Respons Trump Diselidiki FBI atas Dugaan Kerja untuk Rusia

Minggu, 13 Januari 2019 - 02:56 WIB
Respons Trump Diselidiki FBI atas Dugaan Kerja untuk Rusia
Respons Trump Diselidiki FBI atas Dugaan Kerja untuk Rusia
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump merespons laporan New York Times yang menyebut FBI menyelidikinya atas dugaan bekerja untuk Rusia. Penyelidikan itu juga untuk menentukan apakah dugaan itu membuat sang presiden menjadi ancaman keamanan nasional AS atau tidak.

Repons itu ditulis Trump di Twitter pada Sabtu pagi waktu Washington. Ada lima tweet mulai pukul 06.05 pagi dan berakhir pada pukul 08.20 pagi.

Dalam tanggapannya, Trump menyerang New York Times, FBI, mantan Direktur FBI James Comey, mantan kandidat presiden Hillary Clinton, Penyidik Khusus Robert Mueller dan beberapa orang lain. Dia tak terima dengan laporan bahwa FBI membuka penyelidikan kontra intelijen terhadapnya.

"Wow, baru tahu dalam kegagalan New York Times bahwa mantan pemimpin FBI yang korup, hampir semuanya dipecat atau dipaksa meninggalkan agensi karena beberapa alasan yang sangat buruk, membuka penyelidikan pada saya, tanpa alasan dan tanpa bukti, setelah saya memecat Lyin' James Comey, pekerjaan buruk total!," tulis Trump, seperti dikutip NBC News, Minggu (13/1/2019).

The New York Times melaporkan pada hari Jumat bahwa FBI memutuskan untuk membuka penyelidikan terhadap Trump setelah dia memecat Comey dari posisinya sebagai direktur FBI pada tahun 2017. Menurut laporan itu, Comey dipecat karena menolak menghentikan penyelidikan dugaan Rusia ikut campur pemilu AS 2016.

Investigasi memiliki dua front, yakni menyelidiki apakah pemecatan Comey jatuh ke dalam kategori penghalang penegakan hukum dan apakah presiden secara sadar atau tidak sadar bekerja atas nama pemerintah Rusia.

Menurut laporan New York Times, Penyidik Khusus Robert Mueller; yang memimpin penyelidikan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016, segera mengambil alih penyelidikan FBI setelah dibentuk.

Dalam sebuah wawancara dengan NBC News, Trump mengakui bahwa pemecatan Comey terkait dengan investigasi dugaan Rusia ikut campur pemilu AS 2016. Wawancara itu berlangsung dua hari setelah Presiden Trump memecat Comey.

Sementara itu, Gedung Putih mengecam laporan New York Times setelah diterbitkan Jumat malam.

“Ini tidak masuk akal. James Comey dipecat karena dia peretas partisan yang dipermalukan, dan wakilnya Andrew McCabe, yang bertanggung jawab pada saat itu, adalah pembohong yang diketahui dipecat oleh FBI. Tidak seperti Presiden (Barack) Obama, yang membiarkan Rusia dan musuh asing lainnya mendorong Amerika, Presiden Trump benar-benar keras terhadap Rusia," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders.

Pengacara presiden Trump Rudy Giuliani dalam wawacara telepon dengan NBC News mengatakan laporan yang menyebut presiden sedang diselidi FBI tak jadi masalah.

"Saya pikir itu bukan masalah sama sekali," kata Giuliani. "Itu kembali satu setengah tahun yang lalu. Jika mereka menemukan sesuatu yang membahayakan keamanan nasional, mereka harus melaporkannya. Jika itu benar, itu menunjukkan betapa mereka di luar kendali," ujarnya.

"Departemen Kehakiman harus memberikan laporan investigasi kontra intelijen kepada presiden," imbuh mantan Wali Kota New York itu. "Mereka jelas tidak menemukan apa pun atau yang akan mereka laporkan."

Giuliani juga mengonfirmasi bahwa tim presiden tidak akan lagi mengambil pertanyaan dari penyelidikan Mueller dan menambahkan bahwa timnya siap untuk menanggapi setiap laporan yang akan datang dari penyidik khusus tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4059 seconds (0.1#10.140)