Kehabisan Uang, Venezuela Bayar Bantuan Iran dengan 9 Ton Emas

Jum'at, 01 Mei 2020 - 21:19 WIB
loading...
Kehabisan Uang, Venezuela...
Presiden Venezuela Nicolas Maduro saat memamerkan emas-emas batangan. Foto/REUTERS
A A A
CARACAS - Iran dilaporkan telah membantu membangun kembali industri minyak Venezuela yang bermasalah. Sebagai imbalannya, negara sosialis itu membayarnya dengan sembilan ton emas karena sudah kehabisan uang.

Teheran dan Caracas merupakan sekutu lama. Para pejabat Amerika Serikat (AS) juga membenarkan bahwa rezim para Mullah telah membantu membangun kembali industri minyak rezim Presiden Nicolas Maduro yang sudah terseok-seok.

Mengutip laporan Bloomberg, Jumat (1/5/2020), sejumlah sumber yang mengetahui pembayaran emas itu mengatakan pejabat pemerintah Maduro menimbun sekitar 9 ton emas—jumlah yang nilainya setara dengan sekitar USD500 juta—pada jet yang berbasis di Teheran bulan ini sebagai pembayaran atas bantuan Iran.

Bantuan Teheran antara lain menghidupkan kembali kilang penyulingan bensin Caracas yang sudah lumpuh. Emas batangan menjadi opsi pembayaran karena cadangan devisa Venezuela hanya USD6,3 miliar dalam aset mata uang keras, jumlah terendah dalam tiga dekade terakhir.

Iran menjadi tujuan terbaru untuk emas Venezuela setelah AS menindak kesepakatan serupa yang dilakukan rezim Nicolas Maduro dengan Rusia dan Turki.

Perusahaan penerbangan yang bermarkas di Teheran, Mahan Air, telah menerbangkan lebih dari setengah lusin jet ke negara Amerika Selatan itu dalam sepekan terakhir saja. Sebagian besar mengirim aditif bensin, suku cadang, dan teknisi untuk membantu memperbaiki kilang Amuay di negara bagian Falcon di pantai Northwestern.

Sementara itu, Mahan Air telah mengirim pesawat-pesawat lain ke bandara internasional di luar Caracas, di mana pesawat-pesawat itu penuh dengan emas batangan untuk dibawa kembali ke Teheran. Sumber-sumber yang mengungkap transaksi itu meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka kepada media.

Seorang pejabat pers bank sentral Venezuela tidak menanggapi permintaan komentar. Pejabat Kementerian Informasi atau pun Kementerian Luar Negeri Iran juga bungkam.

Ketika harga minyak jatuh, emas yang disimpan di Caracas sekarang menjadi sumber kekayaan yang bahkan lebih penting bagi Venezuela, yang telah didorong ke dalam kemiskinan ekstrem di bawah pemerintahan sosialis Maduro. Negara itu dilaporkan menyimpan sekitar 70 ton emas di brankasnya, dan menjualnya ketika kondisi menjadi semakin sulit.

Ketika pendahulu Maduro—mendiang Hugo Chavez—berkuasa, ia dan pemimpin Iran saat itu, Mahmoud Ahmadinejad, membuat kesepakatan berbagai proyek energi, pertanian, dan keuangan. Mereka bahkan membuka pabrik perakitan mobil bersama di sebelah barat Caracas.

Amerika Serikat tidak senang melihat kedua negara musuhnya itu bekerjasama. Elliott Abrams, utusan yang memimpin upaya AS untuk menggulingkan Maduro, mengatakan bahwa Iran telah mengirim semakin banyak pesawat ke negara Amerika Selatan, termasuk minggu ini.

"Tebakan kami adalah bahwa mereka dibayar dalam emas," katanya di Hudson Institute, sebuah lembaga think tank konservatif Washington, seperti dikutip AFP.

"Pesawat-pesawat yang datang dari Iran yang membawa barang-barang untuk industri minyak akan kembali dengan pembayaran untuk barang-barang itu; emas," katanya lagi.

Pemerintahan Presiden Donald Trump telah menjatuhkan sanksi AS secara sepihak yang bertujuan mengakhiri ekspor minyak dari Iran dan Venezuela, produsen minyak mentah utama.

Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia tetapi analis mengatakan bahwa sektor ini beroperasi jauh di bawah kapasitas karena korupsi dan kurangnya investasi dalam pemeliharaan.

Ekonomi Venezuela telah runtuh, dengan jutaan orang melarikan diri karena kekurangan barang-barang kebutuhan pokok. Sedangkan Iran juga mendapat pukulan dari sanksi AS setelah Trump menarik diri dari perjanjian denuklirisasi.

Abrams menuduh bahwa peran Iran menunjukkan dukungan lunak untuk Maduro dari Rusia dan China, yang telah mendukungnya meskipun ada tekanan Barat.

"Salah satu alasan saya menyebutkan itu bukan hanya untuk menunjukkan bahwa Iran memainkan peran yang semakin meningkat, tetapi perhatikan bahwa itu adalah uang tunai," kata Abrams.

"Kita tahu bahwa Maduro selama setahun terakhir menginginkan pinjaman tambahan dari Rusia dan China, investasi tambahan, dan dia belum mendapatkan uang receh," katanya.

Menteri Luar Negeri Michael Pompeo pada hari Rabu juga menyoroti kerja sama kedua negara tersebut, dengan mengatakan bahwa "banyak" pesawat terbang telah terlihat di Venezuela dari maskapai Mahan Air Iran.

"Penerbangan-penerbangan ini harus dihentikan dan negara-negara harus melakukan bagian mereka untuk menolak penerbangan yang berlebih seperti banyak yang telah menolak hak pendaratan untuk maskapai yang dikenakan sanksi ini," kata Pompeo kepada wartawan.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1615 seconds (0.1#10.140)