Jenderal Top Rusia Ini Bersumpah Hancurkan NATO pada 2030
loading...
A
A
A
MOSKOW - Apti Alaudinov, salah satu jenderal top Rusia yang dikenal sebagai sekutu Presiden Vladimir Putin, telah bersumpah bahwa militer negaranya akan menghancurkan NATO pada 2030.
Mayor Jenderal Alaudinov menjadi komandan pasukan Chechnya yang bertempur di Ukraina.
Alaudinov, yang ditunjuk sebagai wakil di Direktorat Utama Pekerjaan Militer dan Politik di Kementerian Pertahanan Rusia oleh Putin, menyampaikan pernyataan tersebut dalam siaran televisi pemerintah—di mana dia berbicara dengan Olga Skabeeva, salah satu pembawa acara "60 Minutes" di saluran Russia-1.
Cuplikan penampilannya dibagikan di X oleh Anton Gerashchenko, mantan penasihat menteri dalam negeri Ukraina.
Para pejabat Rusia secara teratur melontarkan kemungkinan bahwa Moskow akan menyerang anggota NATO sebagai respons atas bantuan dan senjata yang mereka berikan kepada Ukraina dalam perang yang sedang berlangsung melawan Rusia.
“Apti Alaudinov, sekutu terdekat [pemimpin Chechnya Ramzan] Kadyrov, yang baru-baru ini ditunjuk untuk menduduki posisi di kementerian pertahanan Rusia, mengatakan kepada propagandis Rusia; Skabeeva, bahwa Rusia akan mengobarkan perang selama sisa dekade ini dan bermaksud menghancurkan NATO,” tulis Gerashchenko, seperti dikutip Newseek, Kamis (25/4/2024).
“Rusia akan menang dalam operasi militer khusus ini dan di semua medan perang lainnya,” kata Alaudinov kepada Skabeeva dalam acara televisi tersebut—menggunakan istilah yang diadopsi oleh Kremlin untuk menggambarkan perang di Ukraina, yang dimulai dengan invasi Rusia pada 24 Februari 2022.
“Ya, kami harus bekerja keras hingga tahun 2029-2030, tetapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa hasil dari operasi militer khusus ini adalah blok NATO akan lenyap dalam format yang ada saat ini,” katanya.
“Sebagian besar negara-negara tersebut, yang saat ini mengejar Amerika seperti anjing kampung, akan berlutut dan bersumpah kepada Rusia, meminta untuk diterima dalam koalisi kami.”
Alaudinov disebut oleh surat kabar investigasi Rusia; Novaya Gazeta, sebagai calon penerus pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, yang dilaporkan telah didiagnosis menderita pankreatitis nekrotikans lima tahun lalu.
"Berita tentang penyakitnya telah mendorong Kremlin untuk mencari penggantinya,” tulis media tersebut dalam laporannya pada Senin lalu.
Putin pada bulan Maret menolak segala saran bahwa negaranya dapat melancarkan serangan terhadap anggota NATO.
“Pernyataan mereka tentang dugaan niat kami untuk menyerang Eropa setelah Ukraina adalah omong kosong belaka,” katanya, sambil mencatat bahwa anggaran pertahanan Washington lebih dari 10 kali lipat anggaran pertahanan Moskow.
“Mengingat hal itu, apakah kita akan melancarkan perang melawan NATO? Ini adalah sebuah bualan," paparnya.
Namun Putin telah mengatakan sejak September 2022 bahwa Rusia akan siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan “integritas teritorialnya”. "Ini bukanlah sebuah gertakan," katanya saat itu.
Baru-baru ini, pada bulan Februari, dia memperingatkan dalam pidato kenegaraan tahunannya di Moskow bahwa kekuatan nuklir strategisnya berada dalam kondisi kesiapan penuh.
Tahun lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa jika Kyiv dikalahkan oleh Rusia, Putin dapat menyerang Polandia, salah satu anggota NATO, yang berpotensi menyebabkan Perang Dunia III.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan pekan lalu bahwa dia juga yakin kemenangan Rusia di Ukraina dapat menyebabkan Perang Dunia III.
"Jika Kyiv kalah dalam perang, sistem keamanan global akan hancur dan seluruh dunia perlu menemukan sistem keamanan baru,” kata Shmyhal dalam wawancara dengan BBC di Washington, D.C.
