Respons Usulan Biden, Hamas Tuntut Israel Setop Semua Agresi di Gaza

Rabu, 12 Juni 2024 - 09:17 WIB
loading...
Respons Usulan Biden,...
Pejuang Hamas menggelar parade sebelum pecah perang di Gaza. Foto/REUTERS
A A A
GAZA - Hamas menanggapi usulan gencatan senjata yang digariskan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada 31 Mei, yang mengakhiri hari-hari penantian tanggapan resmi dari kelompok tersebut.

"Negara Qatar dan Republik Arab Mesir mengumumkan mereka telah menerima tanggapan hari ini dari (Hamas) dan faksi-faksi Palestina mengenai usulan terbaru untuk kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dan tahanan," ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan AS telah menerima tanggapan yang disampaikan Hamas kepada para mediator, dan AS "sedang mengusahakannya".

"Tanggapan tersebut memprioritaskan kepentingan rakyat Palestina dan menekankan perlunya penghentian total agresi yang sedang berlangsung di Gaza," papar pernyataan Hamas dan Jihad Islam.

Mereka siap untuk "terlibat secara positif guna mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang ini". Menurut Reuters, tanggapan Hamas mencakup usulan balasan untuk jadwal baru gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Qatar akan mempelajari tanggapan tersebut dengan Mesir dan berkoordinasi dengan para pihak.

Tanggapan resmi Hamas muncul sehari setelah Dewan Keamanan PBB memberikan suara 14 berbanding 0 untuk mendukung resolusi yang didukung AS yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera.

Suara Hamas


Kelompok Palestina tersebut mengatakan setelah pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB bahwa mereka "menyambut baik" resolusi tersebut dan menyatakan "kesiapan" menerapkan prinsip-prinsipnya melalui pembicaraan tidak langsung dengan Israel.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pernyataan Hamas merupakan "tanda harapan" tetapi dia terus menekan kelompok tersebut, dengan menunjukkan komentar publik tersebut tidak berarti tanggapan resmi yang disampaikan melalui mediator Qatar dan Mesir.

"Semua suara sudah ada, kecuali satu suara, dan itu adalah Hamas," papar Blinken.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1682 seconds (0.1#10.140)