UE Perketat Kebijakan Imigrasi, Ratusan Imigran Tenggelam

Minggu, 01 Juli 2018 - 10:27 WIB
UE Perketat Kebijakan Imigrasi, Ratusan Imigran Tenggelam
UE Perketat Kebijakan Imigrasi, Ratusan Imigran Tenggelam
A A A
ROMA - Lebih dari 100 imigran tenggelam di perairan barat Libya setelah kapal yang mereka tumpangi kelebihan muatan.

Tragedi itu berlangsung di tengah upaya Uni Eropa (UE) untuk memperketat kebijakan imigrasi. Pasukan penjaga pantai Libya hanya mampu menyelamatkan 16 orang pada Jumat (29/6) waktu setempat.

Sedangkan tiga bayi berusia di bawah lima tahun tidak bisa di selamatkan. Berdasar ke terangan korban selamat, kapal itu mengangkut 125 pengungsi. “Saya melihat banyak orang terbakar,” kata korban selamat Mari Swileh, pengungsi dari Yaman, dilansir Reuters.

“Saya kehilangan semua kawan dari Yaman. Lima orang tenggelam,” sebutnya. Dalam beberapa hari terakhir, pasukan penjaga pantai Libya menyelamatkan lebih dari 300 imigran dari dua kapal pengungsi di timur Tripoli. Kapal tersebut awalnya hendak menuju Italia, tetapi tidak diizinkan berlabuh dan tidak men dapatkan pertolongan kapal Italia atau kapal internasional. Mereka terpaksa kembali ke perairan Libya.

Sepanjang 2018 sudah 10.200 imigran dikembalikan ke Libya. Lebih dari 2.000 dikembalikan sejak pekan lalu. Selain Libya, upaya penyelamatan dan pencarian korban hanya mengandalkan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan beberapa lembaga nirlaba.

“Jenazah tiga anak itu yang berusia di bawah lima tahun sudah diamankan. Mengenai berapa banyak korban tewas dan hilang, kita belum mengetahuinya,” kata juru bicara IOM untuk Libya, Christine Petre, kepada CNN.

Oscar Camps, pemimpin lembaga nirlaba Proactiva Open Arms, mengeluhkan pasukan penjaga pantai Italia yang tidak merespons dan memberikan bantuan bagi imigran di lautan lepas. “Lebih dari 100 orang meninggal. Kita sedih, mereka meninggal karena tidak ada kapal penyelamat,” kata Camps. Lembaga kemanusiaan Doctors Without Borders, atau Medecins Sans Frontieres, menyerukan pemimpin negara-negara UE untuk menunjukkan rasa kemanusiaan guna mencari korban hilang di laut.

Minimal mereka harus memperhatikan keselamatan para imigran. Berdasarkan kesepakatan Dewan Eropa di Brussels, UE akan membentuk pusat imigrasi di luar Eropa untuk membendung imigran dari Libya. Mereka juga akan mengintensifkan upaya menghentikan operasional para penyelundup yang beroperasi di Libya.

Para pemimpin UE juga telah mencapai kesepakatan mengenai berbagi tanggung jawab untuk menampung imigran agar lebih adil di seluruh anggota blok itu. Tapi, masih banyak perbedaan pendapat di antara anggota UE. “Tidak ada jaminan kalau kesepakatan itu akan berjalan dengan baik,” kata Presiden UE Donald Tusk.

Apalagi, Prancis dan Austria menolak untuk menjadi pusat penampungan imigran. Para pemimpin UE bahkan saling melempar tanggung jawab siapa yang bertanggung jawab atas penyelamatan para imigran di lautan. Kelompok pejuang hak asasi manusia (HAM) yang menuding para pemimpin UE tidak memiliki rasa perikemanusiaan. Krisis imigran kali ini dipicu dengan terbentuknya pemerintah antiimigran di Italia yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Italia Giuseppe Conte.

Dia adalah pihak yang paling senang dengan kebi jak an UE memperketat perbatasan setelah proses negosiasi yang lama. Sejak Conte berkuasa, dia sudah tuli dengan seruan untuk membantu para pengungsi yang sekarat di lautan. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3718 seconds (0.1#10.140)