Turki Kecam Keras Serangan Bom di Sri Lanka

Minggu, 21 April 2019 - 18:19 WIB
Turki Kecam Keras Serangan...
Turki Kecam Keras Serangan Bom di Sri Lanka
A A A
ANKARA - Turki melemparkan kecaman keras atas serangkaian serangan bom yang menghantam Sri Lanka. Serangan yang terjadi saat ibadan Paskah itu menewaskan setidaknya 156 orang dan melukai ratusan orang lainnya.

Kecaman disamapaikan mulai dari Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu hingga Presiden Turki, Tayyip Erdogan. Keduanya dengan tegas menyebut serangan itu sebagai pengecut dan tidak dapat diterima.

"Tidak peduli apa motifnya, serangan teror keji di Sri Lanka sama dengan yang ada di Christchurch, pengecut, biadab dan kejam. Teror tidak memiliki agama, tidak ada bangsa, tidak ada geografi," kata Cavusoglu melalui akun Twitternya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (21/4).

Sementara itu, Erdogan, melalui sebuah pernyataan di akun Twitternya menuturkan bahwa Ankara mengucapkan duka cita kepada pemerintah dan masyarakat Sri Lanka atas serangan tersebut.

"Saya mengutuk dengan cara sekuat mungkin serangan teror Paskah di Sri Lanka. Ini adalah serangan terhadap seluruh umat manusia. Atas nama orang-orang Turki, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban dan orang-orang SriLanka, dan berharap pemulihan yang cepat bagi yang terluka," ungkapnya.

Sebelumnya diwartakan, serangan bunuh diri tersebut ternyata telah diketahui oleh Kepala Polisi Sri Lanka. Ia pun telah mengeluarkan peringatan nasional 10 hari sebelum serangan.

Dalam surat peringatan intelijen yang diperoleh AFP, Kepala Polisi Sri Lanka Pujuth Jayasundara, mengatakan pelaku bom bunuh diri berencana untuk melakukan aksinya di gereja-gereja terkemuka. Peringatan itu dikirimkan kepada perwira tinggi pada 11 April lalu.

"Sebuah agen intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ (National Thowheeth Jama'ath) berencana untuk melakukan serangan bunuh diri yang menargetkan gereja-gereja terkemuka serta komisi tinggi India di Kolombo," bunyi peringatan itu.

NTJ adalah kelompok Muslim radikal di Sri Lanka yang menjadi perhatian tahun lalu ketika dikaitkan dengan vandalisasi patung Buddha.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1080 seconds (0.1#10.140)