Israel Bisa Gunakan Konflik Iran sebagai Pengalih Perhatian untuk Duduki Gaza

Kamis, 25 April 2024 - 15:15 WIB
loading...
A A A
Menyusul serangan balasan Iran terhadap Israel pada tanggal 13 April, AS kemudian menyetujui pemberian dana sebesar USD14 miliar kepada Israel.

Tak hanya itu, 90 anggota parlemen di Kongres mendesak Ketua DPR Mike Johnson segera mengajukan rancangan undang-undang pendanaan asing.

Anggota DPR dari Partai Demokrat juga menyerukan anggota parlemen meloloskan rancangan undang-undang pendanaan luar negeri senilai USD95 miliar yang mencakup bantuan untuk Ukraina dan Israel, dengan USD17 miliar untuk pertahanan bagi Israel.

Sementara itu, para analis memperkirakan hanya USD2 miliar yang akan disalurkan untuk bantuan kemanusiaan di Gaza.

Kepresidenan Palestina mengatakan pendanaan ini akan menjadi “eskalasi yang berbahaya”, dan menambahkan dana tersebut akan “berarti menyebabkan ribuan korban warga Palestina di Jalur Gaza”.

Namun ketika ancaman perang regional memudar setelah serangan terbaru Israel, Zionis melancarkan serangan di kota Rafah, menewaskan 18 anak-anak dan empat orang lainnya, menurut pejabat kesehatan pada hari Minggu.

Sekitar 1,5 juta orang saat ini berlindung di Rafah karena ini adalah kota terakhir yang selamat dari kekejaman yang disebabkan pasukan darat Israel.

“Mereka adalah orang-orang yang oleh pemerintah AS dan sistem AS dianggap dapat dibuang karena mereka tidak berkulit putih,” tambah Fantina.

Dia menjelaskan, “AS mengirimkan lebih banyak senjata dan uang ke Ukraina. Ketika Gaza menjadi korban dengan cara yang sama, hanya saja jauh lebih buruk, dan AS, bukannya memberi rakyat Palestina sarana untuk membela diri, malah memberikan pelakunya lebih banyak sarana untuk melakukan pembantaian dan genosida. Jadi, hal ini sebagian disebabkan oleh rasisme, sebagian lagi karena keuntungan, dan sebagian lagi karena kekuasaan.”

Artikel yang diterbitkan pada Rabu menggambarkan “teror yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang terus menghantui warga Palestina di kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarem, hanya dua hari setelah tentara Israel menyelesaikan invasi selama 52 jam ke kamp tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1359 seconds (0.1#10.140)