Keunikan Lebanon: Presiden Harus Kristen, PM Islam Sunni, dan Ketua Parlemen Islam Syiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lebanon memiliki keunikan tersendiri dibanding negara-negara lain. Kebijakan tentang penetapan Parlemen negara ini telah diatur dalam Pakta Nasional tahun 1943.
Lebanon merupakan negara kecil yang berada di wilayah Timur Tengah. Menurut BBC, wilayah ini sering menjadi pusat konflik karena perbatasannya dengan Suriah dan Israel serta struktur komunalnya yang unik dan kompleks.
Dalam laman resmi US Department of State, pada pertengahan tahun 2022, penduduk Lebanon diperkirakan telah menyentuh angka 5,3 juta. Dalam sebuah lembaga jajak pendapat dan penelitian independen, memperkirakan bahwa 69,3 % penduduknya adalah Muslim (31,2 % Sunni, 32 % Syiah, dan 6,1 % Alawi dan gabungan Ismailiyah).
Statistik Lebanon lebih lanjut memperkirakan 30,7 % penduduknya beragama Kristen. Umat Katolik Maronit adalah kelompok Kristen terbesar dengan 52,5 % populasi Kristen, diikuti oleh Ortodoks Yunani yang sekitar 25 % dari populasi Kristen.
Konstitusi Lebanon sendiri menyatakan adanya kebebasan beragama yang mutlak sehingga setiap warganya dapat bebas menjalankan ritual keagamaan asalkan tidak mengganggu ketertiban umum.
Meski termasuk sebagai negara mayoritas Muslim di Timur Tengah, rupanya hal tersebut tak memengaruhi keunikan aturan Parlemen Lebanon yang tercantum dalam Pakta Nasional tahun 1943.
Pakta Nasional adalah perjanjian tidak tertulis yang meletakkan dasar Lebanon sebagai negara multi-agama setelah negosiasi antara kepemimpinan Syiah, Sunni, dan Maronit.
Karena negosiasi yang terdiri dari sejumlah agama inilah yang membuat beberapa poin-poin penting dalam pakta ini cukup unik. Berikut ini beberapa poin penting dari perjanjian tersebut.
1. Umat Kristen Maronit Lebanon tidak mencari intervensi Barat, dan menerima bahwa Lebanon memiliki ciri-ciri Arab
Lebanon merupakan negara kecil yang berada di wilayah Timur Tengah. Menurut BBC, wilayah ini sering menjadi pusat konflik karena perbatasannya dengan Suriah dan Israel serta struktur komunalnya yang unik dan kompleks.
Dalam laman resmi US Department of State, pada pertengahan tahun 2022, penduduk Lebanon diperkirakan telah menyentuh angka 5,3 juta. Dalam sebuah lembaga jajak pendapat dan penelitian independen, memperkirakan bahwa 69,3 % penduduknya adalah Muslim (31,2 % Sunni, 32 % Syiah, dan 6,1 % Alawi dan gabungan Ismailiyah).
Statistik Lebanon lebih lanjut memperkirakan 30,7 % penduduknya beragama Kristen. Umat Katolik Maronit adalah kelompok Kristen terbesar dengan 52,5 % populasi Kristen, diikuti oleh Ortodoks Yunani yang sekitar 25 % dari populasi Kristen.
Konstitusi Lebanon sendiri menyatakan adanya kebebasan beragama yang mutlak sehingga setiap warganya dapat bebas menjalankan ritual keagamaan asalkan tidak mengganggu ketertiban umum.
Keunikan Parlemen Lebanon
Meski termasuk sebagai negara mayoritas Muslim di Timur Tengah, rupanya hal tersebut tak memengaruhi keunikan aturan Parlemen Lebanon yang tercantum dalam Pakta Nasional tahun 1943.
Pakta Nasional adalah perjanjian tidak tertulis yang meletakkan dasar Lebanon sebagai negara multi-agama setelah negosiasi antara kepemimpinan Syiah, Sunni, dan Maronit.
Karena negosiasi yang terdiri dari sejumlah agama inilah yang membuat beberapa poin-poin penting dalam pakta ini cukup unik. Berikut ini beberapa poin penting dari perjanjian tersebut.
1. Umat Kristen Maronit Lebanon tidak mencari intervensi Barat, dan menerima bahwa Lebanon memiliki ciri-ciri Arab