanya mulai sering berbicara di telepon untuk beberapa kali dalam sebulan menurut laporan Wall Street Journal.
Diketahui jika Musk tidak hanya ingin menulis cek untuk kampanye Trump, namun juga menawarkan pengaruhnya dengan para pemimpin bisnis untuk membantunya terpilih.
Musk dan Trump sempat bertemu pada bulan Maret di perkebunan investor miliarder di Palm Beach, Florida, tempat berlangsungnya diskusi mengenai peran penasihat. Peltz dan Musk juga telah memberi pengarahan kepada Trump mengenai rencana untuk berinvestasi dalam sebuah proyek guna mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan pemilih.
Dari beberapa laporan tersebut sudah sangat jelas jika Musk telah beralih dari Demokrat ke Republik. Ia juga semakin sering menggunakan X, platform media sosialnya, untuk mencaci maki presiden terkait kebijakan migrasi dan perawatan kesehatan, dan mengkritik program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi yang dianut oleh kaum kiri politik.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
(ahm)