“Atau, akan terjadi banyak konflik, banyak jenis perang, dan pada akhirnya bisa berujung pada Perang Dunia III,” imbuh dia.
Mayor Jenderal Alaudinov menjadi komandan pasukan Chechnya yang bertempur di Ukraina.
Alaudinov, yang ditunjuk sebagai wakil di Direktorat Utama Pekerjaan Militer dan Politik di Kementerian Pertahanan Rusia oleh Putin, menyampaikan pernyataan tersebut dalam siaran televisi pemerintah—di mana dia berbicara dengan Olga Skabeeva, salah satu pembawa acara "60 Minutes" di saluran Russia-1.
Cuplikan penampilannya dibagikan di X oleh Anton Gerashchenko, mantan penasihat menteri dalam negeri Ukraina.
Para pejabat Rusia secara teratur melontarkan kemungkinan bahwa Moskow akan menyerang anggota NATO sebagai respons atas bantuan dan senjata yang mereka berikan kepada Ukraina dalam perang yang sedang berlangsung melawan Rusia.
“Apti Alaudinov, sekutu terdekat [pemimpin Chechnya Ramzan] Kadyrov, yang baru-baru ini ditunjuk untuk menduduki posisi di kementerian pertahanan Rusia, mengatakan kepada propagandis Rusia; Skabeeva, bahwa Rusia akan mengobarkan perang selama sisa dekade ini dan bermaksud menghancurkan NATO,” tulis Gerashchenko, seperti dikutip Newseek, Kamis (25/4/2024).
“Rusia akan menang dalam operasi militer khusus ini dan di semua medan perang lainnya,” kata Alaudinov kepada Skabeeva dalam acara televisi tersebut—menggunakan istilah yang diadopsi oleh Kremlin untuk menggambarkan perang di Ukraina, yang dimulai dengan invasi Rusia pada 24 Februari 2022.
“Ya, kami harus bekerja keras hingga tahun 2029-2030, tetapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa hasil dari operasi militer khusus ini adalah blok NATO akan lenyap dalam format yang ada saat ini,” katanya.
“Sebagian besar negara-negara tersebut, yang saat ini mengejar Amerika seperti anjing kampung, akan berlutut dan bersumpah kepada Rusia, meminta untuk diterima dalam koalisi kami.”
Alaudinov disebut oleh surat kabar investigasi Rusia; Novaya Gazeta, sebagai calon penerus pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, yang dilaporkan telah didiagnosis menderita pankreatitis nekrotikans lima tahun lalu.
"Berita tentang penyakitnya telah mendorong Kremlin untuk mencari penggantinya,” tulis media tersebut dalam laporannya pada Senin lalu.
Putin pada bulan Maret menolak segala saran bahwa negaranya dapat melancarkan serangan terhadap anggota NATO.
“Pernyataan mereka tentang dugaan niat kami untuk menyerang Eropa setelah Ukraina adalah omong kosong belaka,” katanya, sambil mencatat bahwa anggaran pertahanan Washington lebih dari 10 kali lipat anggaran pertahanan Moskow.
“Mengingat hal itu, apakah kita akan melancarkan perang melawan NATO? Ini adalah sebuah bualan," paparnya.
Namun Putin telah mengatakan sejak September 2022 bahwa Rusia akan siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan “integritas teritorialnya”. "Ini bukanlah sebuah gertakan," katanya saat itu.
Baru-baru ini, pada bulan Februari, dia memperingatkan dalam pidato kenegaraan tahunannya di Moskow bahwa kekuatan nuklir strategisnya berada dalam kondisi kesiapan penuh.
Tahun lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa jika Kyiv dikalahkan oleh Rusia, Putin dapat menyerang Polandia, salah satu anggota NATO, yang berpotensi menyebabkan Perang Dunia III.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan pekan lalu bahwa dia juga yakin kemenangan Rusia di Ukraina dapat menyebabkan Perang Dunia III.
"Jika Kyiv kalah dalam perang, sistem keamanan global akan hancur dan seluruh dunia perlu menemukan sistem keamanan baru,” kata Shmyhal dalam wawancara dengan BBC di Washington, D.C.
“Atau, akan terjadi banyak konflik, banyak jenis perang, dan pada akhirnya bisa berujung pada Perang Dunia III,” imbuh dia.
(mas